Share

Chapter>40.

Penulis: ningsihaulya21
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-26 08:01:10

Empat jam berlalu sejak Jonathan mulai menggempur Gea dengan semangat yang tak kenal lelah. Tubuh Gea kini benar-benar melemah, matanya terpejam rapat, nafasnya berat tertutup kantuk yang dalam. Keringat membasahi dahi dan lehernya, tanda betapa intensnya pertempuran ranjang yang baru saja mereka jalani. Jonathan pun ikut tertidur, tubuhnya membungkus Gea dalam pelukan erat, seolah takut kehilangan jejak kehangatan yang baru saja mereka bagi.

Malam berganti pagi, cahaya lembut menyelinap lewat celah tirai kamar, menerangi sudut-sudut ruangan dengan hangat. Namun Gea masih terlelap, nafasnya teratur, tanpa tanda-tanda akan bangun segera. Sementara itu, Jonathan sudah terjaga lebih dulu, matanya menatap lembut ke arah wajah Gea yang tampak begitu tenang dan polos saat tidur. Bibirnya tersungging senyum tipis, tak bisa menyembunyikan kekaguman yang muncul tanpa disengaja.

“Dia cantik juga,” gumam Jonathan pelan, suaranya nyaris tak terdengar, seolah takut mengganggu k
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • CEO AROGAN MENGEMIS CINTAKU    Chapter>90.

    Hening kembali menguasai ruangan itu, hanya menyisakan bunyi bip statis dari monitor jantung yang seolah mengejek keputusasaan Jonathan. Namun, tepat saat Jonathan hendak melepaskan genggamannya untuk membasuh wajah, ia merasakan sesuatu.Sesuatu yang sangat halus. Hampir tidak terasa.Ujung jari manis Gea bergerak sedikit—sebuah kedutan kecil yang nyaris tak kasat mata—menyentuh telapak tangan Jonathan.Jonathan membeku. Jantungnya berdegup kencang, seolah ingin melompat keluar dari dadanya. "Gea?" bisiknya, nyaris tak terdengar. "Gea, kamu dengar saya?"Ia tidak berani berkedip. Matanya terpaku pada kelopak mata Gea yang mulai bergetar hebat. Di layar monitor, grafik aktivitas otak yang tadinya landai mulai menunjukkan lonjakan-lonjakan tajam. Suara alarm alat medis mulai berbunyi nyaring, menandakan adanya perubahan mendadak pada ritme tubuh pasien."Dokter! Dr. Sanjaya!" teriak Jonathan tanpa melepaskan tangan Gea.Dr. Sanjaya yang baru saja mencapai pintu segera berlari kembali

  • CEO AROGAN MENGEMIS CINTAKU    Chapter>89.

    BRENGSEK! LEPASIN GUE SIALAN!" Raungan Selly memecah kesunyian lorong, suaranya serak karena terus memberontak. Tiga pasang tangan kekar mengunci pergelangan dan lengannya, menyeret paksa tubuhnya yang melawan ke tengah ruangan. "JANGAN MAIN-MAIN YA SAMA GUE SETAN! LEPASKAN! LEPASKAN!" Setiap kata terlempar dengan getar kebencian yang murni.Cengkeraman pada lengannya mengeras, seolah berusaha meremukkan tulangnya. Selly meludah, matanya liar mencari celah untuk meloloskan diri, namun sia-sia. Para penjaga itu seolah patung batu tak tergerak.PLAK!Suara tamparan itu begitu nyaring, memantul dari dinding semen yang dingin. Kepala Selly terlempar ke samping, rasa panas dan denyutan seketika menjalar di pipinya. Bintang-bintang kecil seakan meletup di retinanya, dan rasa logam darah memenuhi mulutnya."ANJING!" Selly sontak menjerit, kata umpatan yang tajam itu keluar tanpa sempat ia tahan.Andre, pria bertubuh paling besar dengan rahang persegi, menarik tangannya yang memerah. Matanya

  • CEO AROGAN MENGEMIS CINTAKU    Chapter>88.

    Di luar ruang perawatan intensif tempat Gea terbaring, Rasya berdiri terpaku di koridor yang sedikit lengang. Udara malam yang sejuk menusuk kulitnya, membawa aroma antiseptik rumah sakit yang kental. Matanya, yang biasanya tajam dan penuh perhitungan, kini memancarkan kecemasan yang tersembunyi. Ia menggenggam ponselnya erat-erat, cahaya layarnya memantul tipis di wajahnya yang tegang. Ia sedang berbicara dengan salah satu anak buah terpercaya Jonathan."Oke, sekarang nona Selly ada di mana?" desis Rasya, suaranya pelan namun penuh otoritas, khawatir suaranya akan menembus pintu ruang rawat Gea yang kedap."Selly ada sama Andre sekarang, dia sudah diamankan," jawab suara di seberang, nadanya lega bercampur kepastian.Alis Rasya terangkat sedikit. Ini adalah kabar baik yang sudah lama ditunggu tuannya. "Jaga nona Selly! Jangan sampai dia lepas... Tuan sudah benar-benar menunggu hal ini." Ada penekanan kuat pada kata 'lepas', karena Selly adalah kunci dari segala kekacauan yang terjadi

  • CEO AROGAN MENGEMIS CINTAKU    Chapter>87.

    Dinding putih ruang perawatan VIP itu menjadi saksi bisu atas penantian yang menyiksa. Sudah dua hari sejak insiden mencekam itu, namun Gea masih terperangkap dalam alam bawah sadarnya. Tubuhnya yang biasanya memancarkan aura ceria dan penuh kehidupan, kini terbaring kaku, dikelilingi oleh detak ritmis alat-alat medis yang menjadi penanda rapuh bahwa nyawanya masih ada. Selang infus terpasang di pergelangan tangannya, sementara monitor menampilkan garis-garis elektrokardiogram yang naik turun, menggambarkan perjuangan sunyi di dalam diri gadis itu.Jonathan, sang penguasa yang biasanya dingin dan tak tersentuh, telah berubah menjadi penjaga yang setia dan gelisah. Sejak kemarin, ia praktis menjadikan lorong di depan ruang perawatan Gea sebagai singgasananya. Pakaiannya tampak kusut, dan matanya memerah karena kurang tidur, namun ia tak beranjak. Dokter belum mengizinkannya masuk; larangan itu terasa seperti hukuman yang semakin menggerogoti kesabarannya.Tiba-tiba saja Rasya asiste

  • CEO AROGAN MENGEMIS CINTAKU    Chapter>86.

    Luka-luka yang menggerogoti sekujur tubuh Gea bukan hanya sekadar cedera fisik; mereka adalah peta penderitaan yang kini membawanya ke jurang kritis. Tiap helai kulitnya, kini diselimuti oleh warna lebam keunguan dan goresan-goresan merah, memancarkan kegetiran yang seolah merasuk ke dalam jiwanya. Nafas Gea, yang sejak tadi tersendat-sendat seakan berjuang melawan hantu yang mencekik, kini tiba-tiba berhenti. Alarm mesin monitor jantung yang semula berdetak stabil berubah menjadi garis lurus nan memekakkan, memicu kepanikan senyap di ruang perawatan intensif itu.Dokter dan perawat sigap bergerak cepat, seolah tersengat listrik. Dengan gerakan terampil, sebuah alat bantu nafas, yang bentuknya dingin dan impersonal, langsung dipasang, menopang paru-paru yang kini terlalu lelah untuk berfungsi. Kini, Gea terbaring di tengah gugusan selang, kabel, dan jarum infus—sebuah patung hidup yang sepenuhnya bergantung pada teknologi medis. Wajahnya pucat pasi, hanya bisa dihiasi oleh kepulan uap

  • CEO AROGAN MENGEMIS CINTAKU    Chapter>85.

    Jonathan merasakan dinginnya tubuh Gea menembus kain tipis kemejanya, dingin yang menyesakkan, jauh lebih menusuk daripada angin malam yang menerpa jendela mobil. Setiap langkahnya, mulai dari ambang pintu gedung tua yang berbau debu dan pengkhianatan, hingga ia memosisikan Gea dengan hati-hati di kursi belakang mobil, terasa seperti mengangkat beban duka yang tak terperikan. Ia tidak lagi peduli pada rasa sakit di punggungnya atau lumpur yang mengotori celananya; satu-satunya fokusnya adalah detak jantung rapuh di dekapannya.Gea. Wajahnya yang biasa cerah kini pucat pasi, seperti porselen yang retak. Di balik kotoran dan noda darah yang samar, kulitnya terlihat transparan. Rambutnya yang seharusnya berkilauan kini lepek dan kusam, menutupi sebagian dari mata yang terpejam damai—kedamaian yang mematikan.Ia memangku tubuh Gea. Posisinya canggung dan menyakitkan, tapi ia tidak akan melepaskannya. Tangan kirinya memeluk pinggang Gea, menopang agar tubuh itu tidak tergelincir, sementara

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status