Share

Bab 4

Bruukkk

Sembako yang diangkat Farhan sudah mendarat sempurna di atas mobil pelanggan.

"Ini Mas." Seorang pelanggan menyelipkan uang pecahan dua puluhan ke dalam genggaman Farhan.

"Makssih Bu." Ucap Farhan sambil menundukkan kepala sopan. Berlalu kembali kedalam toko.

Bekerja di pasar membuat Farhan kewalahan, mungkin karena belum terbiasa. Juragan Entis -nama panggilan bosnya- melihat kinerja Farhan cukup menakjubkan. Kentara kalau Farhan seorang yang cekatan dan pekerja keras. Terbukti dengan para pelanggan yang senang minta tolong Farhan untuk membantu membawakan belanjaannya ke dalam mobil. Tak jarang dari mereka yang memberikan uang fee untuk Farhan, hal biasa bagi mereka yang sudah dimintai tolong.

"Ayo istirahat Far, capek dari tadi banyak yang belanja," ajak Arif.

"Iya Mas. Apa boleh istirahatnya barengan?" Tanya Farhan sambil mengekor dibelakang Arif.

"Boleh. Kamu bawa bekal? Besok lagi nggak usah bawa, disini dapat jatah makan siang." beber Arif sambil mengambil bungkusan jatah makan siangnya.

Mendapat juragan dan teman yang baik merupakan rejeki. Membuat Farhan betah dan nyaman menjadi kuli. Meskipun hanya kuli, Farhan bersyukur. Bukan tidak ingin kerja di pabrik yang gajinya besar, Farhan hanya mengikuti kemana alur kehidupan membawanya. Jika suatu saat ada lowongan atau pekerjaan yang lebih baik, Farhan pasti mau. Bagi Farhan, dimanapun tempat bekerjanya, yang penting halal dan berkah.

Hari pertama ia lalui dengan perasaan was - was. Adaptasi dengan juragan dan tempat kerjanya membuat Farhan selalu berhati - hati dalam mengerjakan setiap perintah. Badannya pegal semua. Tapi Farhan tidak mengeluh. Senyum Emak terlintas diingatannya kala peluh membanjiri dahi. Pekerjaan baru sudah didapat, gelang emas untuk emak akan segera terbeli. Farhan tersenyum.

***

"Mari Mas bantu angkat belanjaan saya ke mobil di seberang sana," perintah Bu Sari.

Bu Sari adalah pelanggan tetap di toko milik Juragan Entis. Hari itu Bu Sari datang bersama seorang gadis berkerudung abu - abu, kelihatan anggun menurut Farhan. Wajahnya kalem. Cantik. Namun Farhan hanya bisa memandang, merasai diri yang hanya seorang kuli.

"Baik Bu." Jawab Farhan sambil mengangkat karung beras. Membawanya ke mobil di seberang jalan.

"Sudah semua Mas?"

"Sudah Bu."

"Makasih ya Mas." Ucap Bu Sari sambil menyelipkan sesuatu ke dalam genggaman Farhan. Farhan mengangguk sopan.

Lima bulan menjadi kuli panggul dan mendapat banyak fee dari pelanggan membuat tabungan Farhan cepat terisi penuh.  Sepulang dari pasar, Farhan iseng membuka celengannya. Menghitung jumlahnya. Alangkah terkejutnya melihat jumlah lembaran ditangannya mencapai dua juta lebih. Jumlah yang besar baginya. Mengumpulkannya pun penuh perjuangan.

Gegas Farhan keluar rumah, memacu kuda besinya menuju toko emas. Tak sabar rasanya ingin segera memberikan Emak gelang emas dari hasil jerih payahnya. Pasti Emak bahagia, pikirnya.

"Ada yang bisa dibantu Mas?" Seseembak menghampiri Farhan.

"Iya Mbak, mau cari gelang. Uang saya ada segini, tolong carikan yang sesuai dengan uang saya." Ucap Farhan sambil menunjukkan uang ditangannya.

"Iya, kalau uang segini dapatnya emas kadar 375!" Ucap Mbak pelayan ketus sambil menunjukkan berbagai model gelang.

Farhan yang datang dengan perasaan senang jadi melongo melihat respon pelayannya. Farhan lalu melihat dirinya dari atas ke bawah, rupanya ia tidak sadar dengan pakaian yang dikenakan. Kaosnya banyak lubang kecil - kecil, semacam  bekas dimakan rayap, celananya menggunakan celana basket usang yang sudah banyak jahitan tangan dikanan dan kirinya. Pantas saja seseembak pelayan agak ketus. Farhan tersenyum lirih. Menyadari kebodohannya.

Ya sudahlah, terlanjur basah, nyebur aja sekalian, batin Farhan. Yowes pede aja. Biar dikata baju jelek, yang penting ke toko bawa pulang gelang emas. Bener ga Mak?

Selesai deal dengan model, lalu pembuatan nota dan dilanjut dengan transaksi pembayaran, Farhan menerima gelang emas baru miliiknya. Bangga sekaligus terharu. Emaakk kubelikan gelang untukmuuu! Batin Farhan berteriak.

Senyum sumringah tak lepas dari wajah polos Farhan. Bayangan wajah bahagia Emak menerima gelang darinya menari - nari dikepala. Membuatnya tak konsentrasi, motornya hampir saja menabrak seseembak pejalan kaki.

Ciiiitttt..

Bunyi rem motor Farhan, berhenti mendadak. Menghindari tabrakan. Beruntung jalan raya dalam keadaan sepi. Tubuh seseembak tadi oleng, hampir terjatuh namun gagal karena berhasil meraih tiang lampu disebelahnya.

"Mbak nggak apa - apa? Maafkan saya Mbak, saya nggak fokus!" Ucap Farhan sambil menelungkupkan tangan.

"Ga apa - apa Mas, lain kali hati - hati biar ga membahayakan orang lain". Ucap mbaknya sambil berlalu. Mungkin masih marah pikir Farhan. Farhan mengamati tubuh mbaknya tadi, kayak pernah ketemu tapi lupa dimana.

Sesampainya dirumah Farhan segera membersihkan diri. Memakai pakaian terbaiknya lalu menghadap sang Pencipta, menyampaikan rasa syukur atas nikmat dan karunia yang sudah Tuhan beri.

"Kamu dari mana Le? Nggak pamit tadi sama Emak?" tanya Emak.

"Eh Emak..duduk sini dulu Mak. Ada yang mau Farhan tunjukkan." Jawab Farhan sambil menarik tangan Emak untuk duduk di tempat tidur miliknya. Rumah Farhan kecil, tidak memiliki musholla, kalau tidak sholat di mushalla kampung ya harus shalat dikamar.

"Mau tunjukin apa? Makan dulu sana! Pulang kerja kok malah kluyuran, mestinya itu mandi terus makan, baru boleh main!" Gerutu Emak.

"Sesekali kan nggak apa - apa Mak? Yang penting kan nggak setiap hari. Sini Mak tanggannya, Farhan mau pakaikan sesuatu!" ucap Farhan sambil menarik tangan Emak. Membuka resleting dompetnya lalu mengambil gelang emas didalamnya. Dipakaikannya ke pergelangan tangan Emak. Cantik.

Emak tak kuasa menahan buliran bening dari matanya. Diciumnya pucuk kepala Farhan sambil tak henti - hentinya ia ucapkan terima kasih. Terima kasih karena sudah berbuat baik kepadanya. Sudah jadi anak yang patuh dan taat. Semoga kelak mendapatkan yang terbaik. Tak henti - hentinya bibir Emak mendoakan putra semata wayangnya.

Bulir bening juga terjatuh dari manik cokelat Farhan. Terharu atas respon yang diberikan Emak. Padahal hanya sebuah gelang. Farhan janji Mak, akan terus membahagiakan Emak semampu Farhan sampai akhir hayat Emak, batin Farhan.

Bersambung 🌷🌷🌷

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status