Pedang Guntur Saketi muncul dari atas langit dan langsung menghantam tubuh Mayadwipa. Namun ternyata wanita itu sudah tahu adanya serangan yang datang dari atas langit. Dia pun segera menggunakan enam tangannya untuk bertahan dari hantaman pedang yang mengandung kekuatan petir tersebut.Blaaarrrr!!!Ledakan yang sangat keras disertai gelombang petir memancar dari Pedang Guntur Saketi. Tubuh Mayadwipa nampak tertekan ke bawah hingga beberapa tombak. Namun dia masih bertahan dari serangan tersebut. Hanya saja, serangan itu cukup mengganggu proses menghimpun kekuatan yang tengah dia lakukan. Sehingga aura hitam yang tengah dia kumpulkan di mulutnya itu menghilang kembali."Ugh! Masih ada kekuatan lain yang dia miliki!?" batin wanita itu sambil terus bertahan dari hantaman pedang pemberian Batara Geni tersebut.Baru saja dia membatin seperti itu, dari dalam Pedang Guntur Saketi keluar satu sosok wanita berparas cantik. Wanita tersebut langsung menghujamkan telapak tangannya ke pertahanan
Sosok wanita bertubuh hitam yang tak lain adalah Mayadwipa itu mencabut tangannya yang penuh darah itu dari tubuh Narashansa sang janin dewa. Lalu kemudian dia pun menendang tubuh waniat itu hingga terhempas ke depan. Gandi segera menangkap dan memeluk tubuh janin Dewa tersebut."Narashansa!" teriaknya dengan waja pucat.Sosok Mayadwipa tertawa melengking melihat kepanikan sang Raja Naga Air."Bocah naga, apa kau pikir dengan memiliki senjata pusaka Empu Jagat Martapura kau sudah merasa hebat dan bisa mengalahkan semua orang termasuk diriku? Kau belum tahu siapa aku. Kau tidak tahu alasan aku memiliki julukan Tujuh Iblis Kehancuran. Hahahaha! Dasar kau naga bodoh!" cibir Mayadwipa yang secara perlahan sosok nya mulai menjadi sosok wanita cantik kembali. Namun kali ini dia mengenakan pakaian meski pakaian tersebut terbuka di sana sini.Gandi sedikit merasa bingung dengan apa yang di hadapinya saat ini. Dia menoleh kearah tubuh raksasa wanita Iblis yang sudah terpotong-potong dan masih
Bara mengedarkan pandangannya ke segala arah. Pemuda itu cukup terkejut dengan apa yang dia lihat di depannya. Tempat yang sebelumnya gerbang dan hancur mendadak berubah sesaat setelah dia memasuki kubah hitam milik Mayadwipa tersebut. Dia pun menoleh ke kanan dan kekiri mencari sesuatu. "Kemana tubuh ganda yang bersamaku tadi? Bukankah kita menyerang secara bersama-sama...? Sepertinya wanita Iblis itu memisahkan kami di tempat yang berbeda setelah kita memasuki kubah hitam aneh itu. Aku yakin, ini adalah dunia ilusi milik Mayadwipa seperti yang dikatakan oleh Pragawana..." batin Bara. Sebelumnya saat dia masih berada di dalam Istana Abadi, ada sedikit pembicaraan dengan Pragawana ayah dari Pragasena. Dari penjaga Ratu tersebut Bara mengetahui kemampuan Mayadwipa yang paling sulit untuk di taklukkan selain tubuh raksasanya. Yaitu jurus Dunia Ilusi.Tmpat tersebut dipenuhi gunung-gunung batu yang sangat tinggi hingga menembus ke atas awan. Dan Bara Sena saat itu melayang di atas awan
Pusaran hitam itu semakin membesar seiring berjalannya waktu. Gunung-gunung batu pun hancur karena terhisap masuk ke dalam pusaran tersebut. Bara Sena yang masih bertahan dengan kekuatannya bisa merasakan betapa mengerikannya daya hisap dari pusaran hitam milik Mayadwipa itu.Pendekar Golok Iblis itu menoleh ke kanan dan ke kiri. Lalu dengan cepat, dia pun terbang menjauh dari pusaran hitam tersebut. Melihat pemuda itu kabur, Mayadwipa tertawa terbahak-bahak."Mau lari kemana kau bocah! Pusaran ini akan semakin besar dan melahap semua yang ada di dunia Ilusi ini termasuk dirimu! Kemana saja kau pergi, kau tetap akan mati! Hahahaha!" teriak Mayadwipa dengan wajah yang terlihat seram.Bara mendengus keras mendengar ucapan wanita Iblis itu. Alasan dia terbang adalah karena dia tengah memikirkan cara untuk melepaskan diri dari tempat tersebut. Jika terus menghadapi pusaran hitam itu, tentu saja dirinya akan semakin terdesak. Apalagi pemuda itu sudah mencoba dengan Pukulan Sinar Pemusnah K
Sosok yang tak lain adalah Batara Geni itu menoleh kearah Bara Sena lalu mengedipkan sebelah matanya. Kemudian dia menjentikkan jarinya. Saat itu juga, dunia Ilusi milik Mayadwipa menghilang begitu saja. Bara menoleh kearah samping kanannya dan melihat Sanskara yang tergeletak di atas tanah. Gandi yang juga melihat hal itu segera melesat kearah tubuh ganda miliknya. Dia berlutut dan memeriksa tubuh ganda tersebut."Tak perlu khawatir, dia hanya sedikit terluka." ucap Batara Geni yang melihat Gandi menatap cemas ke arah Sanskara. Gandi mengangkat wajahnya dan melihat Batara Geni yang tersenyum ke arahnya."Apakah kau datang karena Narashansa?" tanya Gandi."Tentu saja, karena dia adalah makhluk ciptaanku. Kalian sebaiknya mundur, wanita ini memiliki kekuatan yang bukan Ranah kalian berdua," kata Batara Geni kepada Bara dan Gandi yang ada di belakangnya.Bara menoleh kearah Gandi. Keduanya sama-sama mengangguk. Sambil membawa tubuh Sanskara, Gandi segera mundur bersama Bara Sena ke tem
Ratu Iblis Mayadwipa terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Batara Geni mengenai dirinya yang seorang tubuh ganda. Wanita itu hampir tak percaya tubuh asli miliknya dikalahkan oleh seorang tubuh ganda dengan kesadaran ilahi yang artinya, itu adalah tubuh kedua Batara Geni."Bagaimana bisa...! Tubuh Ganda bisa memiliki kekuatan sehebat itu!? Kau tidak sedang membual di hadapanku bukan!?" teriak wanita itu dengan mata yang melotot.Batara Geni tersenyum lalu tangannya bergerak ke depan."Kau hanyalah tubuh boneka, aku lebih suka menjawab pertanyaan dari tubuh aslimu," ucapnya lalu seketika tangan merah yang tengah mencengkram leher Mayadwipa bergerak cepat. Wanita itu hendak berteriak namun kalah cepat.Krek!Kepala wanita itu pun putus dari lehernya dan jatuh ke bawah sana. Tubuh asli Mayadwipa yang ada di sebelahnya nampak bergetar hebat lalu berteriak keras menahan rasa sakit karena tubuh ganda miliknya telah tewas. "Aku tahu, kau bisa membuatnya hidup lagi. Tapi kau memi
Batara Geni menatap tubuh Kahiyang Dewi yang tergeletak di atas lantai Istana Abadi. Matanya pun menatap rambut putih wanita tersebut. Kedatangan sang Batara cukup mengejutkan para pengikut Bara Sena yang sudah ada disana beberapa waktu yang lalu. Lu Xie adalah orang yang paling merasa senang karena kedatangan ayahnya. Namun Mahadewa tersebut hanya mengedipkan sebelah matanya untuk menyapa sang putri. Karena dia harus segera mengobati Kahiyang Dewi yang sedang terluka parah."Tubuh Ganda miliknya sudah hancur, sehingga membuat Inti Jiwanya terluka cukup parah. Aku bisa mengobati lukanya, tapi akan memakan waktu yang cukup lama untuk memulihkan kekuatan jiwanya." kata Batara Geni setelah memeriksa keadaan Kahiyang Dewi."Ayah mertua, apa yang harus aku lakukan agar dia bisa pulih dengan cepat?" tanya Gandi. Batara Geni menghela napas lalu menoleh kearah pemuda tersebut."Ada satu cara lain untuk menyembuhkannya, tapi aku tak tahu apa kau menyetujuinya atau tidak." kata Mahadewa tersebu
Bara Sena dan Gandi Wiratama sama-sama terdiam mendengar teguran dari ayah mertua mereka berdua. Padahal semua orang yang ada disana sudah merasa tegang karena takut terjadi pertarungan antara kedua menantu Mahadewa didalam istana tersebut. Jika itu terjadi, pastinya akan menjadi hal yang buruk. Mereka bersyukur karena ada Batara Geni disana sehingga tidak terjadi keributan yang lebih besar. Siapa juga yang berani mencari masalah dengan Mahadewa tersebut?"Kalian berdua adalah menantuku. Anak gadisku sudah menjadi istri-istri kalian berdua. Tapi kalian masih saja memperebutkan satu wanita dan memilih untuk saling bermusuhan. Apakah kalian pikir pertarungan kalian akan menyelesaikan permasalahan? Seandainya kalian bertarung di dunia manusia, berapa juta orang yang akan mati tanpa tahu alasannya kenapa. Jika kalian tetap seperti itu, aku yang akan menjadi lawan kalian berdua dan aku anggap kalian sebagai musuh." ucap Batara Geni tegas.Bara dan Gandi sama-sama menunduk. Mereka berdua me
Tubuh Dewi Nagini memancarkan kekuatan yang luar biasa besar. Bahkan tak hanya satu saja tornado air yang tercipta karena kekuatan dari tubuhnya tersebut. Ada sepuluh tornado air raksasa yang muncul dengan suara bergemuruh dahsyat di kawasan Lembah Kabut Biru. Kabut yang ada di sana pun ikut terseret oleh pusaran air raksasa itu. Dan ternyata, fenomena luar biasa itu tak cukup sampai disitu saja.Dari arah langit di atas Lembah tersebut, muncul pusaran awan hitam raksasa. Gandi yang melihat hal itu tak mengerti apa yang ada di balik pusaran awan hitam tersebut. Dia justru menyamakan pusaran awan hitam itu dengan fenomena saat kemunculan Pedang Guntur Saketi miliknya. Disaat dia tengah memusatkan pandangan matanya kearah langit sana, tiba-tiba pemuda itu merasakan desiran angin dari arah belakang."Tak perlu khawatir anak muda...Kekasihmu sedang menghadapi ujian sebelum dia menembus Ranah Alam Semesta. Ujian ini biasa di alami oleh Dewa yang akan naik ke tingkat selanjutnya menggunakan
Gandi dan Nagini berusaha untuk melepaskan diri dari jeratan aneh yang menyeret tubuh mereka berdua. Namun usaha itu sia-sia saja. Karena Gandi dan Nagini sama-sama merasa kalau kekuatan jiwa keduanya tersegel dan tak bisa digunakan. Alhasil mereka pun diseret oleh kekuatan aneh hingga ke dasar kolam dengan mudah. Dan ternyata, kolam itu sangatlah dalam.Keadaan di dalam dasar kolam sendiri cukup gelap karena semakin tak ada cahaya masuk. Kekuatan aneh yang muncul dari dasar kolam pun semakin Gandi rasakan. Itu adalah kekuatan yang sangat besar seolah-olah mereka berdua berada di atas telapak tangan sosok raksasa."Nagini, sepertinya Mata Air Suci ini memang sengaja menuntun kita untuk masuk lebih dalam hingga ke dasar kolam ini. Mungkin ada sesuatu yang menarik di bawah sana." kata Gandi melalui telepati. Nagini menoleh kearah pemuda itu."Tapi Mata Air Suci ini menyegel kekuatan kita. Untuk apa dia melakukan itu Jika memang memiliki tujuan yang baik?" tanya Nagini yang sudah cukup p
Gandi dan Nagini keluar dari dalam Istana HItam milik Mayadwipa. Setelah sekian lama terkurung di dalam tungku hitam raksasa, akhirnya wanita cantik itu bisa menghirup udara bebas di luar istana yang menyeramkan tersebut. Istana hitam itu nampak lengang dan sepi. Tak ada kehidupan sama sekali di tempat tersebut. Sudah tak ada lagi pengikut Mayadwipa yang tersisa di Istana karena sebelumnya semua pasukan telah dikerahkan untuk berperang."Keadaan di tempat ini sudah sangat berubah sejak aku datang. Istana itu, sebelumnya aku tak pernah melihat istana hitam setinggi ini." ucap Nagini sambil menatap kearah menara istana hitam yang menjulang tinggi ke langit. Gandi tersenyum melihat Nagini yang tengah bahagia. Tiba-tiba dia teringat sesuatu yang sebelumnya sempat mereka bahas di dalam Istana hitam tersebut."Nagini, apakah ada petunjuk mengenai Mata Air Suci itu? Mungkin kau masih mengingatnya dari peta harta Karun milik mantan kekasihmu dulu?" tanya Gandi.Nagini menatap kearah pemuda i
Sementara itu di Dunia Penyimpanan...Bara Sena bangkit berdiri dengan napas yang terengah-engah. Aura petir merah nampak membungkus tubuhnya. Wajahnya mengernyit menahan rasa sakit karena kekuatan Batara Geni tersebut. Namun kekuatan petir itu tak membuatnya terluka parah."Meski kedua Iblis telah berhasil di murnikan menjadi kekuatan sejati milikmu, ternyata jurus-jurus dan pukulan Sakti milik mereka masih bisa kau gunakan walaupun inti kekuatan itu berbeda dari yang aslinya," kata Batara Geni yang masih melayang di udara sambil menatap kearah Dewa Cahaya yang baru saja keluar dari reruntuhan batu.Bara mengusap darah yang keluar dari sela bibirnya. Tubuhnya saat ini masih dalam wujud Dewa Cahaya dengan dua pasang sayap berukuran besar. Cahaya terang juga terpancar dari tubuhnya. Jika lawannya bukan Batara Geni, mungkin saja cahaya itu bisa mengelabui lawan karena silau."Tak kusangka, menghadapimu menjadi semakin sulit meski kekuatanku sudah kembali sepenuhnya. Kau memang luar bias
Gandi Wiratama keluar dari dalam Alam Jiwa setelah urusan disana selesai. Sebelumnya, ada beberapa permintaan dari Ki Ageng Samudra Biru kepada Raja Naga Air tersebut terkait tentang masa depan Dewi Nagini. Hal itu sempat di bicarakan oleh Naga Kuno itu di dalam Alam jiwa setelah Nagini keluar lebih dulu."Gandi, Nagini adalah murid yang sangat aku sayangi. Bagiku, dia sudah seperti anak kandungku sendiri...Selain itu, aku merasa bahwa aku terlalu keras padanya di masa lalu. Waktu itu, aku tidak memperbolehkan dia menjalin hubungan dengan Naga yang lain...Padahal kala itu, ada seorang Naga Air yang ingin meminangnya. Tapi sekarang, aku justru memikirkannya setelah melihat keadaan muridku ini..." kata Ki Ageng."Apakah maksudmu, aku harus menjadi suaminya?" tanya Gandi tanpa pikir panjang. Namun Ki Ageng tak mengelak mendengar pertanyaan tersebut."Bisa jadi begitu. Hanya dengan itu juga, Alam Jiwa Nagini bisa kembali membaik lebih cepat..." ucap Naga Kuno tersebut. Kedua alis Gandi na
Gandi melayang turun dan mendarat di depan Nagini. Pemuda itu menatap sejenak wajah cantik tersebut membuat wanita itu sedikit canggung. Namun dia pun membalas tatapan mata tajam Raja Naga Air sambil menahan senyum."Apa kau baik-baik saja?" tanya Gandi sambil terus menatap wajah Nagini yang memang sangat cantik. Wanita Naga Air itu mengangguk pelan. Gandi menarik napas lega."Aku tak tahu kenapa Ki Ageng merahasiakan cara untuk membuat wanita ini kembali pulih dengan cepat...Apakah cara itu mempunyai dampak yang sangat buruk?" batin Gandi."Aku baik-baik saja. Tapi, kenapa kau menghentikan pertarungan kami? Aku belum puas sebelum memberinya pelajaran!" kata Nagini dengan suara yang sedikit meninggi. Sambil berucap, jarinya menunjuk ke arah pilar emas raksasa dimana Empu Jagat tengah duduk dan uncang-uncang di atas pilar raksasa tersebut. Gandi tersenyum sambil menoleh kearah Empu Jagat. Pria tambun itu pun melayang turun dan mendarat beberapa langkah di belakang Gandi. Tiba-tiba saja
Nagini mendekati Empu Jagat Martapura yang masih melotot kearahnya. Wanita berparas cantik itu menatap pria tambun tersebut dengan seksama sambil berpikir siapa sebenarnya pria bertubuh gemuk itu. Dan kenapa dia bisa berada di Alam Jiwa milik Gandi."Siapa kau? Kenapa di alam jiwa pemuda itu ada pria tua seperti dirimu? Kau juga bukan hanya seorang pria tua, tapi kau memiliki jiwa yang sangat kuat. Sayangnya, jiwamu suda sangat tipis. Mungkin, usiamu tidak kurang dari 1000 hari lagi," kata Nagini ketus membuat Empu Jagat terkejut."Bagaimana bisa kau tahu berapa lama lagi aku hidup!? Bahkan Dewa pun tidak bisa melihatnya meski menggunakan teropong masa depan! Darimana kau mengetahuinya!? Katakan!" seru Eyang Jagat. Nagini tersenyum kecil sambil menggeleng-gelengkan kepala."Itu rahasia. Aku tidak mengenal dirimu, untuk apa aku mengatakannya?" sahut wanita itu yang lagi-lagi dengan suara ketus membuat Eyang Jagat menggaruk-garuk kepala."Uh...Memang benar, aku juga belum tahu siapa dir
Gandi melayang terbang ke arah pulau yang gersang tersebut. Pulau itu cukup besar dan banyak ditumbuhi pepohonan. Tapi entah mengapa pohon-pohon itu kering sehingga tempat tersebut lebih cocok disebut hutan mati. Pemuda itu pun menyusuri hutan kayu mati tersebut dengan terbang rendah. Sepanjang perjalanan, dia melihat tengkorak-tengkorak yang berserakan di tanah dalam keadaan setengah hancur. Hal itu menandakan banyak sekali makhluk hidup yang mati disana karena sesuatu yang besar. Ki Ageng Samudra Biru tiba-tiba keluar dari tubuh Gandi dan terbang di samping pemuda tersebut."Saat semua pemilik Alam Jiwa sekarat dan kehabisan kekuatan jiwa, di Kerajaan Jiwa ini akan terjadi bencana mengerikan yang bisa menewaskan semua makhluk hidup yang ada di dalamnya. Karena disaat itu, pemilik Alam Jiwa akan menggunakan kehidupan yang ada di Alam Jiwa untuk memulihkan tubuhnya. Hal ini juga sama dengan apa yang terjadi pada muridku. Keadaan Nagini yang mengenaskan membuat Kerajaan Jiwa miliknya m
Ki Ageng Samudra Biru tersenyum melihat tekad yang begitu kuat dari dalam jiwa Gandi."Kelak kau akan melebihi diriku anak muda...Kau sudah memiliki semuanya dan usiamu masih sangat muda. Mungkin, apa yang sebelumnya tak bisa kau raih, kau dapat mencapainya..." batin Ki Ageng.Aura biru terang masih melayang di depan Gandi dan Naga Kuno tersebut. Sepertinya penyerapan Pil Pemulih Jiwa cukup lama."Ki, sebelumnya kau pernah berkata bahwa di dalam Lautan Jiwa milikku telah tumbuh sebuah pulau. Bisakah kau jelaskan sekarang, apa maksud dari pulau itu?" tanya Gandi."Hm...Benar juga. Aku hampir melupakan hal itu anak muda. Mengenai pulau itu, namanya adalah Awal Kehidupan. Pulau itu akan menjadi semakin berkembang dan membesar seiring dengan perkembangan dirimu. Lebih mudahnya, itu adalah cikal bakal Kerajaan Jiwa sama seperti yang dimiliki oleh Batara Geni. Besar dan tidaknya itu tergantung pada kekuatan dari pemilik Kerajaan Jiwa. Seperti yang kita lihat, Kerajaan Jiwa milik Batara Geni