Bab 58Bertemu mertua dan CarisaJarak dari perusahaan menuju rumah Cinta hanya memakan waktu sepuluh menit."Assalamualaikum." Cinta mengucap salam dan mempersilahkan Daniel masuk ke dalam rumahnya."Waalaikumsalam." Terdengar jawaban dari dalam.Ayah dan Ibu Cinta membuka pintu dan melihat Cinta bersama seorang lelaki.Ayahnya mengerutkan keningnya melihat penampilan Daniel yang tidak seperti orang-orang biasanya. Itu dikarenakan Daniel mengenakan tuksedo berwarna cream, ayahnya merasa heran karena selama ini, Cinta tidak pernah bergaul dengan lelaki yang memakai jas dan terlihat seperti bule."Ayah, Ibu, kenalkan. Ini bos Cinta di kantor." Cinta memperkenalkan Daniel pada kedua orang tuanya."Assalamualaikum, Ayah, Ibu … saya Luckynai. Panggil Nai saja. Saya pemilik perusahaan Wong Corp. Tempat Cinta bekerja." Daniel menyalami kedua orang tua Cinta.Ayah Cinta kagum melihat kesopanan pemuda yang berada dihadapannya ini, lelaki yang memiliki pangkat tertinggi di perusahaan, mencium
Bab 59"Apa kamu tidak terlalu lelah, Nak?" Pak Ruslan menatap Cinta dengan penuh khawatir."Tidak apa-apa, Ayah … aku bisa mengkondisikan, aku akan menjaga kesehatan." Cinta menggenggam tangan ayahnya dengan erat, memberi keyakinan pada lelaki paruh baya tersebut."Kalau keputusanmu begitu, tentu saja ayah izinkan!" ujar Pak Ruslan tersenyum."Mama kan, baru dua hari di sini. Kok mau pergi lagi?" Carisa protes dan melotot tajam ke arah Daniel."Besok, mama pulang kesini lagi, Sayang. Carisa mau mama beliin apa?" Cinta membujuk Carisa dan membelai wajah putrinya itu dengan penuh kasih sayang."Apapun yang Carisa mau, mama mau beliin?" ujar Carisa bersemangat."Apapun. Om akan belikan untuk Carisa," Daniel terlebih dahulu menjawab, sebelum Carisa bersuara."Ihhhh … Carisa mau minta beliin sama Mama, bukan sama kamu!" Carisa melotot ke arah Daniel dan menghentakkan kakinya kesal."Sayang … gak boleh ngomong gitu, Nak." Cinta mendudukkan kembali Carisa di pangkuannya."Tidak apa-apa. Nan
Bab 60Gairah Daniel vs pertahanan CintaDaniel meninggalkan Cinta ke luar kamar, khawatir akan tergoda melihat Cinta yang tertidur pulas.Namun, pikiran kotor kembali merasukinya."Hey, Daniel, sudah saatnya kamu memiliki istrimu, dia halal untukmu, sudah saatnya kamu menaklukkannya" pikiran itu terus berkelana membuat Daniel kembali membuka pintu kamar dan mendekati Cinta yang tergeletak dan tertidur pulas di atas ranjang.Tatapan mata Daniel kembali tertuju pada kancing baju bagian atas yang tadi dia buka. Ia naik ke atas ranjang, menelusuri wajah Cinta yang memang sangat cantik.Daniel mendekatkan wajahnya, mengecup bibir Cinta dengan lembut. Menyesapnya dengan perlahan, dan satu tangannya mulai membuka kancing bagian kedua kemeja Cinta. Daniel menurunkan kecupannya ke arah leher jenjang Cinta."Mmmhhh ...." Desahan kecil keluar dari bibir Cinta.Daniel kembali mengecup bibir Cinta dengan rakus. Cinta membuka matanya, dan mendapati Daniel mengecup bibirnya. Cinta tersentak kaget k
Bab 61"A_aku …." Cinta menatap Daniel dengan tatapan sendu. CupDaniel mengecup bibir Cinta, memberikan kenyamanan padanya."Ssssttt … jangan katakan apapun. Cukup peluk aku, dan biarkan aku membuatmu nyaman." Daniel menarik Cinta ke dalam pelukannya. Mendekap erat istrinya sampai suara Isak tangis mereda."Aku bisa melihat dan merasakan cintamu, Sayang … tapi aku tidak tau, mengapa kamu tidak bisa mengungkapkannya." guman Daniel di dalam hati.***Cinta masih membenamkan dirinya di dalam pelukan Daniel. Perasaan nyaman membuat Cinta tidak ingin melepaskan pelukan tersebut. Daniel mengurai pelukannya, menatap Cinta dengan penuh kasih sayang."Maaf, karena aku selalu memintamu untuk mengatakan cinta padaku. Maaf, jika itu membuatmu terluka," ucap Daniel seraya mengusap sisa air mata Cinta. Daniel merasa bersalah karena tadi telah mendesak Cinta untuk mengucapkan kata cinta. Ia tidak menyangka, hal itu membuat istrinya itu merasa tertekan dan menderita."A_aku …" Cinta masih berucap
Bab 62Ciuman untuk DanielDaniel merasakan seseorang memeluknya dari belakang. Seseorang menyandarkan kepalanya di punggung Daniel, memeluk tubuhnya dengan erat. Daniel membalikkan badannya, dan tersenyum menatap Cinta yang memeluk pinggangnya dengan erat."Ada apa, Sayang?" Daniel membelai rambut Cinta dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya mematikan kompor.Cinta hanya menggelengkan kepalan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.Daniel menangkup wajah Cinta dengan kedua tangannya. Lalu mengecup kening dan ujung hidung Cinta dengan lembut sehingga Cinta memejamkan matanya, menikmati debar jantungnya yang mulai tak karuan."A_aku merindukanmu," ucap Cinta menatap manik mata Daniel. Menyelami sorot mata yang tajam namun sangat meneduhkan."Aku juga merindumu, Sayang … sangat rindu …" Daniel meraup bibir Cinta dengan bibirnya. Menyesap dengan sangat hati-hati. Cinta kembali memeluk Daniel dengan erat."Bisakah aku berada di sini lama-lama?" ucap Cinta membenamkan kepalanya di d
Bab 63Pagi itu Cinta dan Daniel kembali ke perusahaan cabang. Daniel meminta Andi memarkirkan mobil di deretan toko perhiasan ternama."Kita ngapain kesini?" tanya Cinta merasa heran ketika Daniel mengajaknya turun menuju sebuah toko perhiasan."Membeli sesuatu untuk my princes!" Ujar Daniel menggenggam erat tangan Cinta."Princes?" Cinta menahan tangan Daniel dengan cemberut."Princes siapa?" Cinta mengulang pertanyaannya seraya menatap tajam ke arah Daniel dan menghentikan langkahnya."Tentu saja Princesku." jawab Daniel melanjutkan langkah kakinya .Cinta akhirnya mengikuti langkah kaki suaminya itu memasuki toko perhiasan yang teramat sangat mewah tersebut.Daniel terlihat serius memandangi deretan set perhiasan anak perempuan. Lalu pandangannya tertuju pada set perhiasan dengan bandul boneka beruang bernama choco. Daniel tersenyum melihat aksesoris dengan karakter Boneka yang pemiliknya bernama Rubby tersebut."Saya mau yang itu, Kak!" Daniel menunjuk perhiasan tersebut.Karyawa
Bab 64Carisa kecelakaanTanpa berpikir panjang, Cinta meminta Andi untuk membawa Carisa ke dalam mobil. Mereka lalu melarikan Carisa ke Rumah Sakit.Cinta merasakan dadanya sesak melihat kondisi Carisa. Carisa masih tidak sadarkan diri."Selamatkan anakku Ya Allah ....""Tenang, Bu! Semoga putri ibu tidak apa-apa." Ujar Bidan sambil memegang infus yang tersambung ke tangan Carisa."Andi, cepat!" Seru Cinta dengan suara parau. Perasaan Cinta teramat sangat tidak karuan, Ia takut terjadi sesuatu yang sangat buruk pada putri semata wayangnya itu, sehingga air mata tak henti-hentinya mengalir dari pelupuk matanya.Cinta terus memeluk Carisa dengan erat dengan sesekali menyeka keringat dingin yang mulai keluar dari tubuh bocah kecil itu.Melihat keadaan cinta yang teramat sangat cemas, Andi melajukan mobil dengan kecepatan tinggi sehingga perjalanan yang seharusnya ditempuh selama satu jam mampu ditempuh hanya dalam tiga puluh menit. Andi juga memasang suara sirine ambulance dari mobil, a
Bab 65BraakkkDaniel memukul meja dengan keras, emosi tidak bisa ditahannya mendengar perkataan Pak Karta."Maaf Pak Karta, anda salah jika meminta saya memecat cinta, karena saya mengenal cinta dengan baik. Dia bukan orang seperti yang Bapak tuduhkan. Dia memang miskin, tapi dia tidak miskin akhlak. Dia juga seorang pekerja keras, bukan seorang pencuri. Dia memang bukan pejabat, tapi setidaknya dia tidak menggunakan kekuasaannya untuk menindas orang yang lemah." Daniel berdiri dan merapikan jasnya."Iqbal!" Daniel memanggil Iqbal yang berada di luar ruangan. Iqbal datang dengan tergopoh-gopoh."Saya, Pak Nai," sahut Iqbal dengan hormat."Siapkan sepeda motor, saya akan berangkat ke rumah sakit. pak Karta, silakan tinggalkan ruangan saya,karena saya ada urusan yang jauh lebih penting daripada membicarakan hal yang tidak jelas seperti ini!" ujar Daniel melenggang pergi meninggalkan Pak Karta di dalam ruangannya.Pak Karta mengepalkan tangannya, sorot matanya mengandung kebencian kepa