Share

Sahabat

Meski kaget, aku cepat-cepat menghampiri Ambar. Dia nampak letih dalam balutan setelan kerjanya. Dugaanku dia baru pulang dari rumah sakit.

"Kakak kok bisa tahu aku di sini?"

Ambar tak menyahut. Dengan santai dia nyelonong masuk dan langsung duduk pada salah satu sofa di ruang tamu rumah ibuku.

"Ya tahulah. Pengacaramu itu masih sepupu jauhku."

Aku kehabisan kata-kata. Ternyata kehidupanku tak akan pernah lepas dari bayang-bayang kak Ambar.

"Pantas saja," gumamku pasrah lalu duduk di depannya. Setelah itu tanganku dengan cekatan membuka kresek hitam di atas meja. "Kakak, bawa apa?"

"Hmm, makan aja apa yang ada. Aku tahu kamu pasti lapar."

Tanpa sungkan lagi, aku segera membuka kotak-kotak makanan dan hatiku langsung terharu. Meski sudah tak komunikasi bertahun-tahun, kak Ambar masih tak lupa tentang makanan kesukaanku. Ayam kodok.

Tak sabaran, aku langsung menikmati nasi putih dan ayam kodok dengan lahap. Ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status