Beranda / Rumah Tangga / Gelora Cinta Istri 1 Miliar / Bab 39 : Cobaan Bertubi-tubi

Share

Bab 39 : Cobaan Bertubi-tubi

Penulis: Kafkaika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-09 18:10:57

~ POV Melati ~

Ini sudah hampir dua minggu, Bian tak datang. Saat kutanya pada Andik apa Bian pernah menelpon atau mengirim sebuah pesan, pria itu hanya menggeleng.

Aku tak bisa menghubunginya karena Bian sudah memblokir nomorku. Dia sudah menjelaskan tentang itu, bahwa dia tidak mau sampai ada masalah kalau mengetahui panggilan atau pesan yang bisa membuat Miranda curiga.

“Oh, setakut itukah dia pada istrinya itu?” gumamku sedih.

Kuhabiskan waktu di salon Vivi sekalian mengisi waktu kosongku yang begitu menjemukan tanpa kehadiran Bian. Kebetulan satu asistennya sedang cuti, jadi aku bantu-bantu dia di sana.

Temanku itu sudah kuberitahu tentang Bian, dan karena sudah mengenalku, dia tidak mungkin berpikir yang buruk tentangku.

“Kau dipaksa menikah dengan pria yang istrinya koma itu oleh Tante Marni? Kenapa ibumu setega itu, Mel?” Vivi kembali menanyakan tentang ibuku saat kami menikmati waktu senggang dengan mencari kafe yang nyaman.

“Masa Tante Marni menikahkanmu demi uang 1 mil
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 68 : Ketahuan Miranda

    Bian tidak percaya padaku. Aku mencoba berpikir mungkin akulah yang terlalu overthinking tentang Miranda. Bisa saja aku yang salah sangka.Aku tidak mengenal Miranda juga pria yang menemuinya semalam. Jadi, lebih baik aku tidak banyak menyampaikan hal yang malah membuat Bian berpikir aku berlebihan. Sengaja menjelek-jelekkan Miranda karena kecemburuan semata.Semalam Bian keluar lagi dari kamarku dengan raut kurang berkenan. Jadi aku merasa tidak enak saja.Jadi pagibini kutulis pesan di nomor Pomo, berharap ponsel Pomo masih dipegangnya.[Mas , maaf ya untuk semalam]Pesan itu langsung centang biru. Artinya sudah dibaca. Kulihat status di layar tertulis sedang mengetik. Lalu tak lama datang balasan.[Minta maaf untuk apa?]Aku keburu merasa senang melihat balasan pesan. Sepertinya ponsel Pomo masih ada di tangan Bian. Kalau tidak, tidak mungkin Pomo yang membalasnya.[Pokoknya maaf saja, Mas. Aku janji tidak akan bikin mas Bian marah lagi][Its oke, jangan dipikirkan lagi. Kau tid

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 67 : Mencurigai Miranda(2)

    [Kau sudah makan?]Pesan itu kuterima dari nomor Pomo.Ini pasti dari Bian. Pria itu rapi sekali, sama sekali tidak meninggalkan jejak yang bisa membuat wanitanya curiga.Menghubungiku saja pakai ponsel asistennya. Pasti takut ketahuan Miranda.“Enggak usah sok-sokan memperhatikanku. Urus saja istri sinismu itu!” gumamku di depan ponselku.Meski Bian tidak bisa mendengar gumamanku, setidaknya aku sudah lebih lega mengeluarkan kekesalanku padanya.Aku sudah jajan tadi sama Elis saat jalan-jalan. Perutku masih kenyang. Sengaja kubiarkan pesan itu tak terjawab. Mending aku membaca novel sembari mendengarkan musik.Kembali notif pesan terpampang kecil di layar ponselku bagian atas. [Aku suruh orang antar makanan ke kamar, ya?]Kubaca pesan itu tapi tak kubalas.Sedih karena di sini aku terkurung seperti tawanan. Keluar saja harus menyamar seperti teroris. Security itu saja sampai mencurigaiku.Bahkan saat penghuni hotel seharusnya bisa makan di restoran hotel, aku mana dibolehin keluar. M

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 66 : Mencurigai Miranda

    “Maaf, Bu. Saya kira masih lama, jadi tak tinggal ngopi dulu,” tukas sopir itu tidak enak melihatku berdiri di samping mobil menunggunya.“Iya, Pak, enggak apa. Ayo kita balik ke hotel!” ajakku segera masuk mobil.Tak berapa lama kami tiba di hotel. Aku tak lupa memasang masker, topi juga kacamataku karena ingat pesan Pomo agar tidak terang-terangan menampakkan diri.Ketika bergegas masuk, kulihat pria yang tadi membuatku penasaran karena menelpon seseorang yang bernama Miranda, sudah ada di loby hotel.Aku jadi penasaran. Dia mondar-mandir sembari terus mencoba menghubungi seseorang.Tadinya, aku merasa terlalu berlebihan saja kalau sampai harus berdiri di sini untuk mengawasinya.Namun, saat hendak berlalu tiba-tiba netraku menangkap bayangan wanita yang berjalan gontai menemui pria itu.Itu—Miranda!?Jadi, benar instingku. Pria itu ternyata menghubungi Miranda.Ada hubungan apa dia dengan Miranda?“Ren, ngapain kamu ke sini!” Miranda terlihat kesal dan langsung menarik lengan pr

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 65 : Jangan Ikut Campur

    Kubantu memasang dasinya juga merapikan rambutnya. Bian masih curi-curi cium saja. Apa tidak puas kami sudah melakukannya berkali-kali tadi?“Miranda terus menghubungi, Mas. Sempatkan membalas pesannya atau hubungi dia balik,” tuturku padanya. Bian tak menyahut.Aku tidak mengerti masalah apa yang sedang terjadi antara mereka. Hanya tak mau banyak percaya diri saja dengan pikiranku. Karena kalau mereka ada banyak masalah, tentu Bian tidak lagi selalu menurutinya.Dengan Bian mengajak Miranda ke pertemuan ini, artinya mereka masih baik-baik saja.Ahhh, bisa jadi karena otak pria ini mesum saja padaku. Biasanya pria tidak bisa sebebas itu pada istrinya demi rasa hormat atau rasa cintanya.Jadi, sepertinya pria ini memang hanya butuh tubuhku untuk bersenang-senang saja.“Mikir apa?” Bian mencolek hidungku karena aku sempat melamun di depannya.“Mikir, Mas Bian pasti tidak bisa menggauli Miranda dengan begitu bebas karena takut membuatnya tidak nyaman. Tapi kalau bersamaku pasti asal

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 64 : Menyempatkan Mesra

    “Bukannya mas sudah bersenang-senang bersama istrimu itu!” tanyaku setelah memenuhi hasrat pria itu.Kurapikan bajuku lagi tapi belum sempat keramas. Seringnya Bian akan minta lagi. Dia tak akan cukup dengan sekali berhubungan denganku.Ini kulakukan karena sudah ada pesan dari deliveri makanan yang menyampaikan akan segera sampai.“Jangan dihitung, aku menagih yang hakku darimu,” tukasnya meski matanya terpejam.Dia butuh sedikit waktu untuk mengumpulkan energinya baru kembali beraksi dengan ganas memperkosaku.Bel berbunyi, dan aku segera membuka untuk mengambil pesanan makananku.Karena tidak tahu Bian akan datang, aku hanya pesan seporsi untukku saja.Walau begitu, aku masih menawarkan barangkali dia mau makan juga.“Boleh!” ujarnya bangkit untuk ikut makan. “Cuci tangan dan mukanya dulu!” kataku menahannya saat langsung ingin makan. Mungkin sudah lapar pasca babak pertama selesai..Bian tak menolak, dia langsung ke kamar mandi. Saat itu ponselnya yang ada di meja tak jauh dar

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 63 : Kekesalan Tante Aini

    ~ POV Melati ~“Jadi, tolong kerjasamanya, Bu. Nanti jangan berkeliaran di hotel kalau tidak ada kepentingan!”Sambil menyetir Pomo menjelaskan gimana-gimananya nanti aku di sana.Aku hanya menghela.Untuk apa juga Bian masih mengajakku kalau dia sudah bersama Miranda?Apalagi memintaku tetap di kamar saja.Padahal belum tentu juga dia bisa menemuiku karena sudah pasti dia akan tidur bersama istri tercintanya itu.“Baik, Pak Pomo!” ujarku menyembunyikan raut kesal.Tentu saja aku berpikir akan lebih baik kalau aku tidak ikut saja. Aku jadi bisa ke salon Vivi sekedar cari kesibukan bantu-bantu di sana.Di apartemen, meski dengan barang-barang mewah dan semua kebutuhan sudah terpenuhi, aku merasa mudah jemu.Apalagi kalau Bian tidak datang. Etlis sepanjang hariku hanya baca novel online, lihat TV, atau jalan-jalan tipis di area apartemen.Membosankan bukan?Sudah seperti wanita simpanan saja.Aku ini kan istrinya juga.Kalau memang niat tidak melepasku, harusnya Bian bisa lebih tegas be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status