Accueil / Fantasi / Geger Kahyangan / 687. Bocah Kentut

Share

687. Bocah Kentut

Auteur: Gibran
last update Dernière mise à jour: 2025-06-18 06:05:43

Gandi terdiam setelah mendengar apa yang ditawarkan oleh Ki Jogo Selaksa. Dengan kemampuan yang dia miliki saat ini, meski menggunakan kekuatan jiwa miliknya, melawan Dewa Ranah Alam Semesta bukan hal yang mudah untuknya. Ada kemungkinan Dewa Angin itu membawa bala tentara yang tak terduga. Belum lagi kemampuan Ki Jogo Selaksa masih menjadi misteri bagi Raja Naga Air tersebut.

Setelah mempertimbangkan banyak hal, apalagi dia memikirkan keselamatan Gayatri, akhirnya Gandi memilih untuk memberitahu siapa dirinya kepada Dewa Angin tersebut. Namun sebelum dia mengatakan apa pun, tiba-tiba jiwa Ki Ageng Samudra Biru telah mengambil alih tubuhnya dengan cepat sehingga Gandi tak kuasa mempertahankan tubuhnya dari leluhur Naga Air tersebut.

Bssh!

Gandi dan Ki Ageng bertukar tempat di dalam Alam Jiwa miliknya sendiri. Mengetahui hal itu, Gandi tak bisa berkata-kata.

"Apa yang ingin Ki Ageng lakukan...? Jangan bilang dia ingin bertarung melawan Dewa tua itu
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Geger Kahyangan   861.Serangan Naga Di Tengah Danau

    Bara Sena dan Sukma Geni sama-sama bertindak waspada saat keduanya mendapatkan serangan tak terduga di tengah danau berkabut. Mereka berdua sama-sama bisa merasakan nafas yang kuat dari arah depan sana. "Makhluk ini...Apakah dia binatang Iblis atau seekor naga...?" gumam Bara."Dari napasnya, aku rasa dia adalah seekor naga...Tapi, Naga yang akan kita hadapi memiliki kekuatan yang liar dan ganas. Lebih baik berhati-hati...Kita tidak tahu seberapa kuat dia," kata Sukma Geni.Grrooooo!Terdengar raungan keras menggelegar dari arah depan. Sesaat kemudian, cahaya kilat menyambar kearah mereka dan menimbulkan ledakan yang luar biasa. Perisai cahaya masih mampu bertahan dari serangan tersebut meski retak di beberapa bagian."Serangan yang kuat! Sukma, apa kau siap untuk bertarung di atas air?" seru Bara."Yang benar saja! Aku tak bisa terbang, dan aku tak suka berenang!" sahut Sukma Geni."Mau bagaimana lagi, keadaan kita tidak diuntungkan karena larangan terbang di dunia ini." ucap Bara k

  • Geger Kahyangan   860.Danau Berkabut

    Bara dan Sukma Geni berhenti melangkah di depan danau yang ditutupi oleh kabut. Suasana disana sangat sepi. Dunia di bawah gurun itu memang sangat berbeda dengan yang ada di atas sana. Suasana di tempat tersebut bak surga dibawah Neraka dimana di atas sana adalah padang gurun yang sangat panas membara. Danau itu memiliki warna yang unik, yakni warna putih susu dengan pepohonan berdaun merah keunguan menghias di pinggiran danau tersebut."Tempat yang aneh..." Bara membuka pembicaraan."Tapi tempat ini lebih mendingan ketimbang yang ada diatas sana. Teduh, damai..." sahut Sukma sambil menatap sekeliling."Orang-orang itu, apakah mereka menyebrangi danau ini...? Atau ada jalan lain yang bisa dilewati?" gumam Bara sambil mengamati sekitar. Dia tak melihat jejak apa pun kecuali rumput yang tersibak seperti ada yang baru saja melangkah melewati tempat tersebut."Mereka berhenti di tepi danau ini dan tak ada lagi tanda-tanda mereka pergi ke arah kanan maupun kiri. Itu artinya mereka menyebr

  • Geger Kahyangan   859.Perseus

    Ribuan tombak dari gurun pasir tempat pertarungan kelompok dari selatan melawan kelompok Barat, terlihat dua sosok yang duduk di atas batu yang ada di dalam goa. Mereka saling diam namun mata mereka saling berpandangan."Perseus...Kemana saja kau?" tanya sosok bertubuh besar yang tidak lain adalah Herakles."Aku mencari kalian. Tapi tak kusangka, hanya kau yang tersisa. Jika aku datang terlambat, mungkin kau pun akan bernasib sama dengan tiga rekan yang lainnya," kata sosok pria berambut pendek yang tak lain adalah Perseus, putra Zeus yang lain."Terimakasih untuk itu...Kekuatanku sudah terkuras habis setelah mengalami pertarungan dengan Gandi dan Bara. Sungguh memalukan, seorang Dewa dengan tubuh Naga Emas yang agung tak berkutik di hadapan Dewa Cahaya," kata Herakles sambil meninju batu yang ada di depannya hingga hancur."Apa maksudmu?" tanya Perseus.Kedua mata Herakles menyala emas pertanda dia tengah marah."Bara Sena...Dia bukan Dewa sembarangan. Aku hampir mati olehnya. Teresa

  • Geger Kahyangan   858.Terdesak

    Musai terpaku melihat Dewa Kematian Onimusha tewas di tangan Bara Sena. Kedua matanya menatap liar tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya."Mustahil...! Onimusha adalah Dewa Kematian yang sangat kuat! Tapi bagaimana bisa dia dikalahkan olehnya...!? Dua kartu andalanku...Empat Dewi Kematian...Sekarang Dewa Kematian...Uh..! Orang ini...Dia menjadi terlihat sangat mengerikan..." batin Musai sambil menatap kearah Bara.Dewa Cahaya itu menoleh kearah Dewa Obat tersebut kemudian tersenyum sinis."Sekarang giliranmu..." ucapnya lirih.Musai mulai terlihat ketakutan setelah kekalahan Onimusha yang menjadi kartu andalan terakhirnya. Tubuhnya gemetar. Matanya terbelalak. Apalagi setelah melihat wajah Bara yang sepertinya akan segera mendatangi dirinya. Bara Sena yang sudah mengincar Musai langsung menggunakan Jurus Hantu Menari miliknya membuat tubuh pemuda itu menghilang dari pandangan. Sementara tubuh ganda miliknya yang setengah bagian tubuhnya masih ada di dalam tanah melompat ke

  • Geger Kahyangan   857.Pukulan Neraka Es

    Ledakan besar membuat tubuh Onimusha terpental sejauh ratusan tombak. Bara segera menyusul dan melakukan serangan kembali. Onimusha yang tengah terkejut karena ledakan dahsyat tadi segera menggunakan Pedang besar miliknya untuk melindungi tubuhnya dari hantaman keras Golok Iblis.Trang!Tubuh Dewa Kematian itu menghujam ke pasir lalu menciptakan ledakan yang membuat pasir gurun itu membubung tinggi ke udara. Para penonton di Tribun Raksasa berteriak kaget melihat Bara Sena mampu mengalahkan Dewa Kematian yang terkenal Sakti tersebut. Mereka tak percaya, Dewa Cahaya yang masih berada di Tingkat 15, mampu mengalahkan Dewa Kematian yang setara dengan Dewa Ranah Alam Semesta.Bara melompat mundur menjauh dari ledakan tersebut. Matanya menatap ke depan tanpa kedip. Setelah pasir yang beterbangan jatuh kembali, di depan sana terlihat lubang besar menganga."Kuat...Kuat sekali!" terdengar suara dari dasar kawah baru tersebut.Onimusha melayang ke tepi kawah besar sambil menatap tajam kearah

  • Geger Kahyangan   856.Pedang Kesengsaraan

    Bara Sena berdiri sambil menatap tajam ke arah sosok bertubuh tinggi besar tersebut. Kedua matanya menyala terang pertanda dia tengah siap dengan kekuatan Cahaya miliknya. Sosok bernama Onimusha itu menatap tak berkedip sambil menyeringai."Dewa Cahaya ya? Menarik sekali...Aku pikir Dewa Cahaya sudah tak ada lagi di dunia ini karena kabarnya mereka sudah musnah di Kahyangan Selatan. Siapa menyangka, kalau aku bisa bertemu dengan Dewa Cahaya disini. Kebetulan aku belum memiliki jiwa dari ras kalian," ucapnya.Bara tersenyum sinis."Kau berkata seolah sedang berhadapan dengan Dewa yang lemah. Hei, Oni-oni, kau akan menyesal dengan apa yang kau katakan tadi." ucap Bara kemudian tubuhnya melesat dengan cepat.Wusss!Onimusha terkejut saat tahu-tahu Bara sudah ada di depan matanya dan langsung menghujamkan Pedang Es Abadi kearah dadanya. Onimusha tak tinggal diam. Dia mengangkat pedang besarnya menangkis serangan cepat tersebut.Trang!Bssshhh!Ujung Pedang biru milik Bara menghantam gagan

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status