Share

Bab 151 : Jagoan Kecil

Author: Kafkaika
last update Last Updated: 2025-07-31 22:17:38

“Tadi dia telpon ada masalah dengan pihak imigrasi, Pomo sedang cuti karena saudaranya mantu, Andik juga sedang ngantar kamu. Lagipula aku sudah mendingan setelah minum obat yang kau beri tadi.”

Bian yang sudah pulang menjelaskan kenapa dia menjemput Miranda di bandara.

Hatiku masih tidak terima lantaran dia yang bisa menjemput Miranda tapi tidak mengantarku periksa kehamilan.

Tapi, aku menahan diriku karena apa yang dilakukannya tidak salah. Tadi pagi dia memang sedang demam dan sekarang sudah lebih baik. Karenanya bisa menjemput Miranda.

Lagi pula apa ada yang salah kalau Bian menjemput istrinya yang hampir sebulan ini di luar negri?

Egois kalau aku mempermasalahkan hal itu.

“Iya, Mas. Tidak apa-apa. Sekarang Mas Bian sudah enakan?” kutanya keadaannya untuk mengalihkan rasa tidak suka yang kusembunyikan.

“Sudah, kok. Mungkin hanya kecapaian saja,” tukasnya memelukku dan mengelus punggungku. Bian masih sempat memastikan, “Mel, beneran kau tidak sakit hati aku menjemput Miranda?”

Aku
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 152 : Keram Kaki

    Bian sedang berbicara dengan anaknya saat kami akan beristirahat. Dia mulai sering mengajaknya mengobrol. Kadang bercanda. Kadang sudah berceramah seolah anaknya itu sudah bisa memahami ucapannya.Seperti, “Jadi laki-laki itu harus kuat, tidak boleh cengeng, tidak boleh manja ya, Nak. Kalau ada teman yang nakal, hadapi, kalau kamu ditonjok, tonjok dia balik. Jangan takut kalau kamu tidak salah!”Aku mencubit lengannya untuk mengingatkan, “Dia lahir saja belum, Mas. Masa sudah disuruh tonjok-tonjokan!”Bian tertawa renyah mendengarku kesal karena belum-belum sudah menyuntikkan sesuatu yang menurutku radikal untuk ukuran bayi mungilku.“Ya enggak apa-apa, biar dia siap menghadapi kerasnya dunia,” tukasnya tak berhenti terkekeh.“Ya sudah, bobok yuk!” ajakku karena aku sudah merasa lelah saja. Perutku sudah membesar jadi mudah sekali terasa lelah.Apalagi tidurnya sekarang sudah mulai susah. Mau miringpun susah. Harus diganjal bantal dan guling di kanan kiriku.“Sudah nyaman, Sayang?” Bi

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 151 : Jagoan Kecil

    “Tadi dia telpon ada masalah dengan pihak imigrasi, Pomo sedang cuti karena saudaranya mantu, Andik juga sedang ngantar kamu. Lagipula aku sudah mendingan setelah minum obat yang kau beri tadi.”Bian yang sudah pulang menjelaskan kenapa dia menjemput Miranda di bandara.Hatiku masih tidak terima lantaran dia yang bisa menjemput Miranda tapi tidak mengantarku periksa kehamilan.Tapi, aku menahan diriku karena apa yang dilakukannya tidak salah. Tadi pagi dia memang sedang demam dan sekarang sudah lebih baik. Karenanya bisa menjemput Miranda.Lagi pula apa ada yang salah kalau Bian menjemput istrinya yang hampir sebulan ini di luar negri?Egois kalau aku mempermasalahkan hal itu.“Iya, Mas. Tidak apa-apa. Sekarang Mas Bian sudah enakan?” kutanya keadaannya untuk mengalihkan rasa tidak suka yang kusembunyikan.“Sudah, kok. Mungkin hanya kecapaian saja,” tukasnya memelukku dan mengelus punggungku. Bian masih sempat memastikan, “Mel, beneran kau tidak sakit hati aku menjemput Miranda?”Aku

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 150 : Sibuk

    Sorenya ketika aku di antar Andik ke tempat gym yoga ibu hamil, tak sengaja aku bertemu dengan seorang wanita.Aku tak mengenalnya, tapi herannya dia terlihat sinis sekali padaku.“Hamil hasil merusak rumah tangga orang saja bangga!” gumamnya ketika berpapasan denganku.Deg!Kenapa dia berkata demikian?Apa dia mengenalku?“Maaf, Kak? Apa kita saling kenal?” aku menoleh padanya dan menahan langkahnya yang hendak menjauhiku.“Kau saja yang bodoh kalau tidak kenal aku! Muak aku melihat tampangmu!” umpatnya lagi lalu berlalu.Aku masih tertegun menatapnya keluar dari tempat gym.Kuingat-ingat lagi siapa wanita itu?Selama mengikuti instruktur yoga tadi aku memang merasa wanita itu terus melirik ke arahku. Aku sama sekali tak berfikir bahwa ada orang yang mengenalku di kelas yoga khusus ibu hamil yang kuikuti itu.Membuatku semakin penasaran dan tidak enak. Apalagi tadi dia sempat mengataiku bodoh karena tidak mengenalnya.“Sore, Ma! Mari duluan…” sapa yang lain saat melewatiku hendak pul

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 149 : Jadi Tidak Enakan

    ~ POV Melati ~“Aku tambah gendut, Mas,” ujarku saat bercermin dan melihat perutku semakin membulat. Tubuhku pun tampak berisi.“Kan kamu hamil, Sayang,” tukas Bian tertawa kecil melihatku mengeluhkan bentuk badanku.“Mas Bian masih bergairah sama aku enggak sih kalau aku segendut ini?” aku malah melanjutkan pembahasan itu.“Kamu amnesia apa gimana? Yang setiap bercinta masih juga tergila-gila padamu itu siapa?”Diingatkan tentang itu aku sedikit tersipu. Kehamilan ini sama sekali tidak menyurutkan gairah bercinta kami. Justru seringnya kurasakan dorongan yang selalu membuatku menginginkan bercinta dengan suamiku itu.Kata dokter, itu normal sih.Jadi kami tak pernah membatasi keinginan bercinta. Asal aku-nya nyaman, aman, dan tidak mengeluhkan sakit.Aku baru mengulas senyum dan duduk di sampingnya dengan manja. Walau begitu kalau teringat sedikit kerepotan yang aku buat ahir-ahir ini, aku pun meminta maaf.Bagaimana tidak. Terkadang keinginan bercinta itu tidak tahu waktu.Seperti b

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 148 : Tak Rela

    Yang kuharapkan adalah Bian memelukku lalu meminta maaf karena sudah menyakiti hatiku, dan setidaknya—biarpun hanya kata-kata—kuingin dia mengatakan : Kalau kau berubah pikiran, aku tidak akan menikahi Melati besok.Tidak!Dia sama sekali tidak ada keinginan sekedar menghibur hatiku yang galau karena suamiku besok akan resmi menjadi suami wanita lain juga.Bian justru memintaku berlibur ke luar negri.Brengsek bukan!Apa dia pikir dengan berlibur ke luar negri bisa menggantikan sakit hatiku membayangkannya menikah dengan wanita lain?Apalagi mendapat kiriman foto-foto itu dari Tante Aini, muak sekali aku dengan mereka. Bian dan keluarganya memang sama saja.Jadi, jangan harap kehidupannya dengan wanita sialan itu akan bahagia.Selama napasku masih berhembus, kupastikan kehidupan mereka berantakan.Lihat saja. Pelan-pelan akan kugerogoti kebahagiaan itu.Mauku, wanita sialan itu harus juga merasakan bagaimana ada di posisiku saat ini. Panggilan dari Bian membuatku harus kembali menj

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 148 : Di balik Kerelaan

    ~ POV Miranda ~[Bian dan Melati sudah menikah, terima kasih ya atas kebesaran hatimu.]Pesan itu kuterima dari Tante Aini lengkap dengan foto-foto keluarga yang bahagia itu.Aku tersenyum menatapnya, lalu ku balas. [Subhanallah, tabarakallah, Tante. Mudah-mudahan setelah ini semua akan berjalan lebih baik. Aku juga sudah tak sabar ingin menjadi ibu dari anak yang dikandung Melati][Tentu, Mir. Kau tak hanya akan menjadi ibu dari anak Melati. Kau bahkan pantas mendapatkan surga. wanita yang rela suaminya menikah lagi untuk urusan kebaikan, pasti menjadi penghuni surga. Kau akan kubanggakan di majlis taklimku sebagai wanita yang patut diteladani][Ah, Tante. Jangan berlebihan. Terima kasih atas bimbingan dan semuanya.]Tepat saat mengahiri berbalas pesan itu, aku tak bisa lagi menyembunyikan gemuruh di dadaku.Kulempar ponsel itu hingga hancur. Dan aku kesal sekali.Surga katanya?Ambil saja surga itu. Aku tak butuh!…Aku pulang lebih cepat dari rencanaku, namun tak kuberitahu Bian aka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status