Share

152. Istri Berbakti

Penulis: VERARI
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-28 20:37:43

Angela bangun pagi-pagi buta. Sebelum-sebelumnya, dia termasuk wanita pemalas yang tak mau tergesa-gesa melakukan aktivitas.

Pikiran Angela tercerahkan setelah melihat tindakan Claus semalam. Dia berjanji pada diri sendiri akan melayani suaminya yang memiliki hati suci bagaikan malaikat itu dengan sangat baik.

Selesai mandi, dia membereskan kamar, tak seperti dirinya yang biasanya. Dia menata baju-baju kotor suaminya yang berserakan di walk-in closet.

“Apa sebaiknya aku mencuci baju Claus sendiri?”

Angela mengangguk penuh keyakinan. Dia membawa pakaian kotor itu ke kamar mandi, menuangkan sabun mandi cair ke ember untuk mencuci pakaian. Dengan begitu, dia sudah selangkah menjadi istri yang berbakti pada suaminya.

“Kalau dipikir-pikir, selama ini pelayan mencucikan baju suamiku. Secara tidak langsung, para pelayan itu juga menyentuh kesucian tubuh suamiku.”

Sebagai catatan, Angela tidak pernah sekali pun mencuci pakaian. Saat ini, dia hanya memutar-mutar pakaian kotor di dalam ember be
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yu Mi
awas gatal gatal nanti Claus badan kamu hihihihi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   268. Ayah

    Kegaduhan di luar membangunkan Collin. Dia membuka mata yang terasa sakit dan tebal.Collin mengedip-ngedipkan mata sambil mengambil ponsel di dekat kakinya. Ia bergerak pelan supaya Nadine tak terbangun.Setelah melihat wajahnya dari kamera depan di ponselnya, Collin terbelalak. Kelopak matanya tampak bengkak!‘Astaga! Apa-apaan wajah ini?! Apa Nadine semalam melihat wajahku yang seperti ini?’Sangat memalukan … seorang pria dewasa yang seharusnya dapat diandalkan malah menangis terisak-isak di depan istrinya! Collin bergegas turun dari kasur sebelum Nadine bangun dan melihat kondisi matanya. Dia harus mencari cara untuk menyembuhkan bengkak di kelopak mata yang baginya tampak memalukan.Namun, Nadine bergerak menggeliat saat kaki Collin menapak lantai. Pria itu menahan napas sambil menatap wajah cantik istrinya yang rupanya masih tertidur, lalu menghela napas setelahnya.Sampai di luar kamar, Claus masih mengomel-ngomel sambil berbaring meringkuk, entah apa yang diracaukan saudara

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   267. Pria Sabar

    Nadine bergerak gelisah. Di kasur yang sempit dan posisi saling memeluk, Collin dapat merasakan setiap inci lekukan tubuh Nadine walau tertutup kain. Apalagi, entah sadar atau tidak, Nadine sering menekan area sensitifnya.Dengan posisi seperti itu, Collin bisa membayangkan bagaimana lekukan indah istrinya. Di atas terasa begitu menonjol, pinggangnya ramping, dan kulitnya sangat mulus.Collin menelan ludah sambil menggertakkan gigi. Dia kemudian membayangkan duduk di tepi pantai bersama Nadine, di bawah mentari pagi yang hangat seperti cinta yang harusnya dia rasakan.Namun, gerakan Nadine membuat bayangan menenangkan itu lenyap seketika. “Ada apa, Nadine? Apa kau tidak bisa tidur?”Nadine mendongak, menatap dahi Collin yang sedikit berkeringat. Badan Collin memanas akibat sentuhan Nadine. Namun, dia masih tersenyum tenang, seolah-olah tak merasakan apa pun.“Sayang, bolehkah aku melepas jaketku? Rasanya agak tidak nyaman,” pinta Nadine dengan suara serak mengantuk. Tampaknya, dia t

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   266. Cinta Sehangat Mentari Pagi

    Pertanyaan bodoh macam apa itu? Tentu saja, Collin sangat mau!Akan tetapi, Collin sadar diri. Badannya cukup besar untuk tidur di ranjang sempit itu.“Nanti kau tidak nyaman berbagi ranjang denganku. Tidak apa-apa. Aku tidur bersama Claus saja. Istirahatlah yang nyenyak.”Nadine melepaskan lengan Collin. Beralih memelintir ujung bawah kaos Collin. Dia sedikit khawatir, Collin diam-dian akan pulang saat dia tidur.“Katanya, kau merindukanku. Aku … ingin tidur sambil memelukmu,” pinta Nadine sangat lirih. “A—Apa?” Collin mendengar samar, tapi dia tak yakin seorang Nadine akan mengatakannya lebih dulu!“Tidurlah di sini. Di ruang tamu tidak ada tempat lagi untukmu.” Nadine mengulang dengan suara yang lebih keras, tapi berbeda kata dengan sebelumnya. Collin sedikit kecewa karena mau mendengar keinginan Nadine lagi, tapi dia tetap senang karena tahu Nadine ingin tidur memeluknya.“Apa … tidak masalah …?”Collin jadi malu, menggosok rambut belakangnya dengan canggung.“Iya … tapi, sebaikn

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   265. Tidurlah Denganku

    Pada akhirnya, Collin tetap menggendong Nadine. Dia bersikeras memulangkan Nadine dulu, lalu mencari Claus setelahnya seorang diri.Nadine tersipu malu ketika mengalungkan tangan di leher Collin. Dengan pencahayaan lampu jalanan, Nadine menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang terasa memanas.“Aku pasti berat. Kau juga membawa tas ransel berat. Turunkan saja aku,” cicit Nadine.“Apa kau pikir, aku cuma pria lemah yang hanya bisa merengek tidak mau kau tinggal pergi?”Mendadak, pipi Collin merona. Kalau dipikir-pikir, dia hanya menunjukkan sisi lemahnya setelah bertemu dengan Nadine.Bagaimana raut wajahnya ketika menangis? Collin khawatir wajahnya tadi terlihat buruk rupa dan membuat Nadine kehilangan perasaannya. Dia sedikit mendongak, sesekali menoleh ke kanan kiri saat Nadine melirik-lirik padanya. Tak mau menunjukkan sisi buruknya, apalagi matanya pasti sangat bengkak sekarang.“Lagi pula, kenapa kau sampai tidak pakai alas kaki? Apa yang membuatmu buru-buru mendatangiku sambil

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   264. Nyaman

    Betapa bahagia hati Collin …. Akhirnya, penantiannya terbayarkan oleh perasaan cinta yang disambut istrinya.“Mari pulang ke rumah—”Collin menarik belakang kepala Nadine, kembali melahap bibirnya. Nadine menangkup pipi Collin, membalas dengan ciuman panas.Deru ombak menyamarkan suara decapan ciuman yang membara ….Bibir Collin merangkak turun, menciumi leher Nadine tanpa meninggalkan bekas. Semakin turun ke bawah sambil menarik pelan baju atas Nadine tanpa membukanya.Nadine menggigit bibir bawahnya saat merasakan sesapan di dadanya. Dia mendongak sambil setengah memejamkan mata, mendorong kepala Collin agar melakukannya lebih lama.Sayangnya, Collin segera menghentikan tindakannya. Kemudian merapikan baju Nadine.“Aku tidak mau melakukannya di sini,” ucap Collin dengan suara serak dan rendah.Tentu saja, Collin sangat menginginkan Nadine menjadi istri seutuhnya. Akan tetapi, dia mau melakukan malam pertama mereka di tempat yang berkesan dan nyaman.Wajah Nadine merah padam, tapi ta

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   263. Saya Juga

    ‘Aku harus jujur padanya! Aku tidak mau kehilangan lagi!’Telapak kaki Nadine terasa semakin perih ketika mulai menapak pasir pantai. Dia tak peduli, mengabaikan rasa yang menusuk-nusuk dan terus berlari sampai ke gubuk tempat terakhir dia meninggalkan Collin.Pandangannya buram oleh air mata yang dipenuhi ketakutan. Takut ditinggal mati suaminya.“Semoga belum terlambat,” isak Nadine.Akhirnya, langkahnya berhenti di samping gubuk. Nadine langsung jatuh terduduk.Dia membungkam mulutnya yang terisak cukup keras. Namun, Collin tak bisa mendengarnya.‘Untunglah … aku belum terlambat ….’Collin berbaring meringkuk sambil memeluk dirinya sendiri, memunggungi Nadine. Dia masih meratapi perceraian yang akan terjadi.“Maafkan aku, Nadine …. Aku seharusnya mengusirmu setelah kecelakaan waktu itu …. Kau tidak akan kehilangan kesempatan menjaga ibumu …,” isak Collin. Sudah berulang kali dia meracaukan hal yang sama.Rasa bersalah membuncah dalam dada Nadine ketika mendengar itu. Collin tak sala

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status