Home / Romansa / Gelora berbahaya Kakak / 11. Di sampingnya

Share

11. Di sampingnya

Author: ZuniaZuny
last update Last Updated: 2024-09-22 00:02:05

"Kejadian apa?" tanya Marco bingung.

Auwh.

Mendengar aduan Lila, Nicho tak fokus dan terkena pecahan piring.

"Kak, kamu berdarah," ucap Lily segera menarik tangan Nicho menuju pancuran air mengalir dari kran. Melihat perhatian Lily pada Nicho membuat Lila kesal dan berlari menuju kolam. Marco segera berlari mengejar Lila. "Lila, tunggu."

Catlyn pun mengikuti mereka.

"Kamu tak apa apa, Lily?"

Lily memandang Nicho sekilas dan melap jemarinya. "Harusnya aku yang menanyakan itu Kak. Yang terluka kamu bukan aku?"

Nicho menunjuk bagian hati Lily, "kamu yang terluka di situ, jangan bilang kakak tak tahu." Seketika Lily tersenyum simpul dan tatapan mereka beralih pada Lila. Berharap jika sang adik tidak akan mengatakan hal yang mereka sepakati.

'Bagaimana jika Lila mengatakannya pada Daddy?' batin Lily menggigit bibir bawahnya dan memilin baju yang dipakai. Nicho melihat dan mengerti kegelisahan sang adik. "Tenanglah, Lila tak akan semudah itu mengatakan semuanya pada Daddy. Bukankah kalian
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gelora berbahaya Kakak   111. Operasi Plastik

    Stevani pernah berkata pada Lila jika dia memakai metode hymenoplasty yaitu operasi selaput dara, untuk mengembalikan keperawanan.Hymenoplasty terbagi atas dua prosedur, yaitu simple hymenoplasty dan alloplant. Simple hymenoplasty dilakukan saat ada selaput dara yang masih tersisa. Selaput dara yang tersisa akan dijahit sehingga bentuknya bisa kembali seperti semula.Sedangkan untuk Stevani memakai metode Alloplant (metode memasang selaput dara buatan) karena selaput dara benar- benar tidak ada yang tersisa akibat one night stand yang sering dia lakukan.Bahkan dia juga menggunakan operasi Vaginoplasty yaitu operasi vagina yang bertujuan mengembalikan vagina menjadi kencang kembali.Stevani merasa jika perlu memperbaiki ototnya yang kendur karena bergonta ganti pasangan dengan para pria hyperseks.Hal itu tentunya menjadikan Lila merasa takut jika Alex berpaling darinya dan memilih Stevani karena dunia malam tak jauh dari kehidupannya sehari hari.Ternyata persepsi Lila keliru setelah

  • Gelora berbahaya Kakak   110. Miom

    "Miom?” ucap Alex, bergetar.“Tenanglah, semua tak seburuk yang kamu pikirkan. Aku akan mengobatinya dengan kemampuanku. Okey."Alex menunduk tak bisa berkata kata. "Terima kasih, Dokter.""Dengan senang hati. Baiklah, aku permisi dulu."Alex terduduk lemas sepeninggal dokter tersebut. "Lila," ucap Alex tatkala melihat sang kekasih.Beberapa perawat mendorong brankar dengan Lila di atasnya. Mereka memindahkan Lila ke ruang VIP. Alex setia mengikuti sampai Lila berhasil di pindahkan, segera duduk menunggu wanita yang dipuja hingga Lila sadar.Alex memandang sayu wanita yang kini tergolek lemah. Dirinya sungguh menyesal mengirim chat dan memanggil Stevani. Andai tak melakukannya, hal ini tak akan terjadi. Dipandang lekat Lila yang kini menutup mata dan belum sadarkan diri. "Lila, maafkan aku. Sebenarnya aku ingin melepasmu, aku tak mau kamu menderita karena aku. Jika cintaku hanya membuatmu sakit, lebih baik aku pergi, jangan seperti ini!? Aku ingin melihatmu bahagia seperti Lila yang d

  • Gelora berbahaya Kakak   109. Semua terhenti karena Lila

    Lily sungguh kesal melihat reaksi Nicho yang tak tanggap sama sekali.Dirinya duduk di pangkuan dan menci um bibir lembut itu. Seolah merubah sosoknya seperti bukan dirinya saja. Nicho menyusuri leher jenjang Lily, memberi reaksi cipratan api gairah di diri sang adik.Nicho menci um bibir Lily, membuatnya tersenyum. "Jadi kamu benar benar ingin aku menja mahmu, Lily?"Lily mengangguk mantap, membuat Nicho menyesap lagi bibir candunya. Menjelajahi isi di dalam dan mengobrak abrik seperti orang kesetanan. Lidah saling bertautan layaknya sedang menari balet. Nicho segera membuka kancing baju Lily dan mulai melancarkan aksinya."Ah," ucap Lily, saat Nicho menyesap pelan asetnya.Tiba tiba terdengar bunyi ponsel Lily, nyaring dan berisik. Namun, Lily dan Nicho terus melanjutkan aksinya. Lily meraba dada bidang Nicho dan meremas rambut coklat itu sambil terus berciuman tanpa lelah.Lagi-lagi, ponsel Lily berdering membuat Nicho kesal. Dilepas pagutan, membuat Lily mengernyitkan kening. "Ada

  • Gelora berbahaya Kakak   108. Jamahlah aku!

    Jam sudah siang, tapi dua insan di sebuah penginapan itu belum juga terbangun. Lily mengerjapkan mata, melihat sekitar. Dirinya bangun dan berjalan ke ruang tamu, ada Nicho tertidur di sofa.Lily mendekat dan duduk di lantai berada tepat di depan Nicho, memperhatikan wajah sembab yang di usir semalam.Lily menatap intens detail wajah Nicho, dari lentiknya bulu mata untuk ukuran lelaki. Alis mata yang indah, hidung mancung dan bibirnya sensual.Melihat pergerakan Nicho, Lily segera berdiri dan berlari ke kamar mandi, menghilangkan penat dengan mengguyur tubuhnya. Nicho sendiri membelalakkan mata terkejut melihat jam sudah menunjukkan jam 11.00 siang. "Kenapa Lily berada di kamar mandi dapur?" gumam Nicho tak paham, segera mengambil pakaian ganti dan mandi di toilet kamar.Karena tadi gugup, Lily tak sempat mengambil baju ganti. Dirinya segera melilitkan handuk di tubuh dan berjalan pelan menuju kamar. Lily mengendap-endap layaknya pencuri yang akan mengambil barang berharga orang lain.

  • Gelora berbahaya Kakak   107. Lagi dan lagi

    "Apa yang kamu lakukan di sini Lila?" tanya Stevani bergerak hendak bangun membuat ranjang empuk itu bergoyang dan membuat Alex membuka mata.Alex mengucek mata dan terduduk seketika saat melihat Lila ada di depan matanya saat ini. "Lila!"Lila hampir saja menangis, tapi ditahan. Sungguh tak bisa menjelaskan suasana hatinya saat ini, antara sakit, sedih, kecewa dan dikhianati."Dia masuk tanpa izin dan mengganggu kita, Sayang," ucap Stevani, membuat Alex seketika melotot."Stevani, aku tak membutuhkanmu lagi, sekarang kamu bisa keluar," ucap Alex tegas."A-apa?""Tapi aku masih ingin melakukannya, Alex?" rengek Stevani."Cukup!" bentak Alex, membuat Stevani ketakutan.Aakh!Tiba-tiba Lila mengerang kesakitan, memegang perutnya."Lila!"Alex memegang tubuh Lila dan menggendongnya ala bridal ke ranjang."Lila, kamu tak apa-apa?”Lila segera menepis tangan Alex.Melihat itu semua membuat Stevani sungguh muak. Dirinya seperti j*l*ng saja. Habis manis sepah dibuang. Stevani segera memakai

  • Gelora berbahaya Kakak   106. Zico sudah beristri

    "Apa ini!?"Lila sangat syok melihat beberapa foto Zico menggendong seorang bayi dan seorang wanita yang tergolek lemah di atas ranjang, sepertinya si wanita habis melahirkan bayi yang digendong Zico. Di tunjukkan foto itu kepada Zico. "Bisakah kamu jelaskan padaku? Apa ini?"Zico terbelalak kaget. Tak menyangka jika ada photo dirinya di ponsel Lila."Ah itu. Itu foto adikku melahirkan dan aku mendampinginya."Catlyn dan Marco segera merebut ponsel dan melihat foto di dalamnya.Lila tersenyum. "Tapi kelihatan sekali jika kamu sangat bahagia, seperti seorang suami saja.""Jadi kamu berpikir jika aku sudah mempunyai anak dan istri, begitukah, Lila?" teriak Zico marah.Marco hampir saya memukul Zico jika saja Catlyn tak menghentikannya. Tangan mengepal erat hingga memutih, membuat Catlyn ketakutan."Maaf Zico, bukannya Lila menuduhmu, tapi seseorang dengan berani mengirimkan foto tak terduga kepada kami di saat momen sakral yang hendak kalian lakukan, jelas sekali jika dia mempunyai mak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status