Levin mengetuk pintu kamar Revel dan masuk perlahan, menatap sekeliling. Ada beberapa barang yang sudah tidak ada di tempatnya lagi karena akan dibawa oleh Revel ke Melbourne. Kamar putranya terlihat lebih rapi dan lapang membuat Levin sadar kalau kepergian putranya hanya tinggal menghitung jam.
“Apa kamu yakin sudah tidak ada yang ketinggalan?”Pertanyaan sang papa membuat Revel terdiam.‘Ada, Pa. Jill.’Tentu saja itu hanya jawaban Revel di dalam hati.“Yakin, Pa. Semua yang penting sudah aku bawa, sisanya tinggal beli di Melbourne.”“Okay. Papa nggak nyangka akan kembali jauh dari kamu. Dan kenapa harus Melbourne lagi? Melbourne membuat Papa teringat dengan masa muda Papa dan Mama kamu, Revel,” desah Levin lirih.“Karena Melbourne adalah tempat yang berharga untukku, Pa. Melbourne adalah negara dimana aku pertama kali bertemu dengan Papa dan lagi Papa masih ingat kan sama ceritaku kalau aku juga pertama kali mengenal Jill di Melbourne? Jadi bisa dibila“Jadi, gimana kesan pertama lo hadapin Keanu, Claire?” tanya Nick saat Valerie dan Claire sedang berbincang di ruang kerja Levin, melalui video call. Ruangan teraman agar pembicaraan mereka tidak diketahui oleh anak-anak. Bahaya kan jika Keanu sampai mengetahui rencana yang sedang mereka jalankan, bisa jadi anak itu semakin sulit diatur! Hmm… padahal Nick sedang di Singapura dan panggilan internasional pasti akan menghabiskan banyak pulsa, tapi Nick mana peduli? Pengusaha memang beda! “Well, harus gue akuin rasanya luar biasa. Kayak lagi naik roller coaster di trans studio! Sumpah, anak-anak gue nggak pernah ada yang bikin gue pusing kayak Keanu, Nick!” jawab Claire membuat Nick dan Valerie terkekeh. “Tapi belum kapok kan?”“Nggaklah. Tenang aja.”“Lalu menurut lo, bagaimana respon Keanu tadi?” selidik Nick, ingin tau apakah putranya memiliki respon yang sama jika sedang dinasehati oleh Claire, atau sama saja?“Ya begitulah. Gue udah nasehatin tapi perlu w
Levin memeluk tubuh istri dan juga kedua anaknya yang berada di sisi kiri dan kanan. Berusaha menjadi pilar di saat semuanya sedang merasa sedih seperti sekarang ini.“Jangan sedih, nanti kalau liburan Revel pasti kembali ke Jakarta,” hibur Levin dengan suara lirih. Tidak dapat dipungkiri kalau dirinya juga merasa sedih, karena ini pertama kalinya Levin melepas Revel untuk bepergian jauh. Beda halnya dengan dulu saat Levin belum mengetahui kehadiran Revel.“Kita pulang sekarang ya,” ajak Levin yang dituruti oleh istri dan kedua anaknya.Valerie menyambut Claire yang baru saja pulang dan tampak begitu sedih.“Jangan sedih, Claire. Revel kan hanya pergi sementara waktu,” hibur Valerie yang memang sengaja tidak ikut ke bandara, ingin memberi keleluasaan bagi keluarga kecil itu untuk bersama secara lengkap tanpa kehadiran orang lain. Tidak dapat dipungkiri, sedekat apapun hubungan mereka, Valerie bukanlah keluarga yang sebenarnya meski hubungan mereka seerat keluarg
“Jill? Are you okay?” panggil Gwen saat melihat sahabatnya masih terdiam meski Claire dan Levin sudah pergi sejak beberapa menit yang lalu. Tidak ada respon, apa sahabatnya itu masih shock karena perlakuan ketus sang tuan rumah?Jujur saja saat melihat kepergian sang tuan rumah, Gwen merasa lega, rasanya seperti baru terbebas dari kurungan penjara! Sikap tante Claire yang ketus membuat Gwen langsung mengkerut ketakutan! Jangankan membantu Jill, untuk mengucapkan satu kalimat saja Gwen tidak berani!Ternyata tante Claire jauh lebih menyeramkan daripada Jill. Hih, takut!‘Tidak heran kalau om Levin jadi suami yang penurut, ternyata istrinya galak!’ batin Gwen.Jill menggeleng, otaknya masih berpikir keras. Kindergarten School of Melbourne. Revel. Kalimat itu berputar berulang kali di pikirannya. Bergantian. Seolah sedang meminta Jill untuk mengingat-ingat masa kecilnya yang sudah berlalu belasan tahun.“Jill?” panggil Gwen dengan nada khawatir, apalagi Jill sama se
“Keanu kamu kenapa berantem lagi sih?” tanya Valerie setibanya di sekolah, stress melihat kondisi Keanu yang berantakan.“Dia ngatain aku banci karena nggak ngelawan, Ma! Dan karena aku bukan banci makanya aku lawan, lagian dia juga bully anak yang lain,” balas Keanu tanpa ragu, bahkan berani menatap Valerie tanpa rasa takut setelah membuat temannya babak belur. Mendengar jawaban Keanu yang begitu santai, bukan hanya Valerie yang pusing tapi Claire juga langsung memegang kepalanya yang begitu pening. Baru tinggal di rumahnya selama dua hari tapi sudah dipanggil ke sekolah dua kali pula! Ampun! Jangan sampai Claire harus datang setiap hari ke sekolah kalau begini caranya.“Maaf, Ibu Valerie dan Ibu Claire. Rasanya kami sudah tidak bisa lagi membiarkan Keanu sekolah disini. Karena kenakalannya sudah diluar batas dan kami sebagai guru tidak bisa lagi mengatasi kenakalannya,” ucap kepala sekolah dengan raut putus asa. Mungkin merasa gagal karena tidak bisa mendidik anak mur
“Keanu, jangan kamu pikir Aunty tidak akan marah dengan sikap kamu barusan ya. Meski Aunty membela kamu di depan orang-orang tadi bukan berarti kamu tidak salah! Kamu memiliki kesalahan yang sama besarnya dengan mereka karena lagi-lagi menggunakan kekerasan! Aunty sangat tidak suka sikap seperti itu. Apa kamu tidak paham dengan apa yang kemarin Aunty bicarakan?” tegur Claire dengan tangan bersedekap di depan dada sedangkan Keanu hanya menunduk, jadi ngeri sendiri melihat sikap auntynya yang begitu ketus, apalagi mama Valerie hanya menatapnya, tidak ada tanda-tanda ingin membantu!Keanu pikir dirinya memiliki sekutu yang membelanya, tapi ternyata tidak semudah itu! Dirinya tetap mendapat omelan!Biasanya yang Keanu tau, aunty Claire adalah sosok yang humoris dan ceplas ceplos, tapi siapa yang menyangka kalau saat marah bisa menakutkan seperti ini? Berbeda jauh dengan mama Valerie yang selalu lembut meski dirinya berbuat salah!“Keanu! Apa kamu dengar ucapan Aunty?” tegur
Revel menatap penthouse milik papanya di Melbourne. Penthouse yang dulu pernah didatanginya selagi masih kecil. Sebelum orangtuanya memutuskan kembali, menikah dan tinggal di Jakarta. Penthouse penuh kenangan.Revel membaringkan tubuhnya di sofa empuk. Rasa lelah menjalar ke tubuhnya karena perjalanan panjang yang baru saja ditempuhnya. Dan saat ini pikirannya kembali pada Jill. Ralat. Bukan saat ini, tapi memang setiap saat Revel belum bisa melupakan Jill! Wanita itu selalu hadir di benak Revel terus menerus.Lagipula tidak mungkin mudah melupakan wanita yang sudah terpatri sejak lama di dalam hati kan? Begitu juga dengan Revel! Setelah belasan tahun menanti dan memikirkan Jill, wajar jika dirinya belum dapat melupakan wanita itu sekarang.“Lo pasti bisa jalanin hidup lo disini dengan baik, Revel. Fokus kuliah aja dulu. Ingat ucapan Papa Mama, kalau misal jodoh nggak akan kemana kok. Mereka kan udah jadi contoh nyatanya,” gumam Revel bermonolog sendiri, membesarkan hati
“Keanu, kamu harus siap-siap sekarang, kita berangkat 20 menit lagi!” perintah Valerie.Keanu memberengut kesal karena tidak bisa melawan ucapan sang mama, entah kenapa sekarang Keanu merasa sikap mama Valerie berubah dan hal itu membuat Keanu enggan membantah. Tidak heran kalau Keanu langsung berbalik masuk ke dalam kamar untuk bersiap-siap. Tidak ingin lagi kena omel atau ceramah di pagi hari! “Mama harap di sekolah baru ini kamu tidak lagi menjadi tukang pukul!” tegas Valerie.Hening, tidak ada jawaban.“Apa kamu dengar ucapan Mama barusan, Keanu?” “Dengar, Ma.”“Mama tau kamu pasti merasa kesal dengan keputusan kami sekarang, tapi Mama dan Aunty hanya ingin yang terbaik untuk kamu,” ucap Valerie dengan nada yang mulai lembut membuat Keanu terdiam. Inilah nada asli sang mama sebelum berganti dengan nada tegas yang terjadi akhir-akhir ini! “Keanu, seperti ucapan Mama kamu barusan, kami hanya ingin yang terbaik untuk kamu. Meski kamu bukan anak kandun
Jill bergerak mencari koper dan memasukkan segala macam pakaian serta keperluannya yang lain. Begitu bersemangat karena teringat akan kembali bertemu dengan Revel. Padahal belum ada seminggu mereka tidak bertemu, tapi kenapa Jill sudah begitu merindukan Revel? Gawat! Masa iya sekarang gantian jadi Jill yang bucin sih?Tidak boleh! Jill harus memastikan perasaan Revel lebih dulu. Jika tidak, akan semakin sulit bagi Jill untuk melepaskan diri dari pesona Revel! Tapi masalahnya, hati dan logika Jill bertabrakan! Tidak bisa diajak kompromi! Tidak bisa diajak bekerja sama! ‘Udah, sekarang jangan pikirin macam-macam dulu! Yang harus gue lakukan sekarang adalah berangkat ke Melbourne secepatnya dan pastiin agar Revel masih bisa terima dan maafin gue! Itu yang terpenting, yang lain abaikan dulu!’ batin Jill. ***“Bagaimana Keanu?” tanya Nick sekembalinya dari Singapura setelah hampir dua minggu sengaja menghilang untuk melancarkan rencana Claire.“So far aman sih. Dari