Share

32) Bab

“Asiik A Gerald pulang!” seru Hendi saat baru saja masuk ke rumah nenek dan mencium tanganku seperti santri pada ustadnya.

“Hehe, senang amat, kenapa?” tanyaku sambil mengelus kepalanya.

“Hendi bentar lagi ulangan A, mau ikut bimbel sama Aa, boleh?”

“Boleh banget, yang penting ranking satu.”

“Siaap A. mulai malam ini ya?”

“Boleh.”

Seperti biasa setiap berada di kampung aku kumpul bersama teman-teman yang masih ada. Kebanyakan teman seangkatanku sudah bekerja dan merantau ke kota. Hendi adalah anaknya almarhum Mang Adin, adik ibuku, alias anak bungsunya nenek. Mang Adin sudah meninggal dua setahun yang lalu. Namun hubungan kekeluargaan kami dengan mantan istinya juga Hendi anaknya tetap baik.

Mamanya Hendi bernama Nara, kami biasa memanggilnya Bi Ara. Usia 30 tahun dan Hendi yang baru kelas satu SMP merupakan anak tunggalnya. Sudah dua tahun Bi Ara menjanda namun sepertinya belum berniat menikah lagi.

Menurut cerita nenek dan aku juga tahu, banyak yang ingin menjadikan Bi Ara i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status