Beranda / Young Adult / Gejolak Berbahaya Anak Bos. / Bab 8. Jangan macam-macam.

Share

Bab 8. Jangan macam-macam.

Penulis: Bulandari f
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-12 22:37:04

Bab 8

Malam seakan membeku, ketika sebuah pesan masuk ke ponsel Delon. "Keluar sekarang!"

Kata-kata itu bukan sekedar permintaan, tapi sebuah perintah yang tidak bisa ia tentang, tapi masalahnya. Ia tidak begitu berani keluar, bukan karena takut ke Gelora. Melainkan ada perasaan yang harus ia jaga. Jadinya dia terdiam cukup lama. "Sayang."

Gaby mencoba menghangatkan suasana. "Kamu kenapa?"

Delon menggelengkan kepala, tapi lama-kelamaan memilih memegang tangan Gaby. Lalu menatapnya dengan lekat. "Apa aku boleh meminta sesuatu?'

Gaby yang kebingungan menganggukkan kepalanya, dan itu membuat Delon sedikit lega. "Aku ingin kamu tidak keluar, tetap di sini."

"Kenapa?"

Gaby tidak sepenuhnya menurut, ia bahkan langsung memberontak. "Kenapa memangnya kalau aku ikut keluar denganmu?"

Delon kian bimbang, lagian dia tidak mau kalau Gelora juga marah padanya. Apalagi Gelora sudah menginginkan Delon sebagai suaminya.

"Kenapa sayang?" kali ini Gaby yang memegang erat tangan Delon, membalas tatapa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gejolak Berbahaya Anak Bos.   Bab 8. Jangan macam-macam.

    Bab 8Malam seakan membeku, ketika sebuah pesan masuk ke ponsel Delon. "Keluar sekarang!" Kata-kata itu bukan sekedar permintaan, tapi sebuah perintah yang tidak bisa ia tentang, tapi masalahnya. Ia tidak begitu berani keluar, bukan karena takut ke Gelora. Melainkan ada perasaan yang harus ia jaga. Jadinya dia terdiam cukup lama. "Sayang."Gaby mencoba menghangatkan suasana. "Kamu kenapa?"Delon menggelengkan kepala, tapi lama-kelamaan memilih memegang tangan Gaby. Lalu menatapnya dengan lekat. "Apa aku boleh meminta sesuatu?'Gaby yang kebingungan menganggukkan kepalanya, dan itu membuat Delon sedikit lega. "Aku ingin kamu tidak keluar, tetap di sini.""Kenapa?"Gaby tidak sepenuhnya menurut, ia bahkan langsung memberontak. "Kenapa memangnya kalau aku ikut keluar denganmu?"Delon kian bimbang, lagian dia tidak mau kalau Gelora juga marah padanya. Apalagi Gelora sudah menginginkan Delon sebagai suaminya. "Kenapa sayang?" kali ini Gaby yang memegang erat tangan Delon, membalas tatapa

  • Gejolak Berbahaya Anak Bos.   Bab 7. Apa kamu cemburu?

    Bab 7."Aku gak bisa sayang, aku harus mengurus dia.""Jangan sampai kamu membawa nya ke atas ranjang!" tegas dan jelas, itu yang dikatakan oleh Andre padanya. Namun, alih-alih marah. Gelora justru tersenyum simpul. "Ayolah sayang, kamu tahukan betapa berartinya kamu di hatiku?" Andre menarik sedikit pinggang gelora, menahannya dan kembali menciumnya. Sementara di dalam mobil, Delon sudah mulai emosi. Hampir turun dari mobil, tapi Delon tiba-tiba menahan diri. "Untuk apa aku peduli, toh. Biarkan dia melakukan apapun yang ia mau," batin Delon seraya mencoba menenangkan diri, walaupun usahanya sedikit sia-sia, karena sepertinya Andre sengaja memperlihatkan kemesraan keduanya. Seakan-akan ada makna yang terkandung di dalamnya. "Dia milikku bukan milikku." seperti itulah isyarat yang Delon rasakan kini. Ditambah ketika Delon melihat sendiri, bagaimana perlakuan Andre pada Gelora. Apalagi keduanya sampai berciuman bibir di hadapan Delon. "Shit," decak kesalnya. Puas melakukan adegan c

  • Gejolak Berbahaya Anak Bos.   Bab 6. ajakan menikah

    BAB 6 — Atmosfer dingin malam itu menyibak kulit Delon semakin dalam, menusuk sampai ke tulang. Hembusan angin terasa seperti peringatan keras yang tak bisa ia abaikan. Ia berdiri kaku di depan Gelora, tubuhnya gemetar bukan karena cuaca, melainkan karena kenyataan pahit bahwa hidupnya kini berada sepenuhnya dalam genggaman wanita itu. Ia tidak tahu kapan tepatnya ia terlibat terlalu jauh dengan Gelora. Yang ia tahu hanyalah satu hal: dia sudah terjebak.Terjebak dalam permainan Gelora yang kejam. Wanita yang membuat hidupnya runtuh sedikit demi sedikit, seperti pasir di tangan yang perlahan hilang tertiup angin.Delon melangkah satu langkah mendekat, tanpa keraguan meski hatinya dipenuhi ketakutan. Sorot mata gelapnya tajam, namun di balik itu ia menyembunyikan kemarahan dan keputusasaan. Suaranya bergetar saat akhirnya ia bicara.“Apa nggak ada cara lain?” tanyanya dengan nada lirih namun terdengar jelas, sebuah permohonan yang nyaris terdengar seperti rintihan.“Aku tidak setuju k

  • Gejolak Berbahaya Anak Bos.   Bab 5. Dipaksa menikah dengan anak bos

    Bab 5 — Delon sempat berpikir bahwa pagi itu adalah awal dari tawaran pekerjaan yang memalukan, atau mungkin sebuah permintaan untuk kembali menyerahkan dirinya pada posisi tawar yang rendah. Tapi ia salah. Justru lebih parah dari itu.Mobil mulai melambat saat memasuki kawasan villa keluarga yang terlalu megah untuk ukuran orang biasa. Halaman luas dengan air mancur, dinding putih pualam, taman yang ditata seperti karya seni, dan aroma kemewahan yang menyesakkan. Delon bahkan belum sempat merasa rendah diri ketika suara di sampingnya sudah lebih dulu menjatuhkannya ke realita:“Delon.” Suara itu rendah. Gelora menatapnya tajam tanpa kedipan. “Begitu kita masuk, kamu jangan bantah ucapan ku sedikitpun, kamu cukup menganggukkan kepala, apa pun yang aku bilang. Angguk. Senyum. Bicara seperlunya. Menurut.”Delon menelan ludah. “G—Gelora, aku…”“Menurut,” ulangnya, memotong dengan nada final seperti pintu besi yang dikunci. “Kalau kamu berpikir ibumu penting, kamu akan ikut permainan ini

  • Gejolak Berbahaya Anak Bos.   Bab 4. Apa yang sedang kamu pikirkan

    Bab 4 Delon menatap layar ponselnya cukup lama, seolah pesan itu bisa berubah kalau ia menunggu. Tapi tetap sama. "Jam tujuh pagi kamu sudah harus tiba di villa ku." “Villa? Villa mana lagi…” gumam Delon kesal, mulutnya mencebik, napasnya berat. “Cewek itu makin hari makin aneh… ngatur-ngatur seenaknya.” Belum sempat rasa kesalnya hilang, ponselnya kembali berbunyi. "Besok pagi kamu tunggu di depan rumahmu. Akan ada yang jemput." Delon menutup matanya. Satu detik. Dua detik. Tiga detik kemudian ponselnya sudah melayang ke sofa. “Sialan…” geramnya. “Seenaknya banget dia atur hidup orang.” Ia ingin marah, ingin teriak, ingin bilang “tidak”—tapi bahkan itu pun tidak bisa. Bukan sekarang. Bukan ketika biaya obat-obatan ibunya sudah hampir tidak bisa ia tutupi. Delon memijit batang hidungnya, mencoba menekan perasaan yang muncul. Marah, kecewa, takut… bercampur jadi satu. Ia tahu persis kondisi dirinya sekarang: dia tidak punya ruang untuk memilih. “Demi ibu… a

  • Gejolak Berbahaya Anak Bos.   Bab 3. Tawaran gila Gelora.

    Bab 3. Tawaran gila Gelora. “Menurutku,” suara Gelora lembut tapi dingin, “kau sedang main api, Delon.”Delon mencengkeram ujung meja kecil di lorong itu, wajahnya tegang dan merah karena marah. “Aku nggak peduli. Kamu yang bikin hidupku berantakan semalam.”Gelora memiringkan kepala, senyumnya tipis. “Berantakan? Baru semalam, Delon. Masa hidupmu rapuh begitu?”Suara langkah para staf tertahan di belakang, tak berani bergerak. Mereka seperti menonton bom waktu yang sebentar lagi meledak.Delon menggeram pelan. “Kamu tenang banget setelah aku bilang kamu cewek gila?”“Ah.” Gelora tertawa kecil, mencolek dagunya sendiri seolah sedang berpikir. “Aku sudah sering dipanggil banyak hal lebih… menarik dari itu.”Ia mendekat.Delon refleks mundur satu langkah.Aura Gelora begitu mendominasi, seperti seseorang yang tahu persis cara membuat orang lain merasa kecil.Gelora menatap ke mata Delon, tidak berkedip. “Tapi jarang ada yang berani mengatakannya di depan wajahku.”Delon melirik kanan-

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status