(Bukan) Sepupu Idaman

(Bukan) Sepupu Idaman

Oleh:  he_febry  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
6 Peringkat
16Bab
1.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Uwu-uwuan sama sepupu. Apa yang terpikirkan olehmu saat mendengar kalimat tersebut? Namun, jangan salah, kalimat itu nyata adanya dan terjadi pada gadis SMA bernama Hazelna dengan dua sepupunya, Joshua si cool boy dan Revaldo si humoris boy. Perjuangan untuk masa depan yang telah direncanakan, nyatanya hampir terpatahkan oleh lika-liku perjalanan menuju indahnya cita. "Gue pacaran, ya?" - Hazelna Carameroline. "Boleh. Boleh gue bikin babak belur cowok itu besoknya." - Revaldo Axel. "Lo masih bayi, gak pantes pacaran." - Joshua Atlantis. Antara Joshua dan Valdo, mereka sama, sama-sama posesif terhadap Hazelna. Menyebalkan, bukan? Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? Memilih berhenti di tengah jalan atau malah tetap bertahan demi masa depan? Dan, tetap melangkah bertiga ataukah berjalan sendirian?

Lihat lebih banyak
(Bukan) Sepupu Idaman Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Dito Adimia
bintang 5 keren
2022-01-01 02:50:45
0
user avatar
Dy Robyn
kumenunggu lanjutannya ...
2021-12-31 23:42:43
0
user avatar
Dy Robyn
Greget banget kalau baca ini. Gemes
2021-09-13 18:17:06
1
user avatar
ZooPisha
lanjut lanjut ... ada cool boy nya dungg, luv banget wkwkwk semangat kak ...
2021-08-11 17:55:11
1
user avatar
Aphelion
teruntuk Hazelna aku juga pernah pengen resign sepupuan...
2021-08-11 17:00:49
1
default avatar
Ha Fei Zha
Semangat, Kak!
2021-08-11 16:58:21
1
16 Bab
Masa Lalu (?)
- P R O L O G -    Kepala yang mulai berdenyut tak mengurangi rasa cintanya pada karya sastra, puisi. Seperti saat ini, dengan lincah goresan yang perlahan menjadi coretan hitam mulai memenuhi selembar kertas yang digunakan sebagai tempat penyimpanan karya tulisnya yang lain. Senyum manisnya hadir kala melihat karya kesekian kalinya sukses dan sempurna.   "Ah, akhirnya! Puisi kali ini bagus, diksinya mulai baik, pokoknya gue harus sering-sering latihan, nih, biar makin keren lagi. Gila! Gue keren banget, ih, gak nyangka," monolognya sesekali terkikik kecil.   "Gitu doang kok bangga, heran!" Suara itu jelas menganggunya. Setelah tahu siapa yang berbicara, ia merotasikan bola matanya tanpa bersuara.   "Kalau lo kayak gitu dan dapat uang baru gue bangga, mungkin," lanjut orang itu.   "Lo bisa diem gak? Gue gak pernah lagi ganggu kehidupan lo tapi kenapa lo malah ganggu gue, ha?
Baca selengkapnya
Mereka Menyebalkan
Seorang gadis yang masih bergelung dalam selimut tebalnya menggeliat kecil, tangannya terangkat menutup mulutnya yang menguap lebar. Ketukan pintu disusul pekikan seorang pria bahkan kala matanya melirik ke arah jam weker ia berdecak, pasalnya masih ada waktu tiga puluh menit lagi sebelum jam itu berdering.  "Hazel, bangun woi! Anak perawan geh jam segini belum bangun, pamali."  Gadis yang dipanggil Hazel berdecak. "Iya iya, ini udah bangun." Tak lama suara derap langkah pun terdengar menjauh. Setelah yakin nyawanya sudah berkumpul, ia melangkah gontai ke arah kamar mandi dan membersihkan diri. Lima belas menit kemudian, dia keluar lengkap dengan kaos putih polos dan celana training hitam. Namun, sebelum ia keluar. Terlebih dahulu, ia memakai morning routine skincare dilapisi bedak tabur dan lip balm ke area wajah dan bibir, lalu beralih ke tatanan rambutnya yang ia kuncir mirip buntut kuda
Baca selengkapnya
Senin Sial
Kaki jenjang Hazel membawanya ke lantai dasar dengan riang. Rambut hitamnya ia gerai menambah kadar kecantikan gadis blasteran Indo-London itu.  "Selamat pagi, sayangnya aku," sapanya ketika sampai di ruang makan dan duduk di sisi kiri Joshua, dimana ia tak memutuskan pandangan dari sang sepupu sedikitpun. "Rok lo gak ada yang lebih pendek, Zel?" sindir Joshua membuat Valdo yang sedari tadi menunduk sontak mendongak. Tanpa menjawab, Hazel memilih untuk menerima sepiring roti panggang selai cokelat yang diulurkan oleh Bibi Onik, asisten yang diutus orang tua mereka. "Ada kok. Cuma gue lagi males pake yang itu," jawabnya santai, setelah menelan sesuap sarapannya yang begitu nikmat. Terlebih ditambah susu cokelat hangat. Valdo yang penasaran lantas menegakkan badannya dan melirik ke arah setengah paha Hazel yang terekspos. Takut-takut bisa khilaf, dia kembali mendudukkan bokong
Baca selengkapnya
Jangan Ganggu Dia!
Mata berwarna hazel tersebut mengerjap perlahan menyesuaikan dengan cahaya. Tangan lentiknya memegangi kepala yang berdenyut. Bibirnya mengeluarkan ringisan, dibalas suara penuh khawatir.   "Zel? Syukurlah lo udah sadar. Nih, minum dulu." Perlahan-lahan diminum teh yang telah Joshua sediakan. Di ruangan ini, hanya ada Joshua dan Hazel saja sedangkan yang lainnya telah diutus untuk kembali ke kelas masing-masing oleh sang ketua OSIS.   Hazel tersenyum manis membuat Joshua mengernyit heran. Namun, tak urung laki-laki itu membalas senyuman Hazel tak kalah manis. "Jo, mau ke kelas," pinta Hazel lemah. "Oke, yuk! Nanti istirahat pertama sama Valdo, ya. Gue ada rapat," ujarnya yang diangguki Hazel. "T-tapi gue malu kalau ke gedung Sosi
Baca selengkapnya
Petshop
Ketukan pintu kelas terdengar membuat penghuni sepawa atau hasil akronim dari sebelas mipa dua mengalihkan perhatian menuju pintu secara serempak. Salah seorang dari mereka beranjak, menghampiri orang tersebut dan tak lama menyembulkan kepalanya ke dalam. "Hazel, Jeje sama Nabila bikin masalah apa lagi kalian?" tanyanya. "Masalah? Gak ada kayaknya. Apaan, sih?" Rasa penasarannya melambung tinggi, akhirnya demi menuntaskan rasa itu ia menghampiri teman sekelasnya yang masih saja di ambang pintu. "Kenapa manggil gue? Eh, lo kelas sepuluh, kan?" Gadis yang ia ketahui adik kelasnya itu mengangguk pelan dan dengan hati-hati menyampaikan informasi bahwa ia dan kedua temannya dipanggil oleh guru BK. Selesai urusannya, gadis itu berlalu setelah mendapat ucapan terima kasih dari sang primadona Altair. "Masuk, yuk! Bikin masalah apalagi lo sama mereka?" "Gak ada ya, Se
Baca selengkapnya
Jaminan
"Assalamualaikum, Hazel pulang!" sapa Hazel dengan nada riang, tak ketinggalan dua pet cargo yang senantiasa ia bawa. "Wa'alaikumussalam, wah kesayangan kita darimana, nih?" balas Valdo menggoda. "Dari pet shop terus ke mal. Ah, iya, Val, tolong dong Luna sama Luki dibawa ke kamarnya, gue mau ambil hasil jalan-jalan," pintanya, dalam sekejap kucing tersebut raib dari pandangan. "Non, ini ditaruh mana?" tanya Pak Surya. "Eh? Aduh, maaf Pak, Hazel ngerepotin Bapak. Udah sini Hazel aja yang bawa Pak, Hazel jadi gak enak, nih." Sungguh tak enak rasanya, padahal bisa saja ia membawa belanjaan itu sendiri.  Joshua sendiri yang sedari tadi hanya memicingkan matanya terkesiap melihat raut wajah Hazel yang kesal, bagaimanapun kesalnya seorang Hazelna itu bisa tertutup rapat dengan ekspresi yang lain. Namun, tetap saja Joshua bisa menerkanya. "Ndak papa, Non. Ya u
Baca selengkapnya
Menghindar
Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa hari ini tepatnya hari Jumat, Hazel kembali ke aktivitas semulanya yakni, sekolah di Altair High School. Tempatnya mengemban ilmu selama hampir dua tahun ini. Sekolah yang memiliki tiga lantai di dua gedungnya yang berseberangan cukup jauh. Gedung MIPA dan gedung Sosial dimana lantai dasar terisi oleh seluruh kelas sepuluh, di lantai dua kelas sebelas dan di lantai tiga ada kelas dua belas. Dengan dilengkapi tangga juga lift. Diantara kedua gedung itu ada masjid dan gereja yang bersebelahan. Dilengkapi dua lapangan basket, in door dan out door. Satu ruangan luas untuk olahraga dalam ruang, misalnya senam lantai dll. Satu kolam renang in door, serta ada satu ruang khusus gym. Pun ada gedung ekstrakulikuler di sana, berisi beberapa ruangan luas khusus ekstrakurikuler yang biasanya menggunakan ruangan, misalnya vokal dan musik. Setelah melewati lobi, di ujung sana terlihat satu ge
Baca selengkapnya
Kabur -1-
"Wah, berani juga lo nemuin gua. Gua pikir lo takut."  Kedua laki-laki yang masih nangkring di atas motor Kawasaki Ninja 300 berwarna hitam dan putih masing-masing insan itu tersenyum miring. "Bacot banget." Di atas motor putih itu sambil mengunyah permen karet membalas. "Gue gak punya banyak waktu. So, penting gak?" Rei meludah ke arah kirinya. "Gua gak mau basa-basi, sih. Gu-" "Kan yang basa-basi elo, Sat," potong Valdo kesal. "Kayak apa yang gua chat, gua nantangin kalian balapan dengan Hazel jadi taruhan." "Wah, sialan nih Si anjing! Hazel gak ada urusannya ya, njir. Jangan bawa-bawa nama sepupu gue!" Joshua yang sedari tadi menahan emosi, kini meluap-luap. "Santai dong, santai." Dua orang cewek dengan pakaian kurang bahan di sebelah Rei ikut menyahut. Entahlah, apa fungsi keduanya yang jelas-jelas membuat salah satu sepupu Hazel
Baca selengkapnya
Kabur -2-
Di depan kamar Hazel, ia langsung disuguhi pemandangan kedua lelaki bermata merah akibat kurang tidur tak lupa dengan beberapa luka yang menghiasi wajah tampan mereka.  "Pagi, Zel," sapa mereka bersamaan ditambah senyuman manis berharap agar perempuan itu luluh.  Hazel menatap keduanya datar dan melengos pergi diekori dua lelaki itu. Bahkan ke manapun kaki Hazel melaju begitu juga dengan keduanya. Benar-benar mirip dengan anak ayam pada induknya. "Zel, lo tau gak? Kita dikeroyok sama si Rei soalnya dia kalah balapan," ungkap Valdo. Joshua di sebelahnya reflek menyenggol lengannya. Joshua berbisik, "Sst! Hazel jangan tau nanti– eh, Hazel." Tatapan tajam yang dilayangkan sepupunya itu menghentikan. Hazel diam membisu, melangkah ke ruang tengah. Ah, iya, kedua laki-laki itu paham sekarang. Walaupun sedang dalam mode diamnya ia tetap perhatian apalagi jika wajah merek
Baca selengkapnya
Pengacau
"Gue gak suka kalian berurusan lagi sama Rei, pokoknya jangan! Gue bisa lebih marah dari kemarin, loh. Apalagi kalau cuma menghilang dari hadapan kalian, gampang!" omel Hazel. "Lo juga salah," sahut Joshua santai. "Iya, gue tau, sorry." "Makanya sekarang kalau ada apapun langsung cerita jangan ambil keputusan sendiri," ujar Valdo yang sedari tadi menyimak. "Yang ambil keputusan sendiri siapa?" Joshua sengaja memancing, Valdo sepertinya tidak sadar bahwa ia menyindir dirinya sendiri. "Ya gue, udah ah, sorry. Sini berpelukan! Kangen banget gue sama Hazel." Akhirnya Hazel meringsek dalam pelukan Valdo yang memang ia rindukan dan dirinya merasakan beberapa kecupan yang tersemat di pucuk kepalanya. Beralih ke pelukan Joshua, ia pun kembali mendapat kecupan yang sama kali ini ditambah elusan lembut pada surainya. "Jangan diulangi, ya," pintanya yang langsung diangg
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status