Share

Bab 4

Author: Malhotra
last update Last Updated: 2025-10-09 08:03:02

Malam harinya, Tasya bersiap sedangkan Liora sudah masuk ke dalam rumahnya untuk menjemput Tasya.

"Selamat malam, Tante." Sapa Liora kepada Thresa yang ditanggapi Thresa dengan senyuman.

"Hai, Noah." Sapanya juga kepada Noah yang sedang duduk membaca buku.

"Hai, Kak. Kalian ingin pergi?" Noah menebak jika kakaknya akan pergi bersama sahabatnya ini. Dan perkataan Noah di angguki oleh Liora.

"Aku ingin meminjam kakak-mu sebentar," Liora terkekeh yang membuat Noah tersenyum mengangguk mengerti.

"Eeh! sejak kapan kau datang?" Tasya terkejut saat keluar dari kamar dan melihat Liora ternyata sudah ada di dalam rumahnya.

"Sedari tadi, kau sangat lama, sudah ayo." Ajaknya.

"Tante, aku nitip Noah ya, " Tasya pamit kepada Tantenya yang di senyumi oleh Thresa

"Jangan khawatirkan Noah, dia aman bersama Tante." Thresa tentu saja membiarkan Tasya keluar agar tidak terlalu memikirkan pekerjaannya. Dia juga pasti membutuhkan refreshing dan bersenang-senang.

Setelah pamit, Mereka akhirnya melajukan mobilnya menuju club di mana mereka memang sudah sering nongkrong di sana.

"Ayahmu masih di luar kota?" Tasya membuka pembicaraan karena beberapa hari yang lalu, Liora mengatakan jika ayahnya berada di luar kota.

"Tidak, hanya saja dia jika malam suka lembur, aku jadi kesepian." Liora menghela nafas panjangnya karena memang dia delalu kesepian di mansion besarnya.

"Jangan mabuk, aku tidak ingin kerepotan membawa orang teler." Tasya menasehati Liora karena dia memesan minuman dengan kandungan alkohol di dalamnya.

Liora sendiri terkekeh nakun merubah raut wajahnya "Aku benar-benar bingung untuk menyatukan Mommy dan Daddy, aku bisa melihat Mommy sangat mencintai Daddy, tapi Daddy seperti sudah tidak mau kembali dengan Mommy." Suaranya seperti lelah menceritakan masalah orang tuanya, namun dia membutuhkan seseorang untuk mencurahkannya.

"Kau tidak tau masalah mereka, kau harus mencari tau terlebih dahulu. Mana tau masalah mereka sangat serius sehingga ayahmu tidak mau kembali dengan ibumu," Tasya memberitahu Liora karena memangs edari kemaren Liora selalu berusaha untuk menyatukan orang tuanya.

"Mommy mengatakan jika hanyalah salah paham, mereka berdua sangat posesif dan pencemburu berat, untuk itu mereka berpisah. Tapi Mommy sudah sering kali meminta maaf kepada Daddy dan ingin mereka bersatu kembali, tapi Daddy sudah benar-benar tidak mau. Mommy menaruh curiga kepada Daddy jika dia sebenarnya memiliki wanita lain."

"Apa hanya ibumu yang mengatakan masalah mereka? Bagaimana dengan ayahmu? Bukannya kau pernah mengatakan jika ayahmu tidak akan menikah lagi tanpa persetujuan darimu" Tanyanya.

"Daddy sama sekali tidak mengatakan yang sebenarnya alasan mereka berpisah. Dan aku pun percaya dengan Daddy jika dia tidak mungkin memiliki wanita lain." Liora sangat percaya dengan ayahnya jika dia tidak mungkin memiliki wanita lain karena Liora tidak akan menyetujui ayahnya menikah lagi jika bukan dengan ibunya.

"Aku sangat berharap mereka bisa kembali seperti dulu lagi." Sambungnya lalu menghela nafas panjangnya.

"Tapi jika ayahmu tidak ingin kembali kepada ibumu, akan sebaiknya jangan dipaksa, Ra. Pasti ada alasan yang kuat sehingga ayahmu tidak mau kembali kepada ibumu." Tasya merasa jika dalam sebuah hubungan salah satunya sudah tidak menginginkannya, akan lebih baik tidak diteruskan yang akan membuat keduanya terluka satu sama lain.

"Entahlah, aku masih berusaha ingin mereka kembali, aku masih yakin jika mereka sebenarnya masih saling menyayangi satu sama lain. Mereka sudah bersama sangat lama, Sya."

Tasya akhirnya tidak bisa mengomentari apapun lagi jika memang Liora sudah memiliki keinginan seperti itu, karena dia sendiri juga tidak tau masalah orang tua Liora yang sebenarnya.

"Liora, maafkan aku, sebentar lagi aku harus pulang, aku tidak bisa menemanimu lama-lama karena aku sudah berjanji dengan adikku akan kembali dalam satu jam." Tasya mengumpati perkataannya karena terpaksa lagi-lagi menggunakan nama adiknya untuk pergi dari sana.

"Hm, tidak apa, aku mengerti, aku sudah sangat senang karena kau bisa menamniku, tapi lain kali kau harus menginap di mansionku ya, atau paling tidak kita menginap di apartemen." Perkataan Liora hanya bisa di angguki oleh Tasya.

"Jika adikku sudah lebih baik, aku berjanji akan meluangkan waktu untukmu lebih lama. Wanita manja." Tasya tersenyum dan mencubit pelan pipi Liora yang membuat dia terkekeh.

"Sepertinya aku harus mengatakan kepada Daddy jika dia harus mengadopsi anak lagi, kau harus menjadi kakak-ku." Liora merasa jika Tasya memang harus selalu bersamanya karena hanya dia yang bisa menenangkannya dna bahkan tidak memanfaatkannya.

Umur Natasya dan Liora memang selang 3 tahun lebih tua Tasya dibandingkan dnegan Liora, mereka dulu satu sekolah hanya saja Tasya pernah berhenti dari sekolah dulunya, sehingga dia terlambat untuk masuk ke sekolah lagi dan memiliki teman yang kebanyakan lebih muda darinya.

Tasya dengan buru-buru naik taksi dan menuju ke apartemen Leon karena dia sudah terlambat 10 menit.

"Semoga dia tidak marah." Gumamnya lalu masuk ke dalam apartemen karena memang dia memiliki akses masuk ke dalam.

"Kau terlambat." Leon menghembuskan asap rokoknya dan duduk di ruang tamu karena memang sengaja menunggu Tasya sedari tadi.

"Maaf, tadi di jalan sangat macet, aku juga baru dapat taksi." Tasya merasakan jantungnya berdetak dengan cepat karena takut Leon akan marah dengannya.

Leon tidak menjawan namun mengkode Tasya untuk mendekat ke arahnya, Tasya yang mengerti meletakkan tasnya dan langsung duduk di atas pangkuan Leon, padahal dia hanya menyuruhnya untuk mendekat.

"Maaf, ya." Tasya memberianikan diri dan sengaja merayu Leon agar dia tidak marah, Leon akhirnya tersenyum tipis dan langsung meraih bibir Tasya dan dimainkan olehnya.

Tasya sendiri langsung membalasnya dan bahkan dengan nakalnya membuka kemeja Leon yang membuat Leon sendiri tersenyum.

"Baru satu kali, kau seperti sudah ahli." Leon mengendus leher Tasya yng disukai olehnya. Bau tubuh Tasya membuat dia cepat bereaksi dan memginginkannya.

"Aku hanya menggunakan instingku, aku wanita dewasa, jadi cukup tau bagaimana menyenangkan pasangan meskipun baru pertama kali." Perkataan Tasya membuat Leon terdiam sebentar lalu menghentikan aktifitasnya.

"Pasangan?" Beo Leon.

"Ya, kenapa?" Tasya menjadi bingung sendiri karena Leon menghentikan aktifitasnya.

"Saat pertama kali kita bertemu, perjanjiannya adalah aku tidak boleh berhubungan dengan pria lain saat masih menjadi sugar baby-mu, jadi aku mengira kau akan menjadi pasanganku meskipun dengan kata lain hanya simpanan. Tapi aku menganggapmu pasanganku, itupun jika kau tidak keberatan," Tasya menjelaskannya dengan hati-hati karena takut Leon tidak menyukai perkataannya.

"Aku berjanji tidak mengatakan kepada siapapun," sambungnya yang takut Leon mengira jika dirinya akan mengatakan kepada semua orang jika dia memiliki pasangan yaitu dirinya.

"Tidak, bukan begitu. Maksutku. Umurku dan umurmu terpaut jauh, bagaimana kau bisa mengira dan menganggapku sebagai pasanganmu?" Entah kenapa Leon merasa aneh sendiri saat Tasya menganggapnya sebagai pasangannya.

"Entahlah, bukanlah umur hanyalah angka? Aku tidak tau kau mengira aku sebagai jalang atau tidak karena nyatanya memang aku jujur melakukan ini karena uang, aku sangat membutuhkannya. Tapi aku meyakinkan diriku jika aku melakukan ini karena kau pasanganku. Lagi pula aku melakukannya bukan dengan suami orang. Jadi untuk itu aku menganggapmu sebagai pasanganku, Maaf jika aku lancang."

"Kau harus tau jika aku memiliki putri yang hampir seumuran denganmu." Tasya melotot dengan perkataan Leon.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 7

    Leon benar-benar berada nyaman saat berada di dekat Tasya, entah dia sudah gila atau bagaimana karena dia benar-benar menjalin hubungan dan bahkan sudah dua kali berhubungan dengan Tasya, di mana dia adalah wanita yang muda dan terpaut jauh dengan umurnya. "Apa kau baik-baik saja?" Tasya mengelus pelan helaian rambut Leon karena sepertinya Leon memang seperti sedang kesal. Leon hanya menanggapinya dengan deheman namun masih berada di posisi yang sama. "Bisakah kita berangkat sekarang? Aku akan membuatmu melupakan kekesalanmu nanti." Tasya membujuk Leon agar dia mau segera menyalakan mobilnya agar bisa keluar dari sini. Leon menanggapinya dengan senyuman miring, "Aku akan menghukummu jika kau tidak menepati perkataanmu." Leon mengancam Tasya yang di tanggapinya dengan gelengan, Tasya juga tersenyum manis dan mencium sekilas bibirnya yang membuat Leon mengerang dan meremas bongkahan padat belakangnya. Leon sudah benar-benar dibuat candu oleh tubuh Tasya, selain dia bisa menyen

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 6

    Keesokkan paginya, Tasya benar-benar terpaksa bersiap untuk pergi bersama Leon, padahal dia tadinya ingin mengantarkan adiknya untuk kontrol rutin di rumah sakit. "Kakak benar-benar minta maaf karena tidak bisa menemanimu untuk cek kesehatan rutin," Tasya menjadi merasa bersalah karena seharusnya ini bisa menjadi kesempatan untuknya mengantar adiknya karena biasanya dia selalu lembur di pekerjaannya, namun dia malah tidak bisa menemani adiknya karena Sugar Daddy-nya. "Jangan pikirkan itu, Kak. Aku tidak apa. Ada Tante yang menemaniku." Noah tentu saja tidak mempermasalahkannya karena selain mengerti kesibukan kakaknya, dia juga sudah terbiasa pergi dengan tantenya. "Jika urusan Kakak sudah selesai, kakak janji akan pulang cepat." Janjinya meskipun Tasya sendiri tidak yakin jika Leon akan membiarkannya pulang dengan cepat. "Jangan terburu-buru, Tasya, selesaikan saja pekerjaanmu, ada Tante yang mengurus adikmu. Jangan khawatirkan dia," Thresa menenangkan kekhawatiran Tasya kare

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Penyatuan kembali

    "A-apa? Tapi bukankah umurmu masih 40 tahun? A-ku berumur 25 tahun, jika kau memiliki putra, itu artinya kau memiliki anak saat usia 15 tahun?" Tanyanya yang masih terkejut. Dia memang mengira jika Leon pasti memiliki anak, tapi tidak mengira jika anaknya seumuran dengannya. Leon tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan, dia menggendong Tasya ke kamar namun dibiarkan olehnya. "Umur putriku 22 tahun." Leon menjelaskan lalu duduk di sofa, hanya saja kini mereka berganti di sofa kamarnya. "Saat remaja, aku memang menghamili seorang wanita, ibu dari putriku yang sekrang, waktu itu aku masih berusia 17 tahun." Lanjutnya yang membuat Tasya sedikit shock. "Astaga! Kau nakal sekali." Tasya tanpa sadar terkekeh dengan cerita Leon namun lalu menghentikan tawanya saat menydarinya "Maaf, aku hanya bercanda, aku tidak berniat mencibirmu." Tasya menjadi takut jika Leon tersinggung dengan perkataannya dan bahkan dia menertawakannya. "Tidak apa, aku menyukainya." Leon tersenyum dan seben

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 4

    Malam harinya, Tasya bersiap sedangkan Liora sudah masuk ke dalam rumahnya untuk menjemput Tasya. "Selamat malam, Tante." Sapa Liora kepada Thresa yang ditanggapi Thresa dengan senyuman. "Hai, Noah." Sapanya juga kepada Noah yang sedang duduk membaca buku. "Hai, Kak. Kalian ingin pergi?" Noah menebak jika kakaknya akan pergi bersama sahabatnya ini. Dan perkataan Noah di angguki oleh Liora. "Aku ingin meminjam kakak-mu sebentar," Liora terkekeh yang membuat Noah tersenyum mengangguk mengerti. "Eeh! sejak kapan kau datang?" Tasya terkejut saat keluar dari kamar dan melihat Liora ternyata sudah ada di dalam rumahnya. "Sedari tadi, kau sangat lama, sudah ayo." Ajaknya. "Tante, aku nitip Noah ya, " Tasya pamit kepada Tantenya yang di senyumi oleh Thresa "Jangan khawatirkan Noah, dia aman bersama Tante." Thresa tentu saja membiarkan Tasya keluar agar tidak terlalu memikirkan pekerjaannya. Dia juga pasti membutuhkan refreshing dan bersenang-senang. Setelah pamit, Mereka akh

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Ajakan kembali bermalam

    Setelah menebus obat dan membawa pulang adiknya, Tasya pamit untuk bekerja dan meninggalkan Noah dengan Thresa sang Tante. Jika pagi sampai sore, Tasya bekerja di restoran sebagai pelayan karena memang dia hanya lulusan sekolah menengah atas. "Tasya!" Sapa wanita cantik yang mengunjungi Tasya sebelum dia berangkat kuliah. "Kau ada kelas pagi, ya? Karena tidak biasanya kau bangun pagi dan sudah rajin seperti ini. Liora!" Tasya sengaja menyindir Liora karena kebiasaannya namun malah membuat dia terkekeh. "Dari perkataanmu seperti mengataiku wanita pemalas." Liora berlagak tidak terima sambil menyilangkan tangannya di dadanya. "Memang iya, bukan?" Perkataan Tasya akhirnya tidak bisa ditahan oleh Liora dan membuat dia tertawa. "Aku mengunjungimu, sekaligus ingin sarapan, nanti malam ayo ke club, kemaren kau membatalkannya, menyebalkan." Liora memang sedikit kesal karena Tasya membatalkan perjanjian mereka semalam padahal Liora sangat kesepian. "Semalam adikku masuk ke rumah

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Meminta uang

    "Hai, bagaimana perasaanmu, Noah?" Natasya tersenyum dan menghampiri adiknya ketika melihat dia sudah sadar. "Aku sudah lebih baik, Kak. Maaf sudah membuatmu khawatir."Noah menjadi merasa bersalah karena dia sudah bolak-balik ke rumah sakit dan sudah pasti menghabiskan uang kakaknya dan membuatnya khawatir. "Tidak apa, sebentar lagi kau akan sembuh dan tidak akan pernah bolak-balik ke rumah sakit lagi. Jadi sabar sebentar lagi, ya." Tanya mencoba menenangkan adiknya karena dia tau jika adiknya merasa bersalah karena dirinya kembali masuk rumah sakit. "Aku akan operasi?" Tebak Noah yang di angguki oleh kakaknya. Namun anggukannya malah membuat Noah terkejut. "Itu membutuhkan biaya sangat besar, Kak!" Bukannya senang, namun Noah malah khawatir dari mana kakaknya akan mendapatkan uang sebanyak itu. "Tidak begitu besar, jika pun besar, tidak menjadi masalah asal kau bisa sembuh dan tidak meraskan sakit lagi." Perkataan kakaknya membuat dia merasa benar-benar terharu. "Saat suda

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status