Home / Romansa / Gelora Hasrat Sugar Daddy / Ajakan kembali bermalam

Share

Ajakan kembali bermalam

Author: Malhotra
last update Last Updated: 2025-10-08 11:27:24

Setelah menebus obat dan membawa pulang adiknya, Tasya pamit untuk bekerja dan meninggalkan Noah dengan Thresa sang Tante.

Jika pagi sampai sore, Tasya bekerja di restoran sebagai pelayan karena memang dia hanya lulusan sekolah menengah atas.

"Tasya!" Sapa wanita cantik yang mengunjungi Tasya sebelum dia berangkat kuliah.

"Kau ada kelas pagi, ya? Karena tidak biasanya kau bangun pagi dan sudah rajin seperti ini. Liora!" Tasya sengaja menyindir Liora karena kebiasaannya namun malah membuat dia terkekeh.

"Dari perkataanmu seperti mengataiku wanita pemalas." Liora berlagak tidak terima sambil menyilangkan tangannya di dadanya.

"Memang iya, bukan?" Perkataan Tasya akhirnya tidak bisa ditahan oleh Liora dan membuat dia tertawa.

"Aku mengunjungimu, sekaligus ingin sarapan, nanti malam ayo ke club, kemaren kau membatalkannya, menyebalkan." Liora memang sedikit kesal karena Tasya membatalkan perjanjian mereka semalam padahal Liora sangat kesepian.

"Semalam adikku masuk ke rumah sakit, maafkan aku, Ra." Tasya menggigit lidahnya sendiri, meskipun memang kenyataannya benar jika adiknya maauk ke rumah sakit, tapi dia membatalkannya bukan karena itu alasan utamanya, tapi tentu saja karena Sugar Daddy-nya yang memintanya untuk bertemu dengannya secara mendadak.

"Astaga! Kenapa kau tidak mengatakannya, maafkan aku. Aku tidak tau." Liora terkejut dengan perkataan Tasya dan menjadi menyesal sendiri karena tadinya dia kesal dengan Tasya.

"Tidak apa, dia sudah baik-baik saja dan sudah pulang." Tasya tersenyum karena Liora tidak marah dengannya, namun setelahnya dia terpaksa pamit karena harus bekerja dan sudah di tegor oleh temannya.

"Jangan lupa nanti malam, awas jika kau membatalkannya lagi," Liora benar-benar membutuhkan teman dan ingin di temani oleh Tasya,

"Aku tidak janji, nanti aku akan menghubungimu lagi." Tasya tidak bisa menjanjikannya karena takut jika ada hal mendadak lagi atau bisa jadi Leon ingin bertemu dengannya lagi.

Sedangkan Liora terpaksa mengangguk dan tidak memaksa. Namun sebenarnya dia sangat ingin pergi bersama Tasya mengingat dia sangat kesepian. Teman yang tulus dengannya hanya Tasya, dia sangat pemilih teman, untuk itu dia tidak banyak memiliki teman baik.

Tasya menghela nafas panjangnya, saat jam istirahat, dia mengecek ponselnya yang mungkin ada pesan dari tantenya mengenai adiknya, namun ternyata tidak ada.

Akhirnnya dia yang menghubungi Tantenya untuk menanyakan soal adiknya.

"Ya, Natasya?" Thresa langsung menjawab panggilan telefon dari keponakannya karena memang saat itu dia memegang ponsel.

"Tidak ada apa-apa, Tante. Aku sebenarnya hanya ingin menanyakan soal Noah." Perkataan Natasya membuat Thresa tersenyum karena memang dia sangat perhatian dengan adiknya.

"Dia tidak apa-apa, dia sedang tertidur sekarang." Thresa menenangkan Tasya yang membuat dia akhirnya menjadi lega.

"Syukurlah, terima kasih, Tante. Aku hanya ingin menanyakan itu, Tante istirahat saja jika Noah tidur. Jangan sampai kelelahan." Perhatian Tasya lagi-lagi membuat Thresa tersenyum.

"Jangan khawatirkan, Tante. Kau lah yang harus istirahat yang banyak, Sya. Kau kerja siang malam untuk adikmu. Jaga kesehatanmu juga." Thresa sebenarnya tidak tega dengan keonakannya, namun dia juga tidak bisa berbuat apapun karena dia sendiri tidak memiliki uang untuk membantu mereka, jika pun anaknya mengirimkan dia uang, itu mungkin tidak akan cukup untuk membantunya.

"Itu sudah kewajibanku, Tan. Baiklah kalau begitu aku tutup dulu." Tasya buru-buru menutup telefonnya karena terkejut Leon menghubunginya.

"Ya, Leon?" Jawab Tasya dengan cepat karena dia sedikit lama mengangkatnya

"Kau di mana?"

"Aku sedang bekerja. Kenapa?" Tasya mengerutkan dahinya karena pertanyaan Leon, padahal dia sudah tau jika daat pagi, dirinya bekerja sebagai pelayan.

Leon sendirj terdiam sebentar yang membuat Tasya menjadi bingung sendiri "Ada apa?" Tanyanya lagi.

"Tidak apa, aku tadinya ingin mengajakmu makan siang, tapi karena kau bekerja, aku makan sendiri saja." Leon memang tadinya ingin mengajak Tasya makan siang dengan berniat agar dia sering berinteraksi dengan Tasya dan membuat dia tidak terlalu canggung dan gugup dengannya.

"Maafkan aku," Tasya memang tidak bisa menyanggupi permintaan Leon ketika dia kini sedang bekerja, meskipun ini jam istorahat, tapi jam istirahatnya terbatas, dan dia tidak akan bisa menemaninya dengan tenang nantinya.

"Tidak apa, selesaikan saja pekerjaanmu, tapi nanti malam datanglah ke apartemen lagi." Perkataan Leon membuat Tasya sedikit terkejut, namun dia sudah menduganya.

"N-nanti malam?" Beo-nya

"Ya. Kenapa? Kau ada janji dengan seseorang? Ingat! semasa kau bersamaku, kau milikku, Natasya. Jangan pernah berdekatan dengan pria lain, karena aku tidak menyukainya." Leon sekali lagi menegaskan kepada Tasya karena dia tidak ingin jika Tasya memiliki hubungan dengan pria lain meskipun itu hanya sekedar makan malam sebagai sekrang teman.

"T-tidak, bukan seperti itu, aku memang ada janji dengan seseorang, tapi bukan seorang pria, tapi seorang wanita, dan dia sedang membutuhkanku. apakah boleh aku menemuinya terlebih dahulu baru datang ke apartemen?" Tasya mengatakannya dengan hati-hati karena Leon tadi sepertinya mencurigainya. "Aku tidak berani melanggar perkataanmu, aku benar-benar menemui teman wanita, dan aku janji tidak lama dan akan langsung ke apartemen nantinya." Sambungnya.

"Satu jam, aku hanya menunggumu terlambat satu jam dari jam kemaren." Perkataan Leon benar-benar membuat Tasya lega dan eraenyum senang.

"Ya, tidak masalah meskipun satu jam, terima kasih, Leon." Leon hanya menanggapinya dengan deheman lalu mematikan smabungan telefonnya.

Tasya menghela nafas panjangnya dan beruntung karena dia memiliki waktu untuk bertemu dengan Liora, jika dia tidak menemaninya lagi, uah dipastikm jika Liora akan marah padanya.

"Ada apa, Tasya?" Tanya Tomi, atasan Tasya yang melihat Tasya melamun dan tidak istirahat makan siang.

"Tidak apa, Tuan. Saya tadi sedang menerima telefon dari adikku." Tasya sebenarnya terkejut dengan kedatangan bosnya yang tiba-tiba menghampirinya.

"Bagaimana keadaan adikmu?" Tanya Tomi.

"Dia baik-baik saja. Tuan. Terima kasih. Saya permisi dulu karena ingin makan siang." Tasya memilih pamit karena dia tidak mau mengobrol lebih lama dengan bosnya ini.

Tomi menghela nafas panjangnya karena sangat susah mendapatkan Tasya, sedangkan Tasya sendiri memang sengaja menghindari bosnya, semenjak Tomi pernah menyatakan perasaannya kepadanya, membuat Tasya menjadi canggung, dia tidak bisa menerima Tomi karena memang dia tidak menyukainya, apalagi statusnya yang sangat berbeda, Tomi seorang bos, sedangkan dirinya hanyalah seorang pelayan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 7

    Leon benar-benar berada nyaman saat berada di dekat Tasya, entah dia sudah gila atau bagaimana karena dia benar-benar menjalin hubungan dan bahkan sudah dua kali berhubungan dengan Tasya, di mana dia adalah wanita yang muda dan terpaut jauh dengan umurnya. "Apa kau baik-baik saja?" Tasya mengelus pelan helaian rambut Leon karena sepertinya Leon memang seperti sedang kesal. Leon hanya menanggapinya dengan deheman namun masih berada di posisi yang sama. "Bisakah kita berangkat sekarang? Aku akan membuatmu melupakan kekesalanmu nanti." Tasya membujuk Leon agar dia mau segera menyalakan mobilnya agar bisa keluar dari sini. Leon menanggapinya dengan senyuman miring, "Aku akan menghukummu jika kau tidak menepati perkataanmu." Leon mengancam Tasya yang di tanggapinya dengan gelengan, Tasya juga tersenyum manis dan mencium sekilas bibirnya yang membuat Leon mengerang dan meremas bongkahan padat belakangnya. Leon sudah benar-benar dibuat candu oleh tubuh Tasya, selain dia bisa menyen

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 6

    Keesokkan paginya, Tasya benar-benar terpaksa bersiap untuk pergi bersama Leon, padahal dia tadinya ingin mengantarkan adiknya untuk kontrol rutin di rumah sakit. "Kakak benar-benar minta maaf karena tidak bisa menemanimu untuk cek kesehatan rutin," Tasya menjadi merasa bersalah karena seharusnya ini bisa menjadi kesempatan untuknya mengantar adiknya karena biasanya dia selalu lembur di pekerjaannya, namun dia malah tidak bisa menemani adiknya karena Sugar Daddy-nya. "Jangan pikirkan itu, Kak. Aku tidak apa. Ada Tante yang menemaniku." Noah tentu saja tidak mempermasalahkannya karena selain mengerti kesibukan kakaknya, dia juga sudah terbiasa pergi dengan tantenya. "Jika urusan Kakak sudah selesai, kakak janji akan pulang cepat." Janjinya meskipun Tasya sendiri tidak yakin jika Leon akan membiarkannya pulang dengan cepat. "Jangan terburu-buru, Tasya, selesaikan saja pekerjaanmu, ada Tante yang mengurus adikmu. Jangan khawatirkan dia," Thresa menenangkan kekhawatiran Tasya kare

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Penyatuan kembali

    "A-apa? Tapi bukankah umurmu masih 40 tahun? A-ku berumur 25 tahun, jika kau memiliki putra, itu artinya kau memiliki anak saat usia 15 tahun?" Tanyanya yang masih terkejut. Dia memang mengira jika Leon pasti memiliki anak, tapi tidak mengira jika anaknya seumuran dengannya. Leon tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan, dia menggendong Tasya ke kamar namun dibiarkan olehnya. "Umur putriku 22 tahun." Leon menjelaskan lalu duduk di sofa, hanya saja kini mereka berganti di sofa kamarnya. "Saat remaja, aku memang menghamili seorang wanita, ibu dari putriku yang sekrang, waktu itu aku masih berusia 17 tahun." Lanjutnya yang membuat Tasya sedikit shock. "Astaga! Kau nakal sekali." Tasya tanpa sadar terkekeh dengan cerita Leon namun lalu menghentikan tawanya saat menydarinya "Maaf, aku hanya bercanda, aku tidak berniat mencibirmu." Tasya menjadi takut jika Leon tersinggung dengan perkataannya dan bahkan dia menertawakannya. "Tidak apa, aku menyukainya." Leon tersenyum dan seben

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 4

    Malam harinya, Tasya bersiap sedangkan Liora sudah masuk ke dalam rumahnya untuk menjemput Tasya. "Selamat malam, Tante." Sapa Liora kepada Thresa yang ditanggapi Thresa dengan senyuman. "Hai, Noah." Sapanya juga kepada Noah yang sedang duduk membaca buku. "Hai, Kak. Kalian ingin pergi?" Noah menebak jika kakaknya akan pergi bersama sahabatnya ini. Dan perkataan Noah di angguki oleh Liora. "Aku ingin meminjam kakak-mu sebentar," Liora terkekeh yang membuat Noah tersenyum mengangguk mengerti. "Eeh! sejak kapan kau datang?" Tasya terkejut saat keluar dari kamar dan melihat Liora ternyata sudah ada di dalam rumahnya. "Sedari tadi, kau sangat lama, sudah ayo." Ajaknya. "Tante, aku nitip Noah ya, " Tasya pamit kepada Tantenya yang di senyumi oleh Thresa "Jangan khawatirkan Noah, dia aman bersama Tante." Thresa tentu saja membiarkan Tasya keluar agar tidak terlalu memikirkan pekerjaannya. Dia juga pasti membutuhkan refreshing dan bersenang-senang. Setelah pamit, Mereka akh

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Ajakan kembali bermalam

    Setelah menebus obat dan membawa pulang adiknya, Tasya pamit untuk bekerja dan meninggalkan Noah dengan Thresa sang Tante. Jika pagi sampai sore, Tasya bekerja di restoran sebagai pelayan karena memang dia hanya lulusan sekolah menengah atas. "Tasya!" Sapa wanita cantik yang mengunjungi Tasya sebelum dia berangkat kuliah. "Kau ada kelas pagi, ya? Karena tidak biasanya kau bangun pagi dan sudah rajin seperti ini. Liora!" Tasya sengaja menyindir Liora karena kebiasaannya namun malah membuat dia terkekeh. "Dari perkataanmu seperti mengataiku wanita pemalas." Liora berlagak tidak terima sambil menyilangkan tangannya di dadanya. "Memang iya, bukan?" Perkataan Tasya akhirnya tidak bisa ditahan oleh Liora dan membuat dia tertawa. "Aku mengunjungimu, sekaligus ingin sarapan, nanti malam ayo ke club, kemaren kau membatalkannya, menyebalkan." Liora memang sedikit kesal karena Tasya membatalkan perjanjian mereka semalam padahal Liora sangat kesepian. "Semalam adikku masuk ke rumah

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Meminta uang

    "Hai, bagaimana perasaanmu, Noah?" Natasya tersenyum dan menghampiri adiknya ketika melihat dia sudah sadar. "Aku sudah lebih baik, Kak. Maaf sudah membuatmu khawatir."Noah menjadi merasa bersalah karena dia sudah bolak-balik ke rumah sakit dan sudah pasti menghabiskan uang kakaknya dan membuatnya khawatir. "Tidak apa, sebentar lagi kau akan sembuh dan tidak akan pernah bolak-balik ke rumah sakit lagi. Jadi sabar sebentar lagi, ya." Tanya mencoba menenangkan adiknya karena dia tau jika adiknya merasa bersalah karena dirinya kembali masuk rumah sakit. "Aku akan operasi?" Tebak Noah yang di angguki oleh kakaknya. Namun anggukannya malah membuat Noah terkejut. "Itu membutuhkan biaya sangat besar, Kak!" Bukannya senang, namun Noah malah khawatir dari mana kakaknya akan mendapatkan uang sebanyak itu. "Tidak begitu besar, jika pun besar, tidak menjadi masalah asal kau bisa sembuh dan tidak meraskan sakit lagi." Perkataan kakaknya membuat dia merasa benar-benar terharu. "Saat suda

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status