Share

Bab 401

Penulis: perdy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-18 23:28:38

Alena menatap layar ponselnya dengan ngeri. Foto Rachel terpampang jelas—diambil dari sudut belakang, persis di meja tempatnya duduk tak jauh darinya. Tangannya bergetar, sementara di seberang meja, Adrian tetap tenang. Senyum tipis terukir di wajahnya, seolah semua ini hanyalah permainan kecil yang ia kendalikan.

“Apa maksudmu dengan backup plan?” suara Alena nyaris tenggelam, seperti bisikan yang dipaksa keluar.

“Oh, jadi kamu penasaran?” Adrian menyandarkan punggung ke kursi, santai, menyesap kopinya dengan tenang. “Saat ini, temanku sedang bercakap-cakap dengan mantan suami Rachel. Kau tahu, detektif yang katanya bakal jadi backup tak resmi itu.”

Alena merasakan jantungnya seperti berhenti berdetak. “Apa maksudmu?”

“Detektif Budi Santoso. Nomor lencana 4829. Katanya sih spesialis kasus penguntitan.” Adrian meliriknya sambil memainkan sendok kecil di atas meja. “Dua tahun lalu bercerai dengan Rachel, karena masalah pengendalian amarah. Sekarang dia sedang diselidiki internal karena
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 402

    Perjalanan menuju apartemen Adrian di Marina Bay berlangsung dalam keheningan yang mencekam. Alena hanya menatap keluar jendela, menyaksikan jalan-jalan yang sudah lama dikenalnya melintas cepat. Rasanya seperti ia sedang mundur ke masa lalu, kembali menuju mimpi buruk yang sebenarnya sudah ia tinggalkan.“Kamu diam sekali,” kata Adrian, meliriknya sekilas melalui kaca spion. “Gugup?”“Bukan gugup,” jawab Alena pelan. “Aku takut.”Alena tidak berniat menyembunyikan perasaannya. Ia tahu permainan pura-pura tidak ada gunanya di hadapan Adrian.“Kamu tidak perlu takut padaku, sayang,” jawab Adrian tenang. “Aku tidak akan pernah menyakitimu.”Alena tersenyum getir. “Kamu sudah melakukannya. Berkali-kali.”Rahang Adrian mengeras, meski senyumnya tak sepenuhnya hilang. “Aku memang membuat kesalahan. Aku akui itu. Tapi aku sudah belajar dari semua kesalahan itu.”“Sudah belajar?” Alena menatapnya dengan sorot mata tajam. “Mengancam orang-orang tak bersalah… itu bukan tanda kamu belajar.”“It

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 401

    Alena menatap layar ponselnya dengan ngeri. Foto Rachel terpampang jelas—diambil dari sudut belakang, persis di meja tempatnya duduk tak jauh darinya. Tangannya bergetar, sementara di seberang meja, Adrian tetap tenang. Senyum tipis terukir di wajahnya, seolah semua ini hanyalah permainan kecil yang ia kendalikan.“Apa maksudmu dengan backup plan?” suara Alena nyaris tenggelam, seperti bisikan yang dipaksa keluar.“Oh, jadi kamu penasaran?” Adrian menyandarkan punggung ke kursi, santai, menyesap kopinya dengan tenang. “Saat ini, temanku sedang bercakap-cakap dengan mantan suami Rachel. Kau tahu, detektif yang katanya bakal jadi backup tak resmi itu.”Alena merasakan jantungnya seperti berhenti berdetak. “Apa maksudmu?”“Detektif Budi Santoso. Nomor lencana 4829. Katanya sih spesialis kasus penguntitan.” Adrian meliriknya sambil memainkan sendok kecil di atas meja. “Dua tahun lalu bercerai dengan Rachel, karena masalah pengendalian amarah. Sekarang dia sedang diselidiki internal karena

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 400

    “Maya?” suara Alena bergetar ketika menjawab panggilan itu. “Apa yang terjadi pada Maya? Apa dia baik-baik saja?”“Tenang dulu, Miss,” jawab suara perempuan di seberang, terdengar resmi dan dingin. “Teman Anda dalam kondisi stabil sekarang, tapi dia mengalami kecelakaan motor sekitar satu jam yang lalu. Dia sadar, tapi mengalami beberapa luka yang perlu penanganan medis.”Kedua lutut Alena melemas. Ia terpaksa bersandar pada dinding koridor untuk menopang tubuhnya. Buket mawar dan kotak perhiasan jatuh berantakan ke lantai. “Rumah sakit mana? Saya akan segera ke sana.”“Jakarta General, ruang gawat darurat. Tapi, Miss… dia terus-menerus menyebut nama seseorang. Adrian, kalau tidak salah. Dia terlihat sangat gelisah.”Klik. Sambungan telepon terputus begitu saja.Alena tertegun, napasnya memburu. Tangannya gemetar ketika ia memungut kembali mawar yang berjatuhan. Ini bukan kebetulan. Tukang antar tadi baru saja mengancam keselamatan Maya, dan kini Maya benar-benar berada di rumah sakit

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 399

    "Aku rasa kamu salah orang," kata Alena, berusaha menjaga suaranya tetap tenang meski jantungnya berdebar kencang. Ia melangkah mundur dari elevator.Pria pengantar itu tersenyum lebar, senyuman yang terlalu dibuat-buat. "Alena Sari, kan? Apartemen 15B, Marina Bay Residences? Oh... tunggu," ia berhenti sejenak dengan gaya dramatis. "Kamu kan sudah nggak tinggal di sana lagi, ya?"Darah Alena terasa dingin. Jelas ini bukan kebetulan."Aku nggak tahu apa yang kamu maksud," katanya cepat, mundur lagi satu langkah."Ini bunga dari seseorang yang sangat mencintaimu. Seseorang yang sangat merindukanmu." Ia melangkah keluar dari elevator, mengulurkan buket mawar merah itu ke arahnya. "Dia minta aku langsung menyerahkannya, supaya kamu bisa terima pesannya dengan baik.""Aku nggak mau apa pun darinya. Tolong pergi.""Tapi ada kartu ucapan. Romantis sekali. Dia habiskan waktu lama untuk menulisnya."Tiba-tiba, pria itu menangkap pergelangan tangan Alena dengan tangan satunya. Cengkeramannya ku

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 398

    "Alena, kamu baik-baik aja? Dari tadi wajahmu pucat banget," tanya Rania, rekan kerja barunya di Kreativitas Studio, sebuah agensi desain kecil di kawasan Menteng.Alena mengangkat kepala dari layar laptop. Sudah lebih dari sejam ia menatap file logo yang sama, tapi nyaris tak ada kemajuan. Sejak pesan dari Adrian masuk ke ponsel cadangan semalam, pikirannya tak bisa tenang."Aku cuma capek," jawabnya pelan sambil memijat pelipis. "Tadi malam begadang.""Begadang ngapain? Netflix, ya?" Rania terkekeh sambil duduk di kursi sebelahnya. "Aku juga, loh. Semalam maraton Hometown Cha-Cha-Cha sampai jam tiga pagi."Alena tersenyum tipis. Rania adalah desainer grafis senior di studio itu, mungkin sekitar dua puluh delapan tahun. Orangnya hangat, ceria, gampang bergaul. Biasanya, Alena akan senang punya teman baru seperti itu. Tapi sekarang, setiap usaha untuk membangun kedekatan terasa berbahaya.Bagaimana kalau Adrian menemukan celah lewat orang-orang di sekitarnya? Bagaimana kalau ia memanf

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 397

    Tiga minggu setelah kejadian di rumah tua itu, Alena duduk sendirian di meja kecil apartemen barunya. Di depannya berserakan beberapa lembar uang kertas yang baru saja dihitung. Totalnya hanya lima ratus ribu rupiah—jumlah yang kecil, tapi bagi Alena ini adalah pencapaian besar. Untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir, ia berhasil menabung untuk dirinya sendiri.“Lumayan juga,” gumamnya pelan, sambil memasukkan uang itu ke dalam amplop cokelat yang sudah agak kusam. Amplop yang sama sudah ia sembunyikan di balik laci lemari sejak hari pertama pindah ke apartemen ini.Pintu kamar mandi terbuka. Maya keluar dengan handuk masih melilit rambut. Ia menatap sahabatnya yang tampak sibuk.“Ngapain sih dari tadi? Mukamu serius banget, kayak auditor lagi hitung pajak.”Alena buru-buru menutup amplop itu dan memasukkannya ke dalam tas. “Cuma... lagi beresin barang,” jawabnya cepat.Maya mengerutkan alis. Ia sudah lama memperhatikan perubahan kecil dalam diri Alena. Sejak penculikan itu, A

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status