Share

Meminta uang

Author: Malhotra
last update Last Updated: 2025-09-24 20:10:03

"Hai, bagaimana perasaanmu, Noah?" Natasya tersenyum dan menghampiri adiknya ketika melihat dia sudah sadar.

"Aku sudah lebih baik, Kak. Maaf sudah membuatmu khawatir."Noah menjadi merasa bersalah karena dia sudah bolak-balik ke rumah sakit dan sudah pasti menghabiskan uang kakaknya dan membuatnya khawatir.

"Tidak apa, sebentar lagi kau akan sembuh dan tidak akan pernah bolak-balik ke rumah sakit lagi. Jadi sabar sebentar lagi, ya." Tanya mencoba menenangkan adiknya karena dia tau jika adiknya merasa bersalah karena dirinya kembali masuk rumah sakit.

"Aku akan operasi?" Tebak Noah yang di angguki oleh kakaknya. Namun anggukannya malah membuat Noah terkejut.

"Itu membutuhkan biaya sangat besar, Kak!" Bukannya senang, namun Noah malah khawatir dari mana kakaknya akan mendapatkan uang sebanyak itu.

"Tidak begitu besar, jika pun besar, tidak menjadi masalah asal kau bisa sembuh dan tidak meraskan sakit lagi." Perkataan kakaknya membuat dia merasa benar-benar terharu.

"Saat sudah sembuh nanti, aku berjanji akan mencari uang untuk membantumu, Kak!" Ucap Noah

"Jangan memikirkan itu, yang terpenting kau sembuh dan sehat, Kakak masih bisa mencari uang sendiri." Tasya tentu saja tidak ingin membiarkan adiknya bekerja meskipun dia sudah sembuh, Noah harus bersekolah dan menjadi sarjana agar kehidupannya kelak bisa lebih baik.

Noah akhirnya hanya diam saja, dia sangat senang dan menyayangi kakak satu-satunya yang dia punya ini.

Setelah orang tuanya meninggal, dia dan kakaknya tinggal bersama Tantenya, di mana dia juga sudah ditinggal mati oleh suaminya, Tantenya memiliki anak, hanya saja dia berada di kota lain untuk bekerja.

Sebenarnya Thresa sudah diminta oleh anaknya untuk ikut dengannya. Hanya saja Thresa tidak tega meninggalkan Noah dan Natasya, apalagi Noah sedang sakit dan memiliki penyakit parah yang harus dijaga oleh seseorang ketika Natasya pergi bekerja.

Untuk itu dia memilih untuk tidak ikut dengan anaknya, hanya saja mungkin dia akan meninggalkan Noah dan Natasya ketika Noah sembuh nantinya.

*****

Sedangkan di tempat lain, Leon terbangun pukul 6 pagi, dia melihat di sampingnya yang sudah tidak ada wanita yang tadi malam sudah menyenangkannya.

Dia mengira jika Sugar Babby-nya ini mungkin ke toilet, dia melihat ponselnya yang ternyata ada pesan dari Tasya dan mengatakan jika dia harus pergi karena adiknya membutuhkannya.

Dia tersenyum tipis dan membiarkannya. Setelah dua tahun menduda, akhirnya malam ini pecah juga. Dan dia sangat senang dan puas dengan pelayanan Sugar Babby-nya. Meskipun pertama kali bagi Tasya, tapi dia benar-benar melakukannya dengan baik, bahkan dia menjadi mengingat bagaimana dia bergerak liar di atasnya yang membuat miliknya seketika menjadi bereaksi kembali hanya karena memikirkannya.

"Dia sangat menggemaskan, hanya saja dia hampir seumuran dengan putriku." Gumamnya mengingat jika memang usia Tasya hampir setara dengan putrinya meskipun beda beberapa tahun saja dengannya

Dia memang meminta temannya agar dicarikan Sugar Babby yang masih gadis, karena dia tidak mau menjalin hubungan dengan wanita bekas, di mana dia tidak tau, sudah berapa pistol yang sudah memasukinya, dia tidak ingin terjangkit penyakit, untuk itu dia meminta yang masih gadis meskipun nantinya dia yang akan memimpin kendalinya karena sudah pasti Sugar Babby-nya belum tau apapun dengan gaya bercinta.

Dia bahkan sangat puas ketika tadi bercinta dengan Tasya dan memang dia masih gadis. Apalagi ada darah segar yang tadi keluar dari miliknya saat pertama kali dia membobolnya.

Leon memutuskan untuk bersiap dan langsung pergi ke kantor. Namun sebelumnya dia menghubungi putrinya karena dia mengatakan jika dirinya keluar kota selama semalam.

"Iya, Dad?" jawab Liora di seberang sana.

"Daddy pikir kau belum bangun." Leon memang mengira jika putrinya belum terbangun karena kebisannya yang sering bangun siang.

"Aku ada kelas pagi, Dad. Jadi aku bangun pagi." Liora terkekeh yang membuat Leon tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu selamat belajar, Sayang. Daddy sedang perjalanan ingin ke kantor." Leon memang hanya memastikan dan memberitahu anaknya jika dia akan langsung ke kantor.

"Daddy juga hati-hati, aku sayang Daddy." Liora tersenyum karena memang ayahnya selalu mengabarinya dan selalu memperhatikannya meskipun ayaynya jarang sekali ada di rumah.

"Daddy juga menyayangimu, Sayang." Ucap Leon terkekeh namun lalu mematikan sambungan telefonnya.

Setelah sampai di kantor, Leon mengerutkan dahinya karena Tasya menghubunginya. Namun langsung di angkat olehnya.

"Tuan, maaf—

"Panggil saja namaku, jangan memanggilku dengan sebutan itu. Aku sudah mengatakan padamu semalam, kan?" Leon menolak dipanggil dengan nama Tuan karena seperti tidak enak di dengar ketika dia sendiri berhubungan dengannya.

"Maaf, aku belum terbiasa." Ralatnya karena memang dia seperti merasa aneh jika dirinya memanggil Leon dengan hanya sebutan nama sedangkan umur mereka terpaut cukup jauh.

"Baiklah, katakan ada apa?" Tanyanya karena sudah pasti mengira jika ada yang penting sehingga Tasya berani menghubunginya

"Aku membutuhkan uang, apakah aku bisa memintanya?" Tasya berbicara dengan hati-hati, karena takut jika Leon akan marah padanya, dia sedari tadi menunggu Leon membalas pesannya, namun dia tidak juga membalasnya, untuk itu Tasya memberanikan diri untuk menghubungi Sugar Daddy-nya ini.

Leon terdiam sebentar, dia lupa jika memang belum memberikan uang kepada Tasya, dia sendiri tidak maslah jika Tasya memintanya karena Leon tau kalau dia mau menjadi simpanannya dan bahkan tidur dengannya pasti karena membutuhkan uang.

Tasya menggigit bibir bawahnya karena Leon hanya diam saja "Apa boleh? Maaf jika terdengar buru-buru, tapi aku terpaksa memintanya karena aku membutuhkannya sekarang." Tasya memberanikah diri bertanya sekali lagi karena Leon tidak menjawab perkataannya.

"Tidak masalah, jangan meminta maaf, katakan saja kau membutuhkan berapa. Kau bisa meminta kapanpun karena tujuanmu menjadi Sugar Babby memang karena uang. Bukan?" Perkataan Leon membuat Tasya tersenyum getir, dia sedikit tersinggung namun tidak menyangkal jika memang yang dikatakan Leon memang benar.

"Terserah padamu." Tasya tidak mau menyebut nominalnya karena takut Leon tidak berasa nyaman dengannya saat kesan pertama kali dia meminta uang kepadanya dan membuat Leon semakin mengira jika dia tidak tau diri jika meminta nominal yang besar.

"Baiklah, kirim saja nomor rekeningmu. Aku akan mengirimkan uangnya sebentar lagi." Tasya tersenyum senang dengan perkataan Leon yang ternyata sepertinya memang tidak keberatan.

"Terima kasih, Leon." Tasya bahkan langsung mematikan sambungan telefonnya yang membuat Leon tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya dengan pelan.

Setelah mengirimkan nomor rekeningnya. Tasya masih menunggu kiriman uang dari Leon dengan hati yang berdebar. Ini pertama kalinya dia meminta uang dari seseorang karena jasanya namun bukan jasa kerja pada umumnya, namun jasa tidurnya dan menemaninya.

Dia memang saat ini membutuhkan uang karena dia ingin menebus obat adiknya dan akan membawanya pulang untuk berobat jalan sementara waktu.

Namun tak lama Tasya mengembangkan senyumnya ketika ponselnya berbunyi dan ternyata Leon mengirimkan uang yang lumayan banyak, lebih dari yang dia butuhkan untuk obat adiknya. Dia bahkan tidak pernah mengira jika Leon mengirkan uang sebanyak itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 64

    Liora menghampiri Tasya dan bahkan langsung menamparnya yang membuat Tasya dan Leon jelas saja terkejut. "Liora!" Leon yang marah langsung menarik tangan putrinya karena sudah menampar Tasya. "Jadi benar, jika Daddy berselingkuh dari Mommy? Kau berselingkuh dengan wanita muda dan bahkan dia adalah sahabatku, kalian berdua menipuku." Ucap Liora yang masih marah. "Tidak ada yang menipumu, dan aku pun tidak pernah menyelingkuhi ibumu, kau harus mendengarkan Daddy terlebih dahulu. Jangan seperti ini." Leon masih mencoba bersanar meskipun sebenarnya dia benar-benar marah dengan apa yang dilakukan oleh Liora. "Kami memang memiliki hubungan sudah lama, bahkan sebelum Daddy tau jika dia adalah sahabatmu, begitupun dengan Tasya, dia tidak tau waktu itu jika Ku adalah ayahmu." "Kami memang menyembunyikannya karena tau kau belum siap waktu itu untuk memiliki ibu sambung, kami sudah akan memberitahumu saat kau pulang dari study tour tapi kau melihatnya lebih dulu." Ucap Leon menjelaskan

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 63

    "Terima kasih, Sayang. Keluargaku sangat menyukaimu." Ucap Tasya saat keesokkan paginya berada di kantor. "Hm, mereka harus menyukaiku, jika tidak! Aku akan menculikmu dari mereka." Tasya terkekeh dan memeluk tubuh kekasihnya ini. "Cukik saja, aku senang jika kau melakukanny." Tasya menantang Leon namun dia malah tertawa menanggapinya. "Jangan membuatku semakin gemas denganmu, Sayang. Atau aku akan menggigitmu." Ucap Leon yang bahkan menggigit pelan pipi Tasya namun dia malah terkekeh. "Kapan kau berencana akan mengatakan semua ini kepada Liora?" "Entahlah, tapi secepatnya, mungkin dalam waktu dekat ini, kau siap bukan?" Tasya mengangguk dengan perkataan Leon meskipun dia menghela nafas panjangnya tanda sebenarnya dia memang gelisah jika saat nanti Liora tau tentang hubungannya dengan Leon. "Baiklah, sekarang aku akan ke mejaku, aku tidak mau makan gaji buta karena selalu kau tahan di sini dan terkadang hanya kau minta untuk di peluk." Tasya melepaskan pelukannya namun L

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 62

    Di kantor, siang harinya tiba-tiba saja kepala Tasya menjadi pusing yang menjadikannya tidak bisa berkonsentrasi dalam mengerjakan pekerjaannya. "Kenapa kepalaku menjadi pusing seperti ini." Gumam Tasya yang memegangi kepalanya. Dia melihat jam di tangannya yang sepertinya mungkin karena dia belum makan siang dan kelelahan. "Mungkin aku masuk angin, semalam aku tidur dengan Leon tanpa memakai baju." Tasya masih berusaha positif, karena Leon sedang meting, dia akhirnya pergi sendirian untuk makan siang di restoran sebelah. Namun tak lama ternyata Liora menghampirinya. "Aku tadi mencarimu di mejamu, kau tidak ada malah sudah makan di sini." Liora mengomel karena buasanya Tasya tidak makan lebih awal seperti ini. "Aku lapar, Liora! Tidak ada larangan untuk karyawannya makan saat lapar bukan? Lagi pula ayahmu sedang meting di luar. Jadi dia tidak akan tau jika aku keluar kantor lebih awal." Tasya terkekeh sendiri karena jika Leon tau pun, dia tidak akan marah dengannya hanya k

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 61

    "Kau nakal sekali, kenapa kau tidak menutupinya?" Leon terkekeh karena kekasihnya benar-benar jahil dan berani menghadapi Emma, namun dia snagat menyukainya. "Aku saja baru tau jika karyamu ini sangat banyak di leherku, jadi sekalian saja aku memanasinya." Ucal Tasya yang memang sengaja. Leon tertawa dan akhirnya ingin menciumnya namun Tasya terkejut dan jelas saja menoleknya. "Banyak pelayan di sini." "Mereka akan pura-pura buta jika mengetahuinya. Mereka ada di pihakku dan tidak mungkin mengatakan kepada siapapun meakipun itu dengan Liora." Namun belum Tasya menjawab, dia segera menjauh dari Leon ketika sepertinya Liora akan turun. "Eh! Natasya! Kau ini dari mana saja. Aku mencarimu, aku terkejut kau tidak ada di kamar." Liora terkejut dan mengomeli Tasya namun dia malah terkekeh dan menggaruk dahinya. "Aku tadi meminjam bajumu dan berolahraga disekitar sini, aku tidak memberitahumu dan membangunkanmu krena kau sangat lelap, aku tidak tega." Jelas saja itu hanya sebua

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 60

    Leon turun dari kamarnya dan benar-benar merasa malas melihat mantan istrinya yang suka sekali mencari muka di depan putrinya. "Coba tanyakan ayahmu, mana tau temanmu itu ada di kamarnya." Ucap Emma yang melihat mantan suaminya ini turun. "Mom! Ck! Jangan seperti itu." Liora menegur ibunya yang jelas saja membuat Emma semakin kesal. "Kau seharusnya tau jika— "Sepertinya kau harus tau sesuatu, Liora." Ucap Leon yang menghentikan perkataan Emma yang akhirnya membuat Emma terdiam. "Ada apa, Dad? Apa kau tau di mana Tasya? Karena dia sedari tadi tidak ada di manapun, tapi barang-barangnya masih ada di kamar, bahkan ponselnya juga." Ucap Liora yang memang sedari tadi bingung mencari Natasya. Dia sudah bertanya kepada pelayan di sini, namun tidak melihat Natasya sama sekali di manapun. "Daddy bau bangun." Hanya itu jawaban Leon. "Mungkin dia sedang berolahraga di sekitar sini. Apa kau sudah mencarinya?" "Aah iya, benar juga. Kenapa aku tidak terfikirkan ya, tadinya aku men

  • Gelora Hasrat Sugar Daddy   Bab 59+

    "Ini benar-benar kabar baik, Sayang." Leon jelas saja senang karena perkataan Tasya kepadanya. "Hm, aku juga senang, sekarang hanya meluluhkan Liora, sepertinya aku harus selalu mencari perhatian dengan putri sambungku ini." Ucap Tasya terkekeh yang membuat Leon tersenyum. "Terima kasih, Sayang. Kau mau berjuang untuk hubungan kita, aku merasa beruntung." Leon benar-benar merasa bersyukur memiliki Tasya, awal dari kisah mereka yang hanya sebagai sugar Daddy. "Aku juga beruntung memilikimu, kau harus siap jika suatu saat aku menghabiskan uangmu, sugar daddy." Ucap Tasya yang membuat Leon tersenyum miring. "Hm, tidak masalah, kalau begitu. Kau harus bekerja keras untuk memuaskanku malam ini." Leon dengan mudahnya membuka baju yang dipakai oleh Tasya, dan Tasya sendiri membiarkannya saja. Dia bahkan juga dengan jahilnya menciumi leher Leon yang membuat dia jelas saja mengerang dengan perlakuan kekasih nakalnya. "Kau sudah lama tidak memakai pengaman." "Bukankah lebih nikmat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status