Share

202. Tanpa Collin

Author: VERARI
last update Huling Na-update: 2025-06-19 17:09:55

Pagi harinya, Collin menyempatkan menelepon Nadine. Nada panggilan tersambung, tapi Nadine sengaja tidak mengangkat panggilannya.

Collin tak bisa tidur nyenyak semalaman, memikirkan pertentangan hati dan pikirannya. Dia cukup mengkhawatirkan kondisi Nadine, juga merasa bersalah.

Collin menggunakan alasan pertemuan dengan Rick satu jam lagi sebagai alasan menghubungi Nadine. Dia berniat menanyakan di mana Nadine bermalam, dan apakah orang suruhan Asher berhasil menolongnya?

“Kenapa dia tidak mengangkat teleponku?” geram Collin.

Collin menyambar kunci mobil. Dia melesat ke distrik hiburan malam.

Saat hari terang, area itu tak begitu ramai. Hanya ada beberapa restoran dan toko-toko biasa yang sepi pengunjung.

Collin segera masuk ke motel yang pertama dikunjungi Nadine.

“Semalam ada keributan di sini. Wanita yang kau cari sudah pergi sejak tadi malam,” ujar resepsionis motel sambil menguap, tak niat menjawab dengan sopan.

Collin berdecak sebal. Sia-sia dia mengkhawatirkan Nadine!

Dia kem
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   209. Vino Lagi …

    Collin menghubungi Helen setelah sadar dengan realita. Dia juga harus bekerja meski di rumah. Penghasilannya lebih dari cukup untuk biaya hidup satu bulan.Namun, jawaban Helen sungguh tak terduga, “Semua pekerjaan Anda sudah dialihkan kepada Tuan Claus. Sampai Anda pulih, Anda tidak perlu bekerja dulu, Tuan.”“Apa? Lalu bagaimana dengan semua kontrak yang kita dapatkan bulan ini?”Sekarang sudah akhir bulan. Sebentar lagi Collin menerima gaji. Biasanya, dia tak pernah mengecek pemasukan. Membeli apa pun tak pernah mempermasalahkan sisa tabungan.Namun, kini dia harus mendapatkan haknya. Dia bisa menyewa rumah lain yang lebih nyaman, atau setidaknya membeli kasur untuk Nadine.Dari cara Nadine menggunakan uangnya, Collin dapat menilai bahwa Nadine adalah tipe orang yang suka berhemat. Nadine tak akan mau membeli barang-barang remeh yang tak terlalu dibutuhkan jika dilihat sisa tabungan Collin setelah dipakai Nadine.“Ko

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   208. Hanya Nadine

    Nadine terlonjak mendengar seruan Collin. Dia ketiduran hanya setelah memejamkan mata.“Apa kau tega meninggalkan orang sakit sendirian!” Suara Collin semakin keras.Nadine buru-buru membuka pintu toilet, tapi …“Ahhh!” Keduanya memekik bersamaan.Collin masih berusaha memakai celana! Nadine sontak menutup pintu lagi.“Apa kau tidak bisa mengetuk pintu lebih dulu?!” bentak Collin.“M—Maaf … Anda juga menyuruh saya cepat-cepat datang!”“Ck! Cepat kemari! Aku sudah selesai!”Nadine ragu sejenak, lalu membuka pintu perlahan. Dia kemudian masuk setelah melihat celana Collin terpasang sempurna.“Jangan curi-curi kesempatan padaku karena situasi yang tidak menguntungkanku!”“Tuan, tidak bisakah Anda bicara pelan? Telinga saya sakit. Dan kita juga punya tetangga di sini. Mereka bisa melapor polisi kalau Anda terus berteriak keras!”Collin masih menggerutu sepanjang kembali ke kamar.

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   207. Nadine!

    Collin tampak murka. Siapa Nadine berani menasihatinya?!“Kau—”“Bagaimanapun juga, Nyonya Laura dan Tuan Asher adalah orang tua Anda. Mereka membiayai hidup Anda, memberi Anda kebahagiaan, dan selalu mengabulkan semua keinginan Anda selama ini. Ada baiknya Anda membalas kebaikan mereka, bukan marah mengadukan penderitaan Anda terus-menerus!”Nadine akhirnya menyerahkan ponsel itu. Dia kemudian keluar dari kamar.Collin hanya menatap ponsel Nadine sambil merenungkan ucapannya. Apa yang Nadine katakan memang benar.Selama ini, dia hanya menargetkan menikah dengan Jolie. Dia bekerja hanya karena kewajiban. Jika dia bukan putra Asher Smith, dia mungkin saat ini sedang bekerja keras mencari nafkah, bahkan tak peduli dengan Jolie atau wanita mana pun.“Ck! Tau apa dia tentangku,” gumam Collin, lalu menarik selimut sampai ke dagu, tak jadi menghubungi Laura.Ketika malam semakin larut, Collin sudah tidur pulas di kamar sempit itu. Nadine pelan-pelan naik ke ranjang, lalu berbaring di sebela

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   206. Menjalani Kehidupan Baru

    Nadine mengeluarkan beberapa lembar kwitansi dan kartu kredit-debit Collin. Membuat pria itu mengerutkan kening.“Anda perlu membayar biaya pertanggungjawaban pada kecelakaan, lalu biaya rumah sakit, sekaligus operasi, juga rawat inap selama satu minggu ini.”“Kau memakai kartuku tanpa izin?” Collin mengusap wajahnya dengan kasar. “Apa kau tidak mengklaim asuransi? Kau juga bisa menyuruh pihak Smith Group untuk mengurus itu semua!”Nadine memang punya kuasa memakai tabungan Collin di saat mendesak. Awalnya, Nadine akan memakai uang pribadinya, tapi jelas tak cukup untuk menanggung semua kerugian.“Smith Group hanya membantu permasalahan hukum karena Anda melanggar rambu lalu lintas hingga menyebabkan kecelakaan beruntun. Anda yang harus mengganti rugi seluruhnya. Dua pemilik mobil mewah yang juga mengalami kecelakaan tidak mau bernegosiasi dan menginginkan mobil baru yang sama.”Collin tak membantah lagi. Memang benar semua itu karena kesalahannya.Collin kini sepenuhnya yakin … dia t

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   205. Karma

    Asher mengabulkan permintaan Nadine tanpa ragu. Setelahnya, Nadine diantar menuju rumah sakit. Asher dan Laura menyusul tak lama setelah keberangkatannya. Mereka sampai di rumah sakit hampir bersamaan.“Bagaimana kondisi Collin, Mark? Apanya yang harus dioperasi?” Laura langsung mencecar Mark dengan pertanyaan setelah sampai.Mark dan Nadine yang duduk menunggu di depan ruang operasi langsung berdiri.Laura tampak begitu khawatir. Wajahnya memerah menahan tangisan.“Dia mengalami cedera kaki kiri dan luka dalam yang harus dioperasi. Untungnya Collin sempat melepas sabuk pengaman menghindari benturan mobil lain dari sebelah kiri dan langsung dilarikan ke rumah sakit tepat waktu. Mobil bagian kirinya rusak parah.”Tak mengherankan. Collin melaju dengan kecepatan tinggi. Sementara kendaraan yang sedang melaju dari arah kiri juga sama-sama kencang. Ada beberapa mobil lain yang ikut tertabrak di belakang mobil itu.Laura terduduk dengan lemas. Inilah yang dia takutkan ketika mengetahui pe

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   204. Jaga Putraku

    Nadine lebih dulu sampai di ibu kota. Dia langsung menuju ke kantor, meninggalkan barang-barangnya di ruang kerja, lalu ke ruangan Asher.“Tuan Asher, saya membawa kontrak kerja sama dengan Perusahaan Hartley.” Dia menyerahkan map di atas meja kerja Asher setelah duduk.“Di mana Collin? Apa dia meninggalkanmu di jalan?”Nadine tersenyum. Kali ini, dia yang meninggalkan Collin.“Saya pulang lebih dulu naik kereta api, Tuan. Maaf, saya tidak bisa pulang bersama Collin.”“Tidak. Justru Collin yang seharusnya minta maaf padamu. Apa kau sekarang baik-baik saja? Rick bilang kalau kakimu sakit dan dia sempat membawamu ke rumah sakit.” Asher juga melihat kaki kanan Nadine tadi sulit menapak lantai saat masuk ke ruangannya.“Tidak apa-apa, Tuan. Kaki saya hanya lecet. Terima kasih atas perhatiannya.”Asher menatap menantunya sambil memikirkan banyak hal. Apa dia sudah melakukan kesalahan mengambil keputusan menikahkan Nadine dengan putranya yang sulit diatur?“Aku pernah bilang padamu. Pernika

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status