Share

Page sixteen

Penulis: Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-16 22:03:50

Page fourteen - Fool Mask

It has been come down without chin. In the masks play, it appears as a foolish servant of the nobleman.

He has a twisted nose and drooping eyes.

The drooped eyes mean that he naive. And his smiling mouth seems not only little bit stupid but naive.

"Apa ini? Kenapa makhluk tidak bergunanya bertambah? Baru satu hari aku meninggalkan rumah ini. Kalian mau pergi atau aku patahkan kaki kalian satu persatu?"

Diaval menatap satu persatu Limmerence yang bertengger di rumahku, yah, Diaval tidak salah. Untuk kali pertamanya aku merasa lega melihat kemunculan Diaval.

Bagaimana tidak? Bahan makanan yang tadinya cukup untuk satu minggu dihabiskan dalam waktu satu hari! Aku benar-benar bisa gila karena ini.

"Diaval!"

"Rayshane!

"Savior."

Savior berdiri di tengah-tengah antara aku dan Diaval. Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri menatap kami bergantian. Aku tidak mengerti apa m

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page special

    Di suatu hari tanpa sengaja Di suatu hari tanpa sengaja senja menghampiri kau dan aku.Kau berdiri, tegak kulihat.Aku duduk, gemetar. Di suatu hari tanpa sengaja teriakan itu terdengar.Siapa? Aku jawabmu.Kau takut dan aku ragu. Di suatu hari tanpa sengaja hujan datang.Kau bilang hari akan cerah, kau bilang matahari akan bersinar.Salah, aku yang percaya, bukan kau yang mengatakannya. Di suatu hari tanpa sengaja aku melihatmu berlari.Tidak begitu cepat, tapi tidak kukejar.Ada apa? Bukan begitu.Aku berdiri, gemetar. Di suatu hari tanpa sengaja kita kembali berdiri di tempat yang sama.Angin berbisik, memintaku pergi.Kau duduk, tegap. Di suatu hari tanpa sengaja senja menghampiri kau dan aku.Kau tidak lagi berdiri dan aku tidak lagi duduk.Di tanah lapang, di bawah matahari yang tenggelam.Kau matahari dan aku hujan.

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page twenty six

    Page twenty four - Ending "Kenapa kehidupan beranjak dari gelap?""Ia ingin lebih baik, katanya." *** Dua makhluk yang ditinggalkan itu tidak saling bertanya, tidak saling menatap hanya diam menghabiskan waktu di antara mereka. Hingga malam pun terlewat, menjelang pagi dengan matahari yang muncul seolah tidak terjadi apa-apa. Sepasang mata terasa lelah, Limmerence yang ikut berjaga semalaman itu melewatkan salam pertamanya pada pimpinan baru mereka. Tidak apa pikirnya, ia dapat tugas yang lain dari raja. Sementara sepasang mata yang lain tidak mau tertutup, ia tetap memaksa untuk terjaga. Tidak tahu apa dan tidak tahu kenapa, seakan dia yang belum menerima kenyataan yang ada. Benarkah? Benarkah yang terjadi? Ia selalu menanyakan hal yang sama, ia selalu bertanya pada dirinya sendiri tanpa bisa menjawab. "Semuanya sudah berlalu. Sudah lewat, sudah terjadi. Seperti katanya, jika kau memen

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page twenty five

    Page twenty three - In Between "Kenapa kehidupan beranjak dari gelap?""Ia ingin lebih baik, katanya." *** "Aku tidak akan minggir, aku juga tidak akan ragu untuk menghentikanmu. Tuanku sudah memberi perintah, ia yang akan memberi hukuman pada Bellial." Dammian menatap lurus pada sosok yang sama dengannya, sosok Doppelganger, perwujudan dari kekuatan yang di anugerahkan pada Savior dan Bellial. Judas diam, tidak ia menjawab tidak juga ia bergerak seolah ia yang tidak menolak keputusan yang Savior buat. "Judas, aku tahu. Aku tahu kau merasa sedih karena tuanmu, aku tahu kau ingin dia bahagia lebih dari siapa pun. Aku tahu jika kau, benar-benar peduli padanya, tapi jika kau diam, kau tidak akan pernah bisa menyelamatkannya." "Tuanku, tidak seperti tuanmu Dammian. Dia tidak pernah menganggapku sebagai teman atau saudara, dia hanya menganggapku sebagai alat. Aku adalah senjatanya, kekuatannya, hanya itu. Aku t

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page twenty four

    Page twenty two - The Truth "Aku menembakkan peluru ke kepala yang harusnya aku lindungi dengan topi, dan aku membiarkan diriku tertabrak agar aku dibawa lari." *** "Callahad ... " Suara itu terdengar tenang, tidak bernada tinggi tidak juga bernada takut seperti sebelumnya. Seolah yang berdiri di hadapan tiga makhluk tersebut adalah orang yang tidak lagi sama. "Rayshane?" Diaval menatap pria yang ada di hadapannya, memastikan jika pria ini benar-benar saudaranya, benar-benar orang yang ia kenal sejak ia kecil. "Maaf ... saya tidak bermaksud membohongimu selama ini. Tetapi, saya tidak pernah benar-benar berbohong. Saya memperlakukanmu sebagaimana saya, sebagaimana saya yang menjalani kehidupan baru. Saya hanya meminjam nama itu." Pria yang seharusnya ketakutan dan menangis itu kini menatap Diaval dengan tatapan sulitnya, nada bicaranya tenang dan terasa asing untuk Diaval. Sementara makhluk yang Diaval yak

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page twenty three

    Page twenty one - Salvation "Rayshane, kenapa kau ini pelit sekali? Bukankah kalau kau kehabisan uang, kau bisa minta pada heirs brutal itu?" "Aku tidak pelit tapi perhitungan. Coba berkaca, kau itu menghabiskan makanan pokokku untuk satu minggu dalam satu hari!" *** Aku berlari, yang aku tahu aku harus menemukan Callahad. Aku berlari dan tidak sekali pun menoleh ke belakang. Tidak juga kudengarkan teriakan Savior ataupun Diaval yang mencoba menghentikanku. Bagaimana ini?Bagaimana ini? Ada yang tewas, ada yang tiada. Bagaimana ini?Semuanya karena aku, semuanya terjadi karena aku yang tidak berguna. Harusnya aku menyerah saja sejak dulu. Harusnya aku mati saja, harusnya aku saja yang mati. Callahad! Langkah kakiku terhenti, aku hampir tersungkur jika bukan karena Savior yang menangkap salah satu lenganku. Di belakangnya Cassian dan Diaval menyusul. "Tuan ... "

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page twenty two

    Page twenty - World Behind Aku bertindak terlalu jauh saat mencintaimu, aku bertindak terlalu jauh saat aku mencium tanah yang bekas kau injak, aku bertindak terlalu jauh menunggu mata kita saling menatap. *** Aku masih menunggu Savior, sudah tiga puluh menit berlalu dan dia belum muncul juga. Aku tahu Savior jauh lebih kuat dari Callahad, jadi, tidak mungkin Savior kalah, 'kan? Aku menggigiti bibir bawah karena gugup, mengingat malam semakin gelap dan angin semakin dingin. Aku sengaja fokus menatap dua kakiku, memperhatikan bagaimana bentuk jari kaki, kuku juga sepasang sandal yang sudah aku pakai sejak tiga tahun lalu. Bukan menghemat, tapi sandal ini sandal keberuntungan. Kenapa Savior lama sekali? Apa dia sengaja? Apa dia meninggalkanku karena marah? "Tuan?" Aku terlonjak, hampir saja aku memukul makhluk yang memanggilku dengan balok kayu. "Savior ... hah. Astaga, kau tidak bisa ya muncul dengan normal?

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status