Share

Resah

Penulis: Cucu Suliani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-02 16:23:02

"Ck! Mesti ngelakuin apa coba gue sekarang? Bingung gue, haduh!"

Gelisah, takut, kesal dan juga rasa sesak kini sedang menyelimuti perasaan Gerry. Dia benar-benar malu dan tidak tahu harus berkata apa jika bertemu dengan ibunya.

Gerry terlihat mondar-mandir dengan tidak jelas di dalam kamarnya, dia benar-benar merasa bingung harus berbuat apa saat ini.

Sungguh dia benar-benar malu karena sudah ketahuan oleh ibunya, padahal saat dia mau melakukannya, Gerry sudah memastikan jika ibunya tidak ada di kediamannya.

"Astogeh! Gue mesti ngapain ini? Kalau mau keluar kamar, malu rasanya ketemu emak," keluh Gerry.

Gerry menghela napas berat, kemudian dia segera mengambil bajunya. Namun, saat dia hendak memakai bajunya, tubuhnya terasa sangat lengket dengan keringat karena kegiatan olah raga paginya.

"Ck! Mau mandi malu ada emak di luar, nggak mandi badan gue lengket banget. Vangke emang!" gerutu Gerry.

Gerry yang hanya menggunakan handuk saja terlihat membuka sedikit pintu kamarnya, kemudian dia menyembulkan kepalanya untuk melihat situasi di luar rumah sudah aman atau belum.

Ternyata di dapur tidak ada ibunya, Gerry dengan cepat berlari dan masuk kembali ke dalam kamar mandi. Dia menyangka jika ibunya pasti pergi ke pasar, karena sudah tidak ada di dapur.

"Syukurlah, emak nggak ada. Seenggaknya gue nggak malu banget kalau harus ketemu sama emak saat ini," ucap Gerry seraya mengelus dadanya yang masih terasa bergemuruh hebat.

Gerry menyelesaikan ritual mandinya hanya dalam waktu lima menit saja, setelah itu dia langsung pergi ke kamarnya dan segera memakai bajunya.

"Sepertinya gue harus berangkat pagi-pagi, walaupun kuliah masuk jam sembilan, rasanya gue kagak enak kalau tinggal di rumah terus. Kagak enak gue lihat muka emak," ucapnya.

Setelah bersiap Gerry terlihat menggemblok tas ranselnya, kemudian dia keluar dari dalam rumah sederhana tersebut dengan mengendap-ngendap.

Dengan seperti itu Gerry berharap tidak bertemu dengan ibunya, karena dia benar-benar merasa malu jika harus bertemu dengan ibunya terlebih dahulu.

"Mau ke mana elu, Gerry? Elu ada kuliah jam 9, ngapa jam segini udah mau minggat?" tanya Mak Odah yang baru saja nongol dari depan rumah.

Gerry yang sedang berjalan mengendap-ngendap langsung terjingkat kaget, dia benar-benar tidak menyangka jika ternyata ibunya tidak pergi ke pasar.

"Eh? Emak kagak jadi ke pasar?" tanya Gerry dengan gugup.

Gerry yang memiliki tubuh jangkung itu hanya bisa menunduk di hadapan ibunya, dia tidak berani menatap wajah ibunya yang kini sedang menatap tajam ke arahnya.

"Kagak ke mana-mana, Emak mau tidur aja. Emak lemes, kaga ada tenaga buat ngelakuin apa pun. Pengen merem aja," jawab Mak Odah dengan suara rendahnya.

Mak Odah masih dalam keadaan bingung, dia tidak tahu harus bersikap seperti apa kepada anak semata wayangnya itu.

Mendengar suara ibunya yang terdengar begitu pelan dalam berbicara, Gerry merasa sangat bersalah. Karena itu artinya ibunya sedang kecewa tingkat kabupaten kepada dirinya.

Sungguh dia melakukan hal itu hanya karena penasaran, Gerry penasaran dengan bagaimana rasanya bercinta. Dia penasaran dengan apa sudah dia lihat tadi malam.

Gerry yang tidak pernah berpacaran ingin merasakan hal yang sama, hal yang sudah dilakukan oleh temannya bersama dengan pacarnya. Hal yang tadi malam dia lihat di tepi danau.

Walaupun wajahnya terlihat tampan dan banyak wanita yang memberikan perhatian lebih kepadanya, tapi dia belum ada niatan untuk berpacaran.

Apalagi berniat untuk meniduri seorang gadis, sungguh hal itu tidak terlintas sedikit pun di dalam otaknya.

Memerawani anak gadis orang tentunya beresiko tinggi, pilihannya hanya ada dua. Menikahi gadis itu dengan biaya yang besar, atau dipukuli sampai babak belur.

Bahkan, bisa saja nyawanya melayang karena bapaknya tidak terima anaknya sudah diperawani dan mendorongnya hingga jatuh ke dasar jurang, itulah pikir Gerry.

Gerry berasal dari keluarga biasa, dia hanya anak dengan ibunya yang hanya berprofesi sebagai pedagang warung kopi. Dia takut tidak bisa membahagiakan wanita yang menjadi pacarnya, dia takut tidak bisa memberikan jajan untuk pacarnya.

Karena wanita jaman sekarang tidak ada yang hanya ingin diberikan kata-kata gombalan semata, tapi mereka juga butuh jajan dan diberikan kuota dalam setiap bulannya.

Bahkan, tidak jarang mereka juga ingin pergi jalan-jalan dan berlibur untuk menenangkan hati dan pikirannya.

"Emak, Gerry minta maaf. Gerry janji nggak bakalan ngelakuin hal kayak tadi lagi, Gerry tobat Mak." Gerry terlihat bersimpuh seraya memeluk kaki ibunya.

Mak Odah hanya terlihat menghela napas berat, kemudian dia mengambil dompetnya dan mengambil uang selembar warna biru dan memberikan uang itu kepada Gerry.

"Ini ongkos Elu, Emak ngga bikin sarapan. Ambil aja noh roti di warung, Emak mau tidur. Jangan lupa tutup pintunya kalau mau pergi," pesan Mak Odah.

Gerry mendongakkan kepalanya, dia berusaha untuk menatap wajah ibunya yang terlihat begitu marah kepada dirinya. Dia sengaja membuat wajahnya semenyedihkan mungkin, agar ibunya itu merasa kasihan kepada dirinya.

"Emak! Emak belum jawab omongan Gerry, Emak mau kan, maafin Gerry?"

Mak Odah terlihat menghela napas panjang, rasanya dia sudah sangat lelah sekali. Namun, dia juga sangat menyayangi putranya tersebut.

Rasanya, saat dia melihat wajah tampan putranya dia tidak bisa marah. Apalagi mengeluarkan kata-kata sumpah serapahnya.

"Hem, asal jangan lagi-lagi." Mak Odah menghentakkan kakinya, dia seolah berkata jika dirinya tidak ingin lagi berada di sana. Dia sudah lelah menghadapi putranya tersebut, dia ingin memejamkan matanya.

Gerry paham jika dia bersikukuh untuk merayu ibunya pun, Mak Odah tidak akan bisa menerimanya begitu saja. Karena dia kini sedang kecewa.

Seorang perempuan jika sedang kecewa hanya butuh untuk menenangkan diri, selain itu wanita butuh liburan dan butuh tempat curhat. Sedangkan ibunya tidak mempunyai teman curhat.

Untuk liburan pun ibunya tidak mempunyai uang banyak, sudah dapat dipastikan hanya menenangkan diri saja yang menjadi pilihan ibunya saat ini.

"Gerry paham, Gerry janji ngga bakal gituan di dalam kamar mandi lagi." Gerry melepaskan pelukannya dari kaki ibunya.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Arjuna, Mak Odah terlihat memelototkan matanya. Kemudian, dia menatap Gerry dengan tatapan tajamnya.

"Maksud elu, elu mau melakukannya di tempat lain?" tanya Mak Odah.

"Eh? Maksudnya bagaimana, Emak? Gerry tidak paham," ungkap Gerry seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal mirip seperti anak monet.

"Tadi elu bilangnya nggak bakal ngelakuin itu lagi di kamar mandi, berarti elu mau ngelakuinnya di tempat lain?" tanya Mak Odah.

Mendengar ucapan Mak Odah, Gerry langsung menggelengkan kepalanya seraya mengibas-ngibaskan kedua tangannya di depan wajahnya.

"Tentu saja tidak, Gerry tidak akan melakukan hal itu di mana pun. Sumpah!" ucap Gerry seraya menggenggam kedua tangan ibunya dan menatap ibunya tersebut dengan tatapan meyakinkan.

"Hem, Emak harap tidak ada lagi sabun bolong yang lainnya. Emak harap kamu tidak melakukan hal itu lagi, Emak harap kamu tidak akan merusak anak perempuan orang. Karena Emak akan sangat kecewa," jelas Mak Odah.

"Nggak bakal, Emak. Gerry nggak bakal ngerusak anak perempuan orang, lagian siapa juga yang mau sama Gerry. Nggak ada, Emak. Nggak ada yang lirik Gerry," ucapnya berbohong.

Padahal yang melirik Gerry banyak, yang mendekati Gerry juga banyak. Hanya saja Gerry yang belum siap untuk berhubungan dengan wanita mana pun.

"Bagus kalau elu tahu diri, inget! Kuliah yang bener, nyari kerjaan tetep dulu. Baru elu macarin anak perempuan, pacaran jaman sekarang itu mahal. Perlu dijajanin, bukan diajak makan angin!" pesan Mak Odah.

"Iya, Emak. Gerry bakal kuliah yang bener," jawab Gerry.

"Hem, Emak mau tidur." Mak Odah langsung meninggalkan Arjuna dan masuk ke dalam kamarnya.

Gerry hanya bisa menatap kepergian ibunya hingga menghilang di balik pintu, tidak lama kemudian dia menatap uang yang diberikan oleh ibunya.

"Astogeh, padahal hari ini gue ngga dikasih sarapan. Tapi duitnya ngga ditambahin, kayaknya gue mesti ambil rotinya sekeranjang deh, biar perut gue kenyang," keluh Gerry.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Gerry's Love Story    End (Part Terakhir)

    Beberapa Bulan Kemudian.Kehidupan Gendis dirasa sangat membahagiakan, karena Noah memperlakukan Gendis dengan penuh cinta. Tentu saja hal itu membuat Gendis semakin mencintai Noah, Gendis semakin percaya dengan yang namanya cinta sejati itu ada.Setiap pagi Gendis akan diantar oleh Noah menuju perusahaan Wijaya, siang harinya Noah akan datang untuk mengajak istrinya tersebut makan siang bersama.Sore harinya Noah akan kembali datang untuk menjemput istrinya, sungguh Gendis merasa sangat bahagia dengan perlakuan Noah yang dirasa begitu mengistimewakan dirinya itu.Karena jarang dia mendengar ada seorang suami yang bersikap sangat baik seperti suaminya tersebut, selalu berusaha untuk meluangkan waktunya.Gendis juga merasa jika Noah benar-benar sangat pengertian, karena ketika Gendis meminta untuk tidak tinggal di rumah milik Noah terlebih dahulu, Noah langsung mengabulkannya.Alhasil Gendis akan tinggal di kediaman Wijaya selama satu minggu, lalu satu minggu kemudian dia akan tinggal

  • Gerry's Love Story    Malam Pertama

    Pukul 2 siang akhirnya acara pernikahan Gendis dan juga Noah diselenggarakan, Noah bisa mengucapkan satu kali kalimat kabul dengan satu kali tarikan napas saja.Pria itu sepertinya memang sudah mempersiapkan diri untuk menikahi Gendis, sangat lancar dan hanya terlihat sedikit kegugupan di wajahnya.Setelah acara ijab kabul selesai, Noah bahkan tanpa ragu mencium bibir Gendis. Semua yang ada di sana terlihat begitu kaget, terlebih lagi dengan Gendis sendiri.Gendis tidak menyangka jika Noah begitu bersemangat, dia benar-benar merasa malu tapi juga bahagia diperlakukan seperti itu oleh suaminya.Serangkaian acara dilaksanakan secara bertahap, lalu berlanjut ke acara resepsi pernikahan yang berlangsung sampai pukul 8 malam.Pasangan pengantin baru itu terlihat begitu bahagia, walaupun acara pernikahannya tidak digelar di sebuah gedung mewah, tetapi tetap saja banyak yang datang ke acara pernikahan tersebut.Setelah acara resepsi pernikahan selesai, keduanya masuk ke dalam kamar Gendis ya

  • Gerry's Love Story    Menuju Pernikahan

    Selama 3 hari ini Gendis terlihat begitu sibuk sekali, karena gadis itu mempersiapkan pernikahannya bersama dengan Noah dari mulai memilih cincin kawin, baju pengantin, sampai bunga untuk dekorasi pernikahan.Walaupun pernikahan hanya diadakan di kediaman Wijaya, tetapi tetap saja mereka menginginkan pernikahan sederhana yang tidak terlupakan.Pernikahan itu hanya sekali dalam seumur hidup, mereka ingin membuat sebuah pernikahan yang berkesan dengan penuh keindahan.Gita sama halnya dengan Gendis dan juga Noah, dia terlihat begitu sibuk dalam menyambut pernikahan putrinya. Wanita itu benar-benar heboh, Gerry sampai tertawa geli melihat tingkah dari istrinya tersebut.Pada akhirnya hari pernikahan pun telah tiba, siang ini Gendis akan melaksanakan pernikahannya bersama dengan Noah. Pagi-pagi sekali dia terbangun untuk melaksanakan shalat subuh.Selesai shalat subuh Gendis berendam di dalam bathtub dengan air bunga, dia juga bahkan luluran dan juga melakukan perawatan wajah sendiri di d

  • Gerry's Love Story    Lamaran

    Hari-hari yang Gendis lalui terasa lebih menyenangkan, karena selalu ada Noah yang menghiasi harinya. Setiap pagi Noah akan datang untuk menjemput Gendis, saat sore hari Noah juga akan datang kembali untuk menjemput wanita itu setelah lelah bekerja.Terkadang Noah juga akan datang di saat siang hari tiba, dia datang hanya untuk mengajak Gendis makan siang bersama. Noah juga selalu menemani Gendis untuk melakukan hipnoterapi.Gendis sangat bersyukur karena bisa bertemu dengan Noah, karena pria itu selalu menjadi penyemangat untuk dirinya.Setelah melakukan lima kali hipnoterapi, Gendis dinyatakan sembuh oleh dokter. Sungguh dia merasa senang yang luar biasa karena bisa sembuh dari rasa traumanya yang sudah menghantui dirinya selama ini.Malam ini Gendis sedang menidurkan Jo, karena memang setiap malamnya Jo akan di tidurkan oleh Gendis. Setelah balita tampan itu tertidur, Gendis langsung keluar dari dalam kamar Jo.Tentu saja hal itu dia lakukan karena malam ini Noah berkata akan datan

  • Gerry's Love Story    Berobat

    Setelah selesai sarapan dan bersiap, Gendis langsung berpamitan kepada Gerry dan juga Gita untuk pergi melakukan terapi. Dia langsung masuk ke dalam mobil Noah dan duduk tepat di samping pria itu."Sudah siap sembuh?" tanya Noah.''Sudah dong, apa kamu yakin aman kalau melakukan terapi hipnosis?" tanya Gendis."Insya Allah, semoga berhasil." Noah tersenyum hangat dan berusaha untuk menyemangati wanita yang akan dia jadikan istri itu."Aamiin," ujar Gendis mengamini.Gendis hanya manusia biasa, dia wanita yang pernah kecewa dan juga terluka. Bahkan, dia mengalami stres yang berkepanjangan jika mengingat bagaimana cara Jhon memperlakukan dirinya.Pria itu benar-benar begitu kurang ajar, berani-beraninya berusaha untuk memerkosa wanita itu. Jhon bahkan tidak berpikir panjang apa akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya.Setelah melakukan perjalanan selama tiga puluh menit, akhirnya mereka sampai di klinik yang dituju. Noah dengan cepat turun dan membukakan pintu untuk Gendis, Gendis lan

  • Gerry's Love Story    Aku bisa tak tahan kalau gini terus!

    Selepas dari sarapan Noah terlihat begitu tidak tenang, dia benar-benar seperti anak abege yang ingin mengencani pacarnya.Noah bahkan terlihat memilah-milah baju yang mana yang sekira-kiranya bagus untuk dia pakai saat bertemu dengan Gendis, padahal biasanya dia tidak pernah memperhatikan baju apa yang akan dia pakai hari ini.Namun, entah kenapa Noah tiba-tiba saja merasa gugup dan bingung harus memilih baju yang mana.Jasmine yang melihat tingkah putranya merasa aneh, dia lalu menghampiri putranya yang sedang memilah-milah baju dan bertanya."Kamu itu sebenarnya kenapa sih? Dari tadi Mom perhatikan kamu tuh kayak seorang abege labil," celetuk Jasmine.Noah langsung menolehkan wajahnya ke arah ibunya, dia menatap wanita itu dengan tatapan tidak suka. Tentu saja bukan karena tidak menghormati ibunya, tetapi karena tersinggung sudah dikatakan abege labil."Mom! Jangan mengataiku seperti itu, tapi... aku memang sedang bingung saat ini. Aku harus pakai baju yang mana untuk berkencan den

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status