Share

Bab 164 : Menguping

Author: Kafkaika
last update Last Updated: 2025-08-06 22:39:44

“Ya Allah, Mas. Dosa apa sampai kau pernah jatuh cinta dan menikahi wanita seperti itu?” aku bergumam sendiri melepaskan sedikit rasa sebal yang tak bisa kutahan.

Sekarang aku akan lebih berhati-hati lagi menjaga rumah tanggaku. Wanita ini sungguh benar-benar serigala berbulu domba.

Munafik!

Padahal, sampai sesaat tadi aku masih berpikir, pura-puranya hanya karena dia masih sangat mengharapkan cinta Bian.

Aku juga masih berpikir, Miranda tetap memiliki niat berubah, hanya sesaat kemarin saja khilaf karena rasa sebalnya itu.

Tapi malah diam-diam merencanakan sesuatu. Ingin menghancurkan Bian. Ingin menghancurkan hubunganku dan Bian.

Begitukah dia melihat seseorang yang katanya pernah sangat dicintainya?

Sungguh itu bukanlah cinta, tapi hanyalah egoismenya saja.

Dia dan keluarganya benar-benar manusia yang hanya memikirkan perasaan sendiri saja. Tak pernah bisa memahami kenapa semua itu bisa terjadi?

Tahu kenyataan ini, aku malah lebih bersemangat lagi ingin membuat Bian membenci da
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
vpi
Duh Takut melati knapa2 mana lgi hamil lgi,,tpi tenang dia kan peran utamanya pasti sma authornya di selamatkan
goodnovel comment avatar
@khanza
ayolah melati lngsung sergap SJ tuh nenek lampirnya
goodnovel comment avatar
lis zabet
lnjut thooor seruuuu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 169 : Kemarahan Bian(3)

    ~POV Fabian~“Memangnya ada masalah apa, Pak?” Pomo yang menyupir bertanya kenapa pagi-pagi Melati memintanya menemaniku ke hotel saturnus.“Ada pria gila. Dia mengirim pesan yang tidak senonoh pada Melati hanya karean Melati tak sengaja menginjak jam tangannya.” Kusampaikan hal itu pada Pomo agar tidak heran.“Coba kau lihat pesannya!” kataku sembari kutunjukan pada Pomo pesan yang sudah kuscreenshot dari ponsel Melati.Kulakukan hal itu agar nanti pria itu tidak menyangkal apa kesalahannya? Sampai kubela-belakan pagi-pagi begini mendatanginya sebagai seorang suami yang harga diri istrinya sudah dilecehkan.“Wah, memang harus diberi pelajaran pria seperti itu!” ujar Pomo memaklumi kenapa aku kesal dan harus bertindak.Saat kami masuk, sebentar kutanyakan tentang kamar 7012. Dan mereka tak berkenan menyampaikan tamu yang menginap di kamar itu karena statusnya incognito guest.Instingku jadi semakin buruk tentang pria itu.Walau begitu, aku masih punya etika untuk menghubunginya. Bara

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 168 : Kemarahan Bian(2)

    “Buru-buru ke mana sih, Mas?” tanyaku karena Bian sudah rapi mau keluar selepas kami sarapan bersama.“Aku harus menemui pria yang kurang ajar itu agar tidak menganggumu. Seperti apa bentukannya hingga tidak punya otak berbicara pada wanita orang seperti itu.”"Sabar, Mas!" aku masih mencoba mengendalikan emsoinya. Ngeri juga sepagi ini Bian sudah marah-marah. “Sabar katamu? Harusnya dia tahu kau sedang hamil besar, malah masih saja mengirim pesan tidak bermoral begitu? Emang minta dihajar itu orang!”Aku kemarin memakai abaya hitam yang longgar. Mereka pasti tidak melihat kalau aku sedang hamil.Ahh. Kenapa aku malah memusingkan itu.Biar saja.Tujuanku memang ingin membuat suamiku terpancing emosi dan menghajar pria itu. Kalau sudah begitu akan mudah membongkar perselingkuhan mereka. Lagipula, Bian layak marah pada Rendy. Bukan hanya karena pesan itu. Tapi karena pria itu sudah berselingkuh dengan Miranda.Sebenarnya, aku tak mengerti. Kenapa dulu setelah mendengar Miranda bersel

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 167 : Kemarahan Bian

    [Saya kan hanya ingin bertanggung jawab atas jam tangan yang sudah kurusakkan. Kenapa Anda marah-marah?]Kutuliskan balasan setelah Miranda mengirim pesan ancaman padaku agar jangan menganggu pacarnya itu.[Kamu kegatelan sekali sih! Malam-malam kirim pesan. Baru kali ini ada wanita tertutup tapi kelakuannya macam pelacur. Terobsesi kamu sama pacar saya?] pesan dari Miranda, pasti dengan rasa kesal menggebu-nggebu.Aku tertawa kecil dan semakin ingin menggodanya saja.[Kok Anda mengatakan saya terobsesi? Saya cuma mau tanggung jawab, kok.]Lagsung dibalas dengan cepat, [Kalau orang normal, diminta tanggung jawab atas ketidaksengajaan pasti akan sebal dan keberatan. Ini kamu malah kesenengan dan agresif begini. Naksir ya, kamu sama pacarku yang ganteng dan gagah itu?]Dih, amit-amit jabang bayi Ya Allah.Aku mengelus perutku dikata naksir pria itu. Mendingan Bian kemana-mana. Belum puas, Miranda masih menambahi pesannya, [Katanya sudah punya suami. Masih minat juga sama pria lain.

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 166 : Membuat Perangkap(2)

    “Habis ini aku antar pulang, ya? Aku masih ada kerjaan,” ujar Bian setelah kami puas menikmati makanan yang kami pesan.“Sibuk sekali ya, Mas?” tanyaku.“Iya, Mel. Maaf, ya? Aku usahaain semua akan beres dua minggu sebelum hari perkiraan lahiran anak kita.” “Ada masalah apa sih, Mas?” aku tentu mau tahu. Apalagi sudah mendengar banyak hal dari Miranda sendiri tadi.“Biasa, masalah kerjaan. Jangan ikut kepikiran. Kamu cukup senyum dan baik-baik saja untukku.”Bian mengelus kepalaku. Tapi aku tampak cemberut.“Kok cemberut?” tanya Bian.“Gimana masalah Miranda, Mas? Apa Mas Bian juga sibuk memikirkannya?” kupancing dengan pertanyaan itu agar aku tahu apakah Bian masih berkontak dengan Miranda ahir-ahir ini.“Mel, kok begitu?” Bian selalu tidak suka kalau aku menyinggung masalah Miranda.Sebelumnya aku selalu cemburu kalau Bian menolak saat aku membicarakan tentang Miranda. Tapi saat ini aku tidak punya perasaan itu. Aku sudah tahu bagaimana hubungan Bian dan Miranda."Mas Bian masih m

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 165 : Membuat Perangkap

    “Sedang apa kau di sini?” suara Miranda sudah membuatku membeku di tempat.Apa dia mengetahui bahwa ini aku?Saat aku berbalik badan dengan segala kecemasan yang kupikirkan, ternyata aku melihat seorang pria berdiri di depan Miranda.Oh. Ternyata dia berbicara dengan pria itu.“Aku sudah bilang padamu, Ren. Jangan terang-terangan menemuiku!” Miranda nampak gusar.“Oke, aku sepertinya harus balik, Mir. Selesaikan urusan kalian.” Tina tak mau ikut campur urusan mereka. Dia langsung pergi.Melihat sikap mereka, sepertinya hubungan Mirada dan Rendy memang masih terjalin selama ini. Kuperhatikan mereka sedang mencari tempat untuk bicara. Tapi aku tidak mungkin mengikuti mereka.Mending aku duduk saja di tempat ini sembari menunggu taksi yang kupesan. Bian pasti sudah menuju tempat yang kukirimkan tadi.Hanya saja aku masih belum rela begitu saja pergi setelah melihat Miranda malah bertemu dengan selingkuhannya itu.Ahh. Kenapa tadi aku tidak memvideokan mereka sih? Paling tidak mengamb

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 164 : Menguping

    “Ya Allah, Mas. Dosa apa sampai kau pernah jatuh cinta dan menikahi wanita seperti itu?” aku bergumam sendiri melepaskan sedikit rasa sebal yang tak bisa kutahan.Sekarang aku akan lebih berhati-hati lagi menjaga rumah tanggaku. Wanita ini sungguh benar-benar serigala berbulu domba.Munafik!Padahal, sampai sesaat tadi aku masih berpikir, pura-puranya hanya karena dia masih sangat mengharapkan cinta Bian.Aku juga masih berpikir, Miranda tetap memiliki niat berubah, hanya sesaat kemarin saja khilaf karena rasa sebalnya itu. Tapi malah diam-diam merencanakan sesuatu. Ingin menghancurkan Bian. Ingin menghancurkan hubunganku dan Bian.Begitukah dia melihat seseorang yang katanya pernah sangat dicintainya?Sungguh itu bukanlah cinta, tapi hanyalah egoismenya saja.Dia dan keluarganya benar-benar manusia yang hanya memikirkan perasaan sendiri saja. Tak pernah bisa memahami kenapa semua itu bisa terjadi?Tahu kenyataan ini, aku malah lebih bersemangat lagi ingin membuat Bian membenci da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status