Gerry tidak menyangka jika kehidupannya akan berubah setelah bertemu dengan seorang janda kaya, dia juga tidak menyangka jika kehidupan masa lalunya justru akan terungkap setelah menikah dengan janda kaya itu. Yuk pantengin kisahnya.
View More"Jangan ngelamun aje, Gerry. Udah dua hari libur, tapi kerjaan elu malah duduk sambil ngelamun. Kaga ada kegiatan ape gitu?"
Mak Odah mengelus-elus punggung putranya, pria berusia dua puluh tahun yang nampak duduk di depan meja belajarnya sambil melamun.Wanita yang berusia tiga puluh sembilan tahun itu nampak begitu menyayangi putranya, putra semata wayang yang dia besarkan sendirian."Kaga pengen pergi, Mak. Kaga ada temennye, si Gilang lagi pergi ama ceweknya."Sebenarnya Gerry ingin sekali pergi, pergi bersama dengan teman dekatnya, Gilang. Namun, dia tidak bisa pergi bersama dengan temannya itu karena Gilang sudah ada janji temu dengan kekasihnya.Berbeda dengan Gerry yang tidak punya pacar, karena dia merasa jika yang namanya pacaran itu pasti butuh modal besar. Tidak ada wanita saat ini yang hanya mau diajak pacaran tanpa dikasih jajan.Setidaknya kalau diajak malam mingguan, pasti harus jajan semangkok bakso dan segelas jus jeruk. Hem, mana sanggup Gerry. Belum beliin pulsanya, bisa nangis tujuh hari tujuh malam tuh Gerry."Emak bosen ngeliat elu ngelamun mulu, jalan sana ke taman kek. Ke mana kek, biar ngga ngelamun terus."Gerry merupakan seorang mahasiswa yang kuliah di universitas negri, dia mengambil jurusan manajemen bisnis karena dia bercita-cita ingin menjadi seorang pengusaha.Setidaknya kalau dia tidak bisa mewujudkan keinginannya, dia ingin bekerja di sebuah perusahaan besar. Perusahaan yang mampu membuat dirinya digaji dengan uang yang besar.Walaupun ibunya hanya memiliki warung kopi sebagai penghasilan utamanya, tetapi dia bersyukur bisa menjalani kehidupannya dengan sangat baik.Dia bisa makan dengan layak, dia bisa berpakaian dengan layak dan bisa bergaul dengan banyak orang di sekitarnya. Walaupun memang dia lebih menjaga batasan, karena dia sadar jika kondisi keuangannya tidak seperti teman satu kampusnya."Abis isya Gerry bakalan pergi, Mak. Tenang aja, tapi minta uang jajan." Gerry nyengir kuda setelah mengatakan hal itu."Iye, gocap aja tapi. Soalnya duitnya Emak kumpulin buat biaya semester elu," ujar Mak Odah yang langsung memberikan uang kepada putranya."Makasih, Mak. Emak emang yang terbaik," ujar Gerry.Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Gerry, selepas shalat isya dia pergi menggunakan motor Vespa kesayangannya. Motor tua yang katanya peninggalan dari ayahnya.Entah seperti apa rupa ayahnya, tetapi Gerry tidak tahu. Karena ibunya tidak pernah memperlihatkan foto ayahnya tersebut, yang Gerry tahu wajahnya sangat tampan sekali.Terkadang Gerry berpikir, apakah dia anak mak Odah apa bukan. Karena wajahnya yang sangat berbeda dengan wajah Ibunya."Daripada nongkrong di tempat rame, mending gue nongkrong di sini aja."Gerry menghentikan motornya di tepi danau yang ada di pinggiran kota, rasanya dia lebih baik menghabiskan waktu di sana. Menyendiri tanpa adanya keramaian."Ya ampun! Kenapa gelap sekali? Semoga nggak ada setan," ujar Gerry seraya mengedarkan pandangannya.Cukup lama Gerry berada di danau itu, walaupun suasananya terlihat begitu gelap, tetapi dia merasa nyaman dalam bersendirian.Awalnya dia terlihat anteng dengan segala pikirannya, hingga tidak lama kemudian dia merasa takut karena ada suara krasak krusuk yang tidak jauh dari tempat dia duduk."Suara apaan tuh? Jangan-jangan suara penunggu danau ini lagi?"Gerry nampak bangun dari duduknya, walaupun tubuhnya terasa begitu bergetar, tetapi dia mencoba untuk mencari asal suara.Tidak lama kemudian, dia melihat ada rumput yang bergoyang-goyang. Padahal, tidak ada angin sama sekali. Gerry memberanikan diri untuk mendekat ke arah rumput yang bergoyang itu.Dengan hati yang berdebar, dengan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya, Gerry memberanikan diri untuk mengintip apa yang sedang terjadi.Mata pria itu langsung membulat dengan sempurna, karena tidak jauh dari sana ternyata ada sejoli yang sedang bergumul dengan begitu panas."Gila! Kenapa mereka melakukan itu di sini? Emangnya kaga ada tempat lain apa? Apa emang tidak punya duit buat nyewa hotel?" tanya Gerry yang hanya mampu dia katakan di dalam hati saja.Sebenarnya dia ingin segera pergi dari sana, tetapi rasanya sayang jika harus melewatkan akan hal itu. Cukup lama pria muda itu berdiri di sana, hingga tidak lama kemudian dia memutuskan untuk segera pergi.Gerry takut jika dirinya ketahuan sudah mengintip, lebih baik dia pergi karena Gerry melihat kalau sepasang sejoli itu sudah selesai melakukan percintaan panasnya."Gila! Badan gue merinding semua," ujar Gerry yang dengan cepat pergi dari sana.Jika saja pergi ke danau akan membuat matanya ternoda, Gerry pasti akan mencari tempat lain untuk dia tinggali."Haish! Tau begitu gue mending pergi ke taman kota aja, ketahuan kalau libur begini suka ada ondel-ondel sama badut."Gerry pergi dengan jantungnya yang masih berdebar dengan begitu kencang, sungguh dia tidak menyangka akan melihat adegan dewasa secara live."Abis nonton live, gue jadi laper. Mending gue makan soto dulu di alun-alun," ujar Gerry.Akhirnya pria muda itu melajukan motor tuanya menuju alun-alun, lalu dia memesan semangkok soto untuk dia santap.Soto ayam dengan rasa yang asin, pedas dan juga gurih. Sungguh makanan itu begitu memanjakan lidahnya."Ah! Sedep banget nih soto, apalagi dimakannya pake nasi sepiring. Begah perut gue," ujar Gerry.Selesai makan soto, pria itu berniat untuk pulang. Namun, saat tiba di parkiran langkahnya langsung terhenti ketika dia melihat ada sepasang wanita dan juga pria muda yang sedang berciuman."Ya ampun! Begini amat ya, nasib gue? Kenapa sih harus melihat yang beginian terus? Jiwa jomblo gue kan' jadi meronta-ronta," keluh Gerry.Gerry mengelus dadanya berkali-kali, karena sepasang sejoli itu terlihat begitu bergairah saat bertukar kenikmatan.Lalu, Gerry memutuskan untuk segera pergi dari sana. Karena dia merasa banyak tempat yang tidak aman untuk dirinya, banyak hal yang membuat dia menginginkan sesuatu."Tinggal di dalam kamar emang paling aman, lagian emak ada-ada aja malah nyuruh gue main segala."Gerry menggerutu dalam perjalanan pulang, hingga saat dia tiba di depan rumahnya, ternyata ibunya sedang kerepotan. Banyak pembeli yang datang, banyak bapak-bapak yang nongkrong untuk membeli kopi matang ataupun membeli mie instan."Kebetulan banget dah elu pulang, tolong bantuin Emak ya, Gerry.""Iye, Mak. Lagian Emak pakai nyuruh-nyuruh Gerry buat jalan segala sih, kalau dari tadi diam di rumah pan Gerry bisa bantuin Emak.""Iye, pan Emak cuma kasihan ame elu. Emak takut kalau elu pengen jalan juga kaya anak muda yang lainnya," ujar Mak Odah."Gerry lebih senang bantu Emak di warung, cius!" ujar Gerry.Mak Odah langsung tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh putranya. "Udeh jangan ngomong terus, bikinin mie rebus pake telor dua noh. Buat bapak yang ada di sono," ujar Mak Odah seraya menunjuk seorang pria yang ada di dekat teras rumah."Iye, Mak," jawab Gerry.Beberapa Bulan Kemudian.Kehidupan Gendis dirasa sangat membahagiakan, karena Noah memperlakukan Gendis dengan penuh cinta. Tentu saja hal itu membuat Gendis semakin mencintai Noah, Gendis semakin percaya dengan yang namanya cinta sejati itu ada.Setiap pagi Gendis akan diantar oleh Noah menuju perusahaan Wijaya, siang harinya Noah akan datang untuk mengajak istrinya tersebut makan siang bersama.Sore harinya Noah akan kembali datang untuk menjemput istrinya, sungguh Gendis merasa sangat bahagia dengan perlakuan Noah yang dirasa begitu mengistimewakan dirinya itu.Karena jarang dia mendengar ada seorang suami yang bersikap sangat baik seperti suaminya tersebut, selalu berusaha untuk meluangkan waktunya.Gendis juga merasa jika Noah benar-benar sangat pengertian, karena ketika Gendis meminta untuk tidak tinggal di rumah milik Noah terlebih dahulu, Noah langsung mengabulkannya.Alhasil Gendis akan tinggal di kediaman Wijaya selama satu minggu, lalu satu minggu kemudian dia akan tinggal
Pukul 2 siang akhirnya acara pernikahan Gendis dan juga Noah diselenggarakan, Noah bisa mengucapkan satu kali kalimat kabul dengan satu kali tarikan napas saja.Pria itu sepertinya memang sudah mempersiapkan diri untuk menikahi Gendis, sangat lancar dan hanya terlihat sedikit kegugupan di wajahnya.Setelah acara ijab kabul selesai, Noah bahkan tanpa ragu mencium bibir Gendis. Semua yang ada di sana terlihat begitu kaget, terlebih lagi dengan Gendis sendiri.Gendis tidak menyangka jika Noah begitu bersemangat, dia benar-benar merasa malu tapi juga bahagia diperlakukan seperti itu oleh suaminya.Serangkaian acara dilaksanakan secara bertahap, lalu berlanjut ke acara resepsi pernikahan yang berlangsung sampai pukul 8 malam.Pasangan pengantin baru itu terlihat begitu bahagia, walaupun acara pernikahannya tidak digelar di sebuah gedung mewah, tetapi tetap saja banyak yang datang ke acara pernikahan tersebut.Setelah acara resepsi pernikahan selesai, keduanya masuk ke dalam kamar Gendis ya
Selama 3 hari ini Gendis terlihat begitu sibuk sekali, karena gadis itu mempersiapkan pernikahannya bersama dengan Noah dari mulai memilih cincin kawin, baju pengantin, sampai bunga untuk dekorasi pernikahan.Walaupun pernikahan hanya diadakan di kediaman Wijaya, tetapi tetap saja mereka menginginkan pernikahan sederhana yang tidak terlupakan.Pernikahan itu hanya sekali dalam seumur hidup, mereka ingin membuat sebuah pernikahan yang berkesan dengan penuh keindahan.Gita sama halnya dengan Gendis dan juga Noah, dia terlihat begitu sibuk dalam menyambut pernikahan putrinya. Wanita itu benar-benar heboh, Gerry sampai tertawa geli melihat tingkah dari istrinya tersebut.Pada akhirnya hari pernikahan pun telah tiba, siang ini Gendis akan melaksanakan pernikahannya bersama dengan Noah. Pagi-pagi sekali dia terbangun untuk melaksanakan shalat subuh.Selesai shalat subuh Gendis berendam di dalam bathtub dengan air bunga, dia juga bahkan luluran dan juga melakukan perawatan wajah sendiri di d
Hari-hari yang Gendis lalui terasa lebih menyenangkan, karena selalu ada Noah yang menghiasi harinya. Setiap pagi Noah akan datang untuk menjemput Gendis, saat sore hari Noah juga akan datang kembali untuk menjemput wanita itu setelah lelah bekerja.Terkadang Noah juga akan datang di saat siang hari tiba, dia datang hanya untuk mengajak Gendis makan siang bersama. Noah juga selalu menemani Gendis untuk melakukan hipnoterapi.Gendis sangat bersyukur karena bisa bertemu dengan Noah, karena pria itu selalu menjadi penyemangat untuk dirinya.Setelah melakukan lima kali hipnoterapi, Gendis dinyatakan sembuh oleh dokter. Sungguh dia merasa senang yang luar biasa karena bisa sembuh dari rasa traumanya yang sudah menghantui dirinya selama ini.Malam ini Gendis sedang menidurkan Jo, karena memang setiap malamnya Jo akan di tidurkan oleh Gendis. Setelah balita tampan itu tertidur, Gendis langsung keluar dari dalam kamar Jo.Tentu saja hal itu dia lakukan karena malam ini Noah berkata akan datan
Setelah selesai sarapan dan bersiap, Gendis langsung berpamitan kepada Gerry dan juga Gita untuk pergi melakukan terapi. Dia langsung masuk ke dalam mobil Noah dan duduk tepat di samping pria itu."Sudah siap sembuh?" tanya Noah.''Sudah dong, apa kamu yakin aman kalau melakukan terapi hipnosis?" tanya Gendis."Insya Allah, semoga berhasil." Noah tersenyum hangat dan berusaha untuk menyemangati wanita yang akan dia jadikan istri itu."Aamiin," ujar Gendis mengamini.Gendis hanya manusia biasa, dia wanita yang pernah kecewa dan juga terluka. Bahkan, dia mengalami stres yang berkepanjangan jika mengingat bagaimana cara Jhon memperlakukan dirinya.Pria itu benar-benar begitu kurang ajar, berani-beraninya berusaha untuk memerkosa wanita itu. Jhon bahkan tidak berpikir panjang apa akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya.Setelah melakukan perjalanan selama tiga puluh menit, akhirnya mereka sampai di klinik yang dituju. Noah dengan cepat turun dan membukakan pintu untuk Gendis, Gendis lan
Selepas dari sarapan Noah terlihat begitu tidak tenang, dia benar-benar seperti anak abege yang ingin mengencani pacarnya.Noah bahkan terlihat memilah-milah baju yang mana yang sekira-kiranya bagus untuk dia pakai saat bertemu dengan Gendis, padahal biasanya dia tidak pernah memperhatikan baju apa yang akan dia pakai hari ini.Namun, entah kenapa Noah tiba-tiba saja merasa gugup dan bingung harus memilih baju yang mana.Jasmine yang melihat tingkah putranya merasa aneh, dia lalu menghampiri putranya yang sedang memilah-milah baju dan bertanya."Kamu itu sebenarnya kenapa sih? Dari tadi Mom perhatikan kamu tuh kayak seorang abege labil," celetuk Jasmine.Noah langsung menolehkan wajahnya ke arah ibunya, dia menatap wanita itu dengan tatapan tidak suka. Tentu saja bukan karena tidak menghormati ibunya, tetapi karena tersinggung sudah dikatakan abege labil."Mom! Jangan mengataiku seperti itu, tapi... aku memang sedang bingung saat ini. Aku harus pakai baju yang mana untuk berkencan den
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments