Share

Terulang?

Author: Embun Senja
last update Last Updated: 2024-09-04 12:35:10

"Apa yang kau lakukan di sini? Siapa yang kau cari?"

Saat dirinya mengejar Bella, tiba-tiba Kay menarik tangannya lalu bicara dengan Arland.

Seketika mata Arland memandang ke segala arah, ia kehilangan Bella.

"Sial, apa yang kau lakukan? Aku kehilangan dia, bodoh!" bentak Arland, kesal karena Kay telah menggagalkan pertemuannya dengan gadis yang ia cari.

"Aku tidak mengerti? Ada apa?" tanya Kay menaikkan kedua alisnya.

"Lupakan!"

Arland tak bisa mengatakannya pada Kay. Ia langsung masuk ke mobilnya lalu memukul setir mobilnya dengan marah.

Sementara itu, tanpa disadari siapapun, Bella berlari tergesa-gesa dan nafasnya tak beraturan.

Ia tadi merasa sangat frustasi di kamar sendirian sebab Sunny menggantikan dirinya untuk bekerja setelah dirinya terbangun dari pingsan.

Oleh karena itu, Bella pergi ke swalayan dengan berjalan kaki–idak peduli dengan kendaraan yang melintas kencang di sampingnya.

Ia pasrah dengan apapun yang terjadi padanya

Tapi siapa sangka, Bella justru hampir saja bertemu dengan pria yang merenggut mahkotanya?

Bella merasa marah, bahkan sampai meneteskan air matanya.

"Tuhan, jauhkanlah aku dari pria gila itu, aku tidak ingin bertemu dengannya," gumam Bella sembari berlari sekuat yang ia bisa menuju kostan-nya.

Ia sangat takut jika pria itu mengikuti dirinya lagi seperti tadi.

Bella benar-benar tak ingin melihatnya!

Sampai di kosannya, Bella bahkan langsung mengunci pintu kamarnya dan berbaring di kasur.

Sungguh, ia takut sahabatnya menjauhinya bila tahu ini semua.

Bagaimana jika itu terjadi?

Tidak ada teman yang sebaik Sunny padanya yang selalu ada setiap kali ia mendapatkan masalah.

Lalu, Nilesh? Pria itu begitu baik padanya. Bella tahu jika Nilesh pun menyimpan rasa padanya. Ia bahkan hendak mencoba menjalin hubungan dengan leader-nya itu. Tapi, tampaknya itu tak mungkin terjadi. Yang ada, Bella sekarang harus menjaga jarak pada leader-nya itu karena keadaannya sudah berbeda.

Tangannya mengepal keras. “Aku harap tak bertemu dengannya lagi, sampai mati.”

***

"Aku hanya ingin minta maaf padanya. Izinkan aku bertemu lagi dengannya Tuhan."

Arland masih penasaran dengan Bella.

Tapi, semuanya jadi gagal karena ulah Kay.

Dihempaskan tubuhnya ke atas ranjang lalu memejamkan matanya, namun beberapa menit ia terpejam, suara ketukan pintu kamarnya membangunkannya.

Dengan gontai, Arland berjalan menuju pintu. Dan ketika pintu terbuka, ia melihat ibunya telah berdiri di depannya.

"Kenapa, Ma?" Arland yang merasa kacau hanya ingin terlentang di ranjangnya.

"Arland sayang, Mama cuma mau tanya sesuatu, kenapa Maudy tidak pernah lagi datang ke rumah ini, ya?"

Pertanyaan itu membuat Arland langsung melotot.

Ia sangat kesal ketika maminya menyebut nama Maudy, gadis yang sangat ia cintai namun mengkhianati dirinya.

Karena dia juga, Arland jadi merusak gadis yang tak bersalah!

"Sudahlah, Ma. Jangan menyebut nama itu lagi, aku tidak mood mendengarnya."

"Bukannya selama ini hubungan kalian baik-baik saja?" Murni terus bertanya pada Arland tentang hubungannya dengan Maudy.

"Hubungan kami baik-baik saja, Ma. Aku hanya lelah dan ingin istirahat sebentar!"

Arland memaksa ibunya itu keluar dari kamar agar tidak lagi bertanya terus-menerus.

Untungnya, berhasil.

Sekarang, ia bisa fokus memikirkan tentang Bella dan bagaimana cara menemuinya agar bisa menjelaskan bahwa ia benar-benar menyesal melakukan itu!

Sayangnya, ketika Arland mencari alamat yang tertera, ternyata Bella tak ada. Arland pun terpaksa datang ke kantornya seperti biasa.

Meski demikian, pria itu tak menyadari jika staf dan pegawai lainnya menyadari ada yang aneh dengan Tuan Muda itu.

Mereka bahkan mulai bergosip. Untung saja, Kay langsung menghentikannya sebelum sampai di telinga Arland!

"Arland, ada apa denganmu? Cara kerjamu juga asal-asalan.”

Kay melontarkan banyak pertanyaan pada pria tampan itu, namun hanya desahan nafas yang ia dengarkan sebagai jawaban dari pertanyaan itu.

Asisten Arland itu merasa kesal dengan apa yang terjadi. Hanya saja, ia juga tidak ingin terlalu masuk dalam urusan pribadi Arland.

“Ck! Sepertinya, aku harus diam-diam mencari tahu ini semua,” ucap Kay dalam hati meski tak enak karena ikut campur.

Jika ini karena wanita, maka Kay berjanji akan “menyelesaikannya”.

Baik Maudy, atau siapapun itu!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Akhir cerita, (Selesai)

    Ia melihat sosok pria yang berdiri di depannya, ia melihat dengan matanya tanpa berkedip, ia segera menangis lalu memeluk Arland dengan penuh haru, sedangkan Kay segera masuk ke dalam. Saat Bella tidak kunjung masuk ke dalam rumah, Novia segera melihat keluar, ia kaget, ia segera memeluk papanya, air mata di pipinya jatuh saat ia berada di pelukan papanya. "Papa kemana saja? kenapa tidak pernah pulang?" tanya Novia. "Maafkan papa ya nak, papa sangat sibuk, tapi papa tidak pernah melupakan Novia dan juga mama, doa kalian lah yang membuat papa pulang ke rumah dengan selamat." Novia sangat terharu mendengarnya, ia pun segera membawa papanya masuk, Bella segera membuatkan makanan untuk Arland, Arland segera mandi saat ia tiba di rumah, ia menikmati setiap sentuhan air yang membasahi tubuhnya. Kay memberi kejutan pada Sunny, ia berdiri di depan pintu kamar saat Sunny menggendong Kayra Maharani, Sunny segera berlari memeluk Kay, ia juga menangis terharu saat memeluk Kay, ia merasa

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Penyelesaian Tak Terduga

    Kay menikahi Sunny secara mendadak, sedangkan Maudy depresi karena tidak bisa mendapatkan apapun yang ia rencanakan selama ia tinggal di rumah Alexander. Arland dan Kay secara brutal terus mengejar keberadaan Anthony dan Nilesh, meskipun sangat lama ia baru menemukan tempat persembunyian Anthony, mereka mencari hingga ke pelosok kampung, banyak rintangan yang dilalui untuk menemukan persembunyian Anthony yang saat ini menjadi buronan karena banyak permasalahan yang mereka hadapi. Bella berbulan-bulan menunggu kepulangan suaminya, ia khawatir dengan keselamatan suaminya, ia merasa seperti seorang istri militer yang menunggu suaminya antara hidup dan mati. Bella menunggu dengan sabar, meskipun kadang Novia masih selalu bertanya di mana keberadaan papanya. Yang lebih sedihnya lagi, saat hari pernikahan Sunny harus rela melepaskan kepergian suaminya untuk mencari keberadaan Anthony, dengan hati yang penuh rasa khawatir dan air mata yang terus mengalir ia terus berdoa dan berharap

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Sengaja jatuh supaya Kay bersamanya

    "Wanita ular itu pernah menjadi kekasih mu," ucap Bella dalam hatinya, tapi ia juga mengikuti Arland ke halaman belakang, meskipun wajahnya cemberut dan terus ngedumel di dalam hatinya. Arland menyuruhnya menutup mata, setelah 2 menit Bella membuka matanya karena di suruh oleh Arland, Arland berlutut di hadapannya lalu memberikan cincin yang indah di jarinya. "Cincin?" ucap Bella kaget sambil tersenyum. Arland segera memeluknya lalu mengelus rambutnya, ia tahu Bella sangat lelah beberapa hari terakhir. "Jangan salah paham padaku, aku selalu memikirkan kebaikanmu dan juga kebahagiaan mu, aku selalu memikirkan mu." Bella tersenyum lalu memeluk suaminya, ia pun bahagia kegirangan, akhirnya setelah beberapa hari ia akhirnya di perhatikan lagi oleh suaminya. Bella dan Arland bermesraan di halaman belakang, dan pemandangan itu dilihat oleh Maudy, ia rupanya sangat terluka melihat itu, seperti di tusuk duri di jantungnya. "Kurang ajar, beraninya kau bermesraan di depanku Bella, lihat s

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Wanita ular

    "Untuk apa kau menangis? pergi dari sini!" ucap Arland. "Kenapa kau mengusir ku Arland? Bella dan Sunny juga mengusirku, kenapa tidak ada belas kasih mu padaku?" "Aku tahu apa yang terjadi di sini saat aku tidak ada di rumah, kau mengusir Sunny karena kau sama sekali tidak suka padanya, kehadiran Sunny jadi ancaman bagimu, apakah aku benar?" tanya Arland. Maudy terdiam, semua orang menatapnya sehingga ia sangat membenci Bella. "Aku tidak mengatakan apapun padanya, justru ketika aku baru turun dari kamar mereka berdua berusaha membuatku jatuh, mereka gagal lalu mereka mengusirku, harusnya kau paham apa yang terjadi di sini Arland, aku tidak pernah berubah padamu!" "Apa aku perlu menunjukkan video saat kau mengusir Sunny? kau sangat kasar padanya, jika Kay tahu kau mengusir Sunny maka habislah kau!" ucap Arland. Maudy sama sekali tidak berkutik, ia terdiam, tidak tahu harus mengatakan apa supaya Arland berpihak padanya. "Aku minta maaf Arland, aku tidak bermaksud membuat mu

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Maudy di usir dari rumah Alexander

    Zian hanya bisa menggeleng saat sudah tahu yang terjadi pada Arland, Arland memang melakukan kesalahan tapi itu sama sekali tidak di sengaja ataupun dia sadari, ia melakukan itu saat mabuk. "Lalu apa hubunganya dengan Anthony? kenapa ia selalu mengganggu anak dan istrimu?" tanya Zian sekali lagi. "Dia sebenarnya salah paham, aku tidak tahu apa yang dikatakan ayahnya padanya sehingga ia sangat membenci keluargaku, tapi yang pasti papa tidak pernah melakukannya kesalahan pada keluarganya," ucap Arland. Zian mengerti, sebenarnya ini hanya masalah pribadi yang belum selesai. Zian pun tahu cara memecahkan masalah ini, tapi pastinya dari salah satu pihak pasti ada yang tidak setuju. "Sebenarnya memecahkan masalah ini sangat mudah, tapi tergantung kedua belah pihak, jika salah satunya tidak setuju maka masalah ini akan tetap berlanjut hingga anak cucu kalian." Arland diam, ia sebenarnya tidak ingin memiliki masalah dengan siapapun, karena saat ini ia hanya memikirkan keluarganya saja.

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Nilesh minta tolong di bebaskan

    Kay dan Arland bicara berdua di luar rumah, ia sebenarnya tahu Maudy drop karena takut ketahuan ikut melakukan kesalahan. "Apa kau yakin dia benar-benar sakit?" tanya Arland. "Iya, dia sakit karena memikirkan papanya, jelas dia takut di penjara!" "Lihat saja nanti apa yang akan dikatakan oleh dokter, aku sebenarnya tidak penasaran kenapa dia tiba-tiba sakit!" ucap Arland sekali lagi. Dokter mulai memeriksa Maudy, Murni dan Bella masih ada di dalam kamar itu, dokter itu dengan cepat memberikan infus di tangannya lalu menyuruh Maudy minum obat. Setelah selesai menanganinya, dokter itu bicara dengan Murni dan Bella. "Jangan biarkan dia memikirkan hal yang tidak baik, itu bisa membuat calon bayinya dalam bahaya, Maudy tipe orang yang sangat mudah drop apalagi saat ini dia sedang hamil." "Apakah ada sesuatu yang membuatnya tiba-tiba sakit?" tanya Murni karena ia sangat penasaran. "Tidak, dia hanya tidak boleh memikirkan sesuatu yang berlebihan!" Dokter itu memberikan rese

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status