Share

Chapter>40.

last update Last Updated: 2025-10-26 08:01:10

Empat jam berlalu sejak Jonathan mulai menggempur Gea dengan semangat yang tak kenal lelah. Tubuh Gea kini benar-benar melemah, matanya terpejam rapat, nafasnya berat tertutup kantuk yang dalam. Keringat membasahi dahi dan lehernya, tanda betapa intensnya pertempuran ranjang yang baru saja mereka jalani. Jonathan pun ikut tertidur, tubuhnya membungkus Gea dalam pelukan erat, seolah takut kehilangan jejak kehangatan yang baru saja mereka bagi.

Malam berganti pagi, cahaya lembut menyelinap lewat celah tirai kamar, menerangi sudut-sudut ruangan dengan hangat. Namun Gea masih terlelap, nafasnya teratur, tanpa tanda-tanda akan bangun segera. Sementara itu, Jonathan sudah terjaga lebih dulu, matanya menatap lembut ke arah wajah Gea yang tampak begitu tenang dan polos saat tidur. Bibirnya tersungging senyum tipis, tak bisa menyembunyikan kekaguman yang muncul tanpa disengaja.

“Dia cantik juga,” gumam Jonathan pelan, suaranya nyaris tak terdengar, seolah takut mengganggu k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gelora Panas: Di Atas Ranjang.   Chapter>42.

    Gea dengan cekatan menyuapkan nasi ke mulut Jonathan, matanya sesekali menatap lelaki itu yang tampak serius meskipun sedang makan. Setelah kotak bekal Gea kosong. Gea menarik nafas pelan, berusaha mengumpulkan keberanian untuk menyampaikan kabar yang hampir terlupa. "Pak, saya menerima undangan untuk Anda," katanya sambil menghindari tatapan Jonathan, seolah takut reaksinya akan berbeda.Jonathan mengangkat alis, menunggu kelanjutan perkataan Gea.Gea melanjutkan, "Daftar undangan ulang tahun dari putri Keluarga Hendra. Sampai saya cari tahu, ternyata Anda cukup dekat dengannya." Suaranya bergetar tipis, menandakan campuran rasa penasaran dan sedikit kekhawatiran.Jonathan menatap Gea dengan mata yang tiba-tiba lebih tajam. "Acara akan diadakan Minggu besok," lanjut Gea, "Tepatnya di malam hari."Diam sejenak, Jonathan menghela nafas panjang lalu berkata, "Kamu ikut dengan saya ke sana."Gea terkejut, tubuhnya kaku seketika. "T

  • Gelora Panas: Di Atas Ranjang.   Chapter>41.

    “Nona Selly sebenarnya terus mengejar anda ada maksud lain tuan, dia bukan menyesali perbuatannya yang dulu. Melainkan ada sesuatu yang ingin direncanakan.”Rasya datang ke ruangan pribadi Jonathan, untuk memberitahu beberapa hal penting kepada Jonathan.Jonathan tampak duduk di bangku kebesaran nya, sambil di temenin tumpukan kertas-kertas yang belum ditandatangani.“Aku sebenarnya sudah mengetahui niat dia seperti itu, maka dari itu aku akan masuk ke dalam permainannya Nanti.”“Mungkin benar Anda harus masuk kedalam permainan nona Selly, untuk bisa mengambil kesempatan, membuat perusahaan Keluarga Hartono gulung tikar tuan.” “Nona Selly sangat haus akan kekuasaan, sehingga dia sangat tertarik kepada tuan, karena nona Selly tahu, tuan memiliki kekuasaan yang sangat besar.”“Aku sangat membenci wanita matre dan serakah akan uang, lihat saja setelah ini, apakah dia masih bisa berkutik.”“Kemarin tuan Gelar berusaha masuk

  • Gelora Panas: Di Atas Ranjang.   Chapter>40.

    Empat jam berlalu sejak Jonathan mulai menggempur Gea dengan semangat yang tak kenal lelah. Tubuh Gea kini benar-benar melemah, matanya terpejam rapat, nafasnya berat tertutup kantuk yang dalam. Keringat membasahi dahi dan lehernya, tanda betapa intensnya pertempuran ranjang yang baru saja mereka jalani. Jonathan pun ikut tertidur, tubuhnya membungkus Gea dalam pelukan erat, seolah takut kehilangan jejak kehangatan yang baru saja mereka bagi.Malam berganti pagi, cahaya lembut menyelinap lewat celah tirai kamar, menerangi sudut-sudut ruangan dengan hangat. Namun Gea masih terlelap, nafasnya teratur, tanpa tanda-tanda akan bangun segera. Sementara itu, Jonathan sudah terjaga lebih dulu, matanya menatap lembut ke arah wajah Gea yang tampak begitu tenang dan polos saat tidur. Bibirnya tersungging senyum tipis, tak bisa menyembunyikan kekaguman yang muncul tanpa disengaja.“Dia cantik juga,” gumam Jonathan pelan, suaranya nyaris tak terdengar, seolah takut mengganggu k

  • Gelora Panas: Di Atas Ranjang.   Chapter>39.

    Jonathan yang sudah kepalang nafsu dan sudah tidak kuat lagi.Jonathan pun langsung menghampiri Gea lalu menarik Gea cukup kasar.“Ahh— Pak.” Gea ditarik lalu didorong di atas kasur, tenaga Jonathan yang lebih kuat dari Gea, membuat Gea tidak bisa apa-apa.“Kamu ingin balas dendam hmm?” ucap Jonathan, suaranya sangat berat dan serak-serak gitu.Tubuh Gea ditindih oleh tubuh Jonathan.“N-nggak Pak.” jawab Gea berbohong.“Kamu pikir saya gak tahu Gea? Kamu sengaja mau membiarkan saya gila dengan tingkah laku menggoda kamu tadi?”“Lihat saja setelah ini, kamu gak akan bisa jalan kembali seperti di Dubai.” ancam Jonathan sambil mencengkram tangan Gea ke atas.“Jangan itu sangat sakit.” Gea pun ketakutan dan tidak ingin seperti kemarin lagi.Jonathan memasang senyum sinisnya ke arah Gea.“Terserah saya dong! Kan malam ini kamu sudah menjadi milik saya, bebas dong— Hahaha!” Jonathan yang te

  • Gelora Panas: Di Atas Ranjang.   Chapter>38

    Gea terbelalak, dadanya sesak seolah ada beban berat menindihnya. Matanya yang baru terbuka sulit menyesuaikan dengan cahaya ruangan yang hangat dan familiar sekaligus asing. Sosok pria di depannya—Jonathan—sedang menatapnya dengan senyum tipis yang sulit diartikan. Jantung Gea berdetak tak beraturan, antara takut dan bingung. "Pak Jonathan?" suaranya bergetar, nyaris tak percaya. Jonathan mengangguk perlahan, matanya menampakkan campuran rasa bersalah dan ketulusan. "Gea... kamu sudah aman di sini," katanya lembut, mencoba menenangkan. Namun, di balik senyum itu, ada berat yang tak tersampaikan. Gea menggeliat lemah, mencoba merangkai ingatan yang berantakan. Ia ingat gelapnya perjalanan, rasa dingin tangan yang menariknya, dan pengkhianatan terbesar—ibunya sendiri yang menjualnya seperti barang dagangan. Tapi sekarang, dia berada di rumah Jonathan, ia merasa dunia seolah aneh. Tangan Gea bergetar saat mencoba duduk, matanya terus menatap Jonathan penuh tanya dan luka. "Kenapa ak

  • Gelora Panas: Di Atas Ranjang.   Chapter>37.

    “Kenapa sih dia? Kenapa dia terus memegang pahaku? Memangnya paha ku ini tempat untuk di pegang-pegang oleh tangannya? Mentang-mentang dia seorang bos, dia boleh gitu seenaknya kepada ku?” “Kalau saja aku tidak butuh pekerjaan ini, sudah ku tikam sejak lama pria ini.” “Dia pikir aku takut dengan nya gitu? CK! Aku sama sekali tidak takut kepada-nya.” Gea menggerutu di dalam hatinya, merasa jengkel saja dengan tangan Jonathan yang nakal ini. Gea merasa sedikit risih, apalagi ada Nina putrinya. Walaupun iya Nina tidak melihat, tetapi Gea tetap takut. “Kenapa kamu kesal padaku?” Jonathan yang melihat ekspresi Gea yang cemberut kesal. Jonathan pun langsung bertanya. “Nggak!” jawab Gea singkat sekali, bahkan matanya tidak menoleh sedikitpun kepada Jonathan. “Sudah tau aku kesal, masih saja dia menyentuh paha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status