Share

Bab 8. Rahasia Dibalik Sandwich

Seorang pria yang sudah dikenal Nathan langsung masuk, ia nampak terkejut melihat Nathan yang terbatuk-batuk, ia melihat ke atas meja, terhidang beberapa potong sandwich yang terlihat menggugah selera. Nathan segera meraih gelas dan meneguk air putih untuk menetralisir tersedaknya.

“Brengsek! Kenapa masuk nggak ketuk pintu dulu?” hardik Nathan.

Lelaki yang baru datang itu menggaruk rambutnya sambil nyengir, “He he, sorry bos, aku lupa,” jawab Michael polos. Tanpa disuruh ia langsung duduk di samping Nathan.

“Wah, sepertinya lezat, Tan. Aku nggak ditawari, nih?” Rengek Michael sambil menatap sandwich di meja.

“Memang belum sarapan, Mike?” tanya Nathan melanjutkan makannya, Michael menggeleng.

“Ya sudah, ambil sepotong aja, jangan lebih,” tegas Nathan.

“Ha ha ha, sejak kapan bos yang satu ini pelit sama sarapan, biasanya kalau  makanan langsung dikasih aku untuk dihabiskan.” Michael tertawa sambil menggerutu, namun tangannnya aktif meraih sepotong sandwich.

“Ck, berisik! Ini beda, ini spesial.” Kedua pria itu sibuk mengunyah makanan di atas meja hingga ludes tak bersisa.

“Tan, enak banget. Pesan di mana? aku mau pesan juga besok.” Michael berkata serius.

“Enak, kan?” tanya Nathan sambil tersenyum.

“Nagih,” jawab Michael, “beli di mana? aku mau pesan.” Nathan tidak menjawab, pria itu hanya tersenyum.

“Ya elah, Tan. Aku mau beli sendiri, gak minta ditraktir, kasih aku nomor teleponnya aja, aku mau pesan.”

“Ck, apa sih, Mike. Itu kan hanya sandwich, kamu bisa pesan di mana pun.” Nathan beralasan, ia tidak mungkin mengatakan kalau itu buatan Nina, belum waktunya sahabatnya ini tahu.

“ini beda, Tan. Seperti buatan chef terkenal.” Michael berkata serius, “kamu tahu kan, aku tuh penggila kuliner, jadi bisa tahu mana buatan tangan orang biasa, mana buatan seorang chef.”

Nathan tertawa mendengar analisa sahabatnya, Michael tertegun manakala Nathan menjelaskan kalau itu hanya buatan tangan biasa, bukan chef. Namun Nathan berkeras tidak memberitahu, membuat Michael semakin penasaran.

“Tenang saja, besok akan aku pesankan lagi, kamu datang saja ke mari,” ujar Nathan.

“Serius, Tan?” tanya Michael berbinar, Nathan mengangguk, “eit, tapi ada syaratnya,” imbuh Nathan. Michael menatap sahabatnya penuh tanya. “Ketuk pintu dulu sebelum masuk, kamu hampir saja membuat aku mati karena tersedak.”

Michael tak bisa menahan tawanya, ia terbahak-bahak melihat tingkah aneh sahabatnya itu, “Okay, boss. Sorry.”

Kedua sahabat sekaligus sepupu itu pun terlibat perbincangan serius, apalagi kalau bukan masalah pribadi Nathan dengan keluarganya.

“Hmm, jadi begitu?” gumam Nathan.

“Benar, Tan. Kamu harus meyakinkan kakek supaya hubungan formalitas kalian segera diakhiri.” Michael berpendapat, ia merasa gerah melihat wanita yang secara formalitas menjadi bagian keluarga besarnya, namun tingkahnya sangat bertolak belakang dengan prinsip keluarga besar mereka.

“Kakek nggak akan bisa berbuat apa-apa, Mike. Karena term and conditions nya sudah jelas, jika aku menikah dengan gadis yang aku cintai dan mencintai aku, maka hubungan formalitas itu akan berakhir dengan sendirinya.” Nathan menegaskan.

“Iya tapi sampai kapan, Tan. Kamu sendiri seperti gunung es begitu sama perempuan, bagaimana kamu akan bisa mendapatkan cinta sejati. Tiap hari ngedate sama berkas-berkas terus,” keluh Michael, ia prihatin dengan kehidupan sahabatnya ini.

Nathan tersenyum menatap sahabatnya, “Tenang, Bro. Matahari hangat akan segera melelehkan bongkahan es itu, saat itu musim semi akan tiba, bunga-bunga akan bermekeran indah.” Nathan menepuk bahu Michael yang terbengong-bengong mendengarkan ucapan sepupunya itu.

Nathan bergegas ke luar untuk meeting dengan klien, sebelumnya ia berpesan pada Emi agar siang nanti Richard dan Nina harus sudah siap mempresentasikan laporan mereka.

“Emi,” panggil Mike yang masih terdiam membeku di ruangan Nathan.

“Iya, Pak Mike,” jawab wanita itu sigap.

“Apa bos kamu salah minum obat?” tanya Mike dengan kebingungannya.

“Maksudnya bagaimana, Pak?” jawab Emi heran, “Pak Nathan sehat-sehat saja, jadi tidak meminum obat apa pun.”

Michael menghela napas, “Maksudku ada yang aneh sama bos kamu itu, kata-katanya barusan bukan seperti ucapan seorang Nathan.”

“Maaf, Pak. Kalau mengenai kata-kata itu saya tidak mengerti, tapi aktifitas pak Nathan biasa saja, tidak ada yang aneh.” Emi terdiam sejenak, “oh iya, bedanya pagi ini Pak Nathan sarapan sandwich.”

“Nah sandwich,” potong Michael, rasa penasarannya kembali muncul, “Nathan pesan sandwich di mana?”

“Itu tidak pesan, Pak. Tapi kiriman dari seseorang,” ucap Emi.

“Seseorang? Siapa?” tanya Michael semakin bingung.

“Maaf, Pak. Saya tidak bisa memberitahukan.” Emi akan selalu mejaga rahasia bosnya, itu adalah bagian dari tugasnya. “Saya permisi, Pak. Masih banyak yang harus saya kerjakan.” Wanita itu pun segera berbalik, meninggalkan Michael yang masih kebingungan.

“Tunggu-tunggu, Emi!”  Michael bergegas mengejar Emi. Wanita itu berhenti, lalu menatap Mike.

“Apakah yang mengirim perempuan?” tanya Michael.

“Ya, perempuan,” jawab Emi datar, ia bergegas melangkah dengan kaki panjangnya. Michael mengangguk-angguk sambil tersenyum.

“Sepertinya si Nathan sudah menemukan tambatan hatinya, tapi gadis mana yang tahan sama gunung es itu, tapi ini menarik, aku harus cari tahu, sepertinya ada rahasia dibalik sandwich lezat itu,” gumam Michael, lelaki yang berprofesi sebagai lawyer itu bergegas meninggalkan kantor Nathan.

Emi secara terpisah memberitahukan pesan Nathan pada Nina dan Richard.  Asisten Nathan itu juga memberikan sebandel berkas yang telah ia buat salinan hard copy dari laporan proposal yang dibuat Nina.

Jam makan siang pun tiba, Laura segera mengajak Nina makan siang bersama, seperti biasanya. Nina tidak banyak bicara, gadis cantik yang biasanya energik itu menjadi pendiam, terlihat ada kemurungan dan kegugupan di wajah cantiknya.

“Nina, kamu kenapa?” tanya Laura bingung. Belum sempat Nina berucap, tiba-tiba seorang pria telah berdiri di depan mereka.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mila Comel
serruuuu banget jadi kepo sama ending nya nih gimana mhuhehehe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status