Share

Bab 316

Author: perdy
last update Last Updated: 2025-07-03 23:53:04

Adrian berdiri diam di depan pintu apartemen Alena, menggenggam buket mawar putih dengan gugup. Sudah dua hari ia merangkai kata-kata dalam kepalanya, memutar ulang setiap kalimat, mencoba memastikan semuanya terdengar tulus. Hampir dua minggu berlalu sejak terakhir kali mereka bicara dengan benar, dan selama itu, ketidakhadiran Alena membuat Adrian sadar: perannya dalam hidupnya lebih besar dari yang ia sadari.

Pintu terbuka. Alena berdiri di sana dengan ekspresi yang datar—terkontrol.

“Adrian.”

“Alena, aku tahu kamu minta waktu sendiri. Tapi... aku benar-benar butuh bicara sama kamu.”

“Bicara soal apa?”

“Soal kita. Soal Claire. Soal semuanya.”

Alena terdiam sebentar, lalu menepi dan memberi jalan masuk. “Lima belas menit.”

“Terima kasih.”

Adrian melangkah masuk. Apartemen itu masih terasa familiar, tapi ada sesuatu yang berubah. Lebih sepi. Lebih dingin. Beberapa foto mereka masih tergantung di dinding, tapi ada juga yang ditelungkupkan menghadap ke belakang.

“Alena,” ucap Adrian sa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 350

    Alena mengangguk pelan. "Aku merasa seperti orang yang paling egois di dunia. Reno mencintaiku dengan tulus, tapi aku... aku tidak pernah benar-benar menghargainya. Aku selalu menganggapnya as granted.""Len, boleh aku tanya sesuatu yang mungkin kasar?" Maya meraih tangan Alena. "Kamu sedih karena kehilangan Reno, atau kamu sedih karena kehilangan kenyamanan hidup yang dia berikan?"Pertanyaan itu membuat Alena terdiam. Ia mencoba merefleksikan perasaannya dengan jujur. Apa yang paling ia rindukan dari Reno? Sosoknya sebagai individu, atau peran yang ia mainkan dalam hidupnya?"Aku... aku tidak tahu lagi, May. Mungkin keduanya?" Alena mengusap wajahnya yang lelah. "Aku merindukan senyumnya yang hangat. Aku merindukan cara dia memelukku ketika aku stress. Aku merindukan suaranya yang menenangkan ketika ia menceritakan hari-harinya di kantor. Tapi aku juga merindukan perasaan aman yang ia berikan. Perasaan bahwa akan selalu ada seseorang yang menerimaku apa adanya.""Dan sekarang kamu k

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 349

    Tiga hari telah berlalu sejak malam itu di rumah Maya. Tiga hari sejak Alena kembali ke apartemennya yang kini terasa asing dan dingin. Setiap langkah kakinya di lantai parket yang dulu terasa hangat kini menggema dengan kekosongan yang menusuk.Apartemen itu masih menyimpan jejak-jejak Reno di mana-mana. Cangkir kopi favoritnya masih tergeletak di wastafel dapur, belum sempat ia cuci sebelum pergi ke café malam itu. Buku-buku ekonomi yang selalu ia baca masih tertata rapi di rak, dengan bookmark yang masih menandai halaman terakhir yang ia baca. Bahkan aroma cologne-nya masih samar tercium di sofa tempat mereka biasa menonton film bersama setiap weekend.Alena duduk di ujung tempat tidur, menatap kosong ke arah lemari yang masih menyimpan beberapa kemeja Reno. Kemeja biru muda yang selalu ia pakai saat meeting penting. Kemeja putih yang ia kenakan di dinner pertama mereka. Kemeja kotak-kotak yang membuatnya terlihat lebih muda dan santai di hari libur.Seharusnya ia sudah membereskan

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 348

    Café itu kini terasa begitu sunyi, seolah-olah kehangatan yang selama ini mengisi ruang itu telah pergi bersama Reno. Alena masih terduduk di kursi yang sama, menatap kosong ke arah pintu tempat sosok pria yang telah mencintainya dengan tulus selama dua tahun itu menghilang. Air matanya mengalir tanpa suara, membasahi pipinya yang pucat.Kekosongan itu terasa begitu nyata, seperti lubang besar di dadanya yang tidak bisa diisi oleh apapun. Reno benar – ia memang sudah kehilangan dirinya sejak lama, bahkan sebelum mereka berpisah hari ini. Yang tersisa hanyalah cangkang kosong dari seorang Alena yang dulu penuh dengan semangat hidup."Miss, apakah masih mau memesan sesuatu?" suara pelayan yang sopan memecah lamunannya.Alena mengangkat wajah, baru menyadari bahwa café sudah mulai sepi. Jam di dinding menunjukkan pukul delapan malam – mereka telah berbincang lebih lama dari yang ia kira. "Tidak, terima kasih. Saya... saya akan pergi."Tapi kakinya terasa begitu berat ketika ia mencoba be

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 347

    "Ya. Kamu kehilangan api dalam dirimu. Kamu kehilangan gairah. Kamu kehilangan... kamu." Reno menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca. "Dan aku pikir, itu karena kamu sudah sembuh dari trauma bersamanya. Tapi ternyata, kamu tidak sembuh. Kamu hanya mati rasa.""Aku tidak mati rasa.""Kapan terakhir kali kamu tertawa lepas? Kapan terakhir kali kamu marah sungguhan? Kapan terakhir kali kamu menangis karena bahagia?" Reno menggelengkan kepalanya. "Kamu hidup dalam mode survival, Alena. Dan bersamaku, kamu merasa aman untuk terus hidup seperti itu.""Mungkin memang begitu yang aku butuhkan.""Bukan. Kamu butuh seseorang yang membuatmu merasa hidup. Bahkan jika itu artinya kamu harus menderita.""Aku tidak mau menderita lagi.""Kamu sudah menderita. Selama dua tahun ini, kamu menderita dalam diam. Kamu menderita karena mencoba menjadi seseorang yang bukan dirimu."Alena mengusap air matanya dengan punggung tangan. "Lalu apa yang harus kulakukan? Kembali padanya? Kembali ke siklus toksik y

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 346

    Bab 283: Keretakan di HatiAlena terdiam, tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaannya yang begitu kacau. Dia ingin mengatakan bahwa ia masih mencintai Reno, tetapi kenyataannya jauh lebih rumit dari itu. Cinta yang ia rasakan untuk Reno sudah mulai memudar sejak ia terlibat dengan Adrian, dan ia merasa bahwa ia telah menghancurkan semua yang baik dalam hidupnya."Reno..." suaranya bergetar, hampir seperti bisikan. "Aku tidak tahu lagi apa yang aku rasakan."Mata Reno menatapnya dengan campuran kekecewaan dan pengertian. Selama dua tahun bersama, ia sudah belajar membaca setiap ekspresi wajah Alena. Dan sekarang, ia melihat kebenaran yang telah lama disembunyikan."Kamu sudah tahu jawabannya, kan?" kata Reno pelan. "Kamu hanya belum siap mengakuinya.""Bukan begitu. Aku benar-benar bingung—""Tidak, Alena. Kamu tidak bingung. Kamu takut." Reno menyandarkan punggungnya ke kursi, menatap langit-langit café seolah mencari jawaban di sana. "Kamu takut mengakui bahwa yang kamu cari bersama

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 345

    Dia akhirnya siap mengakui kebenaran yang selama ini mencakar dadanya.Dia siap mengakui bahwa dia tidak pernah benar-benar berhenti mencintai Adrian.Pikiran itu menghantamnya seperti hantaman fisik, mencuri napasnya. Tangannya bergetar saat ia meraih ponsel—lalu berhenti. Apa yang harus ia katakan? Kalimat seperti apa yang bisa mewakili kekacauan emosi yang berputar dalam dirinya?Aku salah. Aku berbohong pada diriku sendiri. Aku berbohong padamu. Aku berbohong pada semua orang.Kupikir aku bisa memilih rasa aman daripada hasrat. Kupikir aku bisa memilih kestabilan daripada kekacauan yang datang bersamaan dengan mencintaimu.Tapi aku tidak bisa. Aku tidak bisa pura-pura lagi.Suasana kafe dipenuhi dengung pelan kehidupan orang lain. Mahasiswa mengetik di laptop, pasangan berbincang lirih, teman-teman tertawa pelan. Semua orang itu hidup dalam dunia yang mendadak terasa asing baginya.Dia sudah hidup dalam dunia itu selama dua tahun. Dunia cinta yang normal, dapat diprediksi, dan ama

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status