Cinta, perlukah diucapkan? Atau hanya cukup dirasakan dan diyakini kebenarannya? Apa yang ia lakukan pada Lynea sejak awal sampai sekarang menimbulkan berbagai pertanyaan pada benak wanita itu.
Namun, kini tangan Enrico telah berada di atas pinggangnya, memeluk sejak tadi dan ia tidak boleh memindahkannya sama sekali.
Sudah satu jam lebih, Lynea tidak berani bergerak sama sekali. Ia terlalu takut untuk berbuat apa pun. Hanya saja, ia harus buang air kecil, dan tidak bisa ditahan lagi. Akhirnya ia duduk dan menurunkan kakinya ke lantai.
“Mau ke mana?” tanya Enrico seketika saat Lynea bergerak. Mata yang sebelumnya terpejam langsung terbuka.“Aku harus ke kamar mandi,” jawab Lynea masih takut-takut.“Jangan lama-lama.” Enrico menatap datar. Sebuah anggukan menjadi jawaban atas permintaan tersebut. Lynea bergegas ke kamar mandi dan segera kembali ke atas ranjang. Kali ini, ia lebih memposisikan diri mendekati ujung rPernikahan Enrico De Luca dengan Lynea Steffanson sudah menjadi berita terhangat selama dua bulan terakhir. Banyak kalangan menilainya seperti cerita dongeng Cinderella. Seorang pangeran tampan datang memperistri wanita desa yang tidak sederajat dengannya. Kemewahan pernikahan pun telah menyebar ke berbagai media yang berlomba-lomba untuk mengabadikannya. Kisah cinta Enrico sebelum ini bersama para artis, foto model, dan kaum sosialita kerap menjadi perbincangan kanal gosip kota San Angelo. Oleh karena itu, pernikahannya saat ini benar-benar menjadi tontonan yang dinanti oleh masyarakat. Ballroom yang dapat memuat lima ribu orang lebih telah disulap menjadi sebuah ruangan begitu mewah oleh Wedding Organizer. Pada langit-langit terdapat belasan lampu kristal yang bersanding dengan hiasan bermotif bulan dan bintang berwarna emas. Lampu tembak yang menyorot ke langit-langit membuat hiasan tersebut terang benderang seolah bersinar seperti aslinya. Ribuan bunga me
Gemerlap pesta pernikahan Enrico dan Lynea telah berangsur selesai. Para tamu undangan sudah banyak yang meninggalkan ballroom. Angelic dan Alessia terlihat berbincang serius dengan Elena sebelum ia pergi bersama Aleeta.Enrico beberapa kali menelan liurnya sendiri saat memperhatikan tubuh Elena dari belakang. Ia teringat bagaimana seksinya bagian itu ketika mereka bercinta beberapa tahun lalu.Lynea yang mendengar permintaan Elena agar sang suami menemui di hotel malam ini, ingin memastikan bahwa mereka akan benar bertemu. Semakin banyak Enrico keluar rumah bersama Elena, semakin kecil kemungkinan ia akan disentuh olehnya.“Jika iya, apakah kamu cemburu?” tanya Enrico memicingkan mata pada Lynea.“Apakah aku harus cemburu? Perjanjian kita sebatas warisan saja bukan?” balas Lynea ringan tanpa perasaan apa pun.Enrico terdiam dan memalingkan wajahnya. Ia menghela napas panjang. Bagaimana mungkin ke
Pendingin ruangan di kamar hotel bernomor dua lima tujuh seakan tidak berfungsi karena baik Enrico maupun Elena larut dalam peluh. Keduanya kembali menyatu dalam balutan rasa rindu bercampur dengan birahi terpendam. Kulit saling bersentuhan dan jemari saling merengkuh. Punggung wanita seksi itu terangkat sedikit ke atas setiap Enrico menekan gundukan sebesar kacang di area segitiga pangkal paha. Tubuhnya melengkung membentuk bayangan setengah lingkaran. Lampu hotel yang temaram membuat suasana semakin menggelora. “Damn you, Baby! Damn you!” Elena meracau dan sesekali menjambak mesra rambut Enrico. “Aaaah …! Felt so good! Aduuuh … aku tidak tahan, Enrico! Please … aaaaahhh!” Gesekan jari di tengah kewanitaan berbarengan dengan permainan lidah Enrico di ujung dada membuat pertahanannya runtuh. Enrico merasakan jarinya semakin basah terkena cairan yang keluar dari liang kenikmatan Elena. Jelas sudah, daerah itu meminta agar segera dimasuki
Enrico meninggalkan Elena setelah bercinta dengan begitu panas dan menggebu-gebu. Pikirannya tetap tidak tenang meski telah menyalurkan hasrat terpendamnya pada wanita yang selama ini selalu ia tunggu.“Tuan, ini Alonzo menelepon,” ucap David memberikan ponselnya pada Enrico.“Ada apa, Alonzo?” jawab Enrico malas.“Ada info soal The Janitor. Saya akan ke kamar Tuan sekarang, boleh?” tanya Alonzo di ujung sambungan.“Aku di jalan bersama David. Hanya ada Lynea di kamar. Tunggu saja lima belas menit lagi aku datang.”“Kembali ke hotel sekarang, Martin!” perintahnya agar mobil berbalik arah.***Alonzo sudah menunggu di depan kamar bulan madu Enrico dan Lynea. Ia hanya bisa terdiam dan menghela napas melihat pakaian tuannya sudah kusut tidak karuan. Belum lagi beberapa bekas tanda merah yang ada di bagian leher Enrico.“Tunggu di sini, nanti aku telepon kalau kamu s
Setelah menghabiskan beberapa jam bergumul dengan Elena di atas rasa rindu dan birahi yang tertahan selama lima tahun, Enrico masih berharap istrinya memberikan sama dengan apa yang telah diberikan oleh mantannya.Malam pertama yang kacau, kalau boleh dikatakan mengenai situasi Enrico dan Lynea. Tentu saja, Tuan Muda itu tidak mau merendahkan diri dan merayu seorang wanita keras kepala seperti Lynea. Ia tidak akan mau mengatakan sayang, apalagi cinta. Meski ia mulai mempertanyakan pada diri sendiri apakah memang itu yang ada dalam hatinya.“Mau ke mana kamu?” sentak Enrico jengkel melihat tingkah Lynea berjalan keluar sambil menyeret selimut dan membawa dua buah bantal.“Tidur di ruang tamu, kenapa?” ja
Lynea hanya menatap nanar pada kepergian Enrico bersama Elena di pagi hari ini. Bryant sang adik semakin bingung melihat apa yang baru saja terjadi. Sementara Alonzo terus menggelengkan kepala karena kesal dengan kedua majikannya yang tidak juga kunjung rukun.Namun, apalah cinta jika hanya karena uang? Adakah ketulusan di sana? Bisakah dibedakan mana cinta suci, mana cinta materi? Lynea tidak mau melenakan diri dalam sebuah hubungan yang tidak tulus atau pun suci. Mempercayai bahwa seseorang seperti suaminya dapat merasakan cinta kasih seperti mempercayai bahwa seekor kucing bisa terbang. Terlalu tidak masuk akal.“Nyonya, Tuan Enrico sedang jatuh cinta pada Anda. Cobalah mengerti hal itu. Beliau ingin diperhatikan oleh Anda,” keluh Alonzo meminum jus jeruk yang tidak jadi diberikan pada Enrico.“Sudahlah, Alonzo. Itu hanya trik saja agar aku mau segera bercinta dengannya lalu hamil dan memiliki anak. Semua karena warisan,” sanggah Lynea
Cinta dan pengorbanan. Layaknya rembulan dan bintang, saling berdampingan melengkapi indahnya pekat malam. Tidak ada pengorbanan yang terjadi jika bukan atas dasar cinta. Sebaliknya, tidak akan ada cinta yang tumbuh bila tidak disertai dengan pengorbanan.Hancurnya hati juga termasuk pengorbanan. Seiring dengan meluruhnya rasa pedih, perih, dan getir dalam setiap embusan napas. Ketika sesak semakin mencekat jiwa, di saat itulah logika dan perasaan kemudian saling bertarung, berusaha untuk menjadi pemenang dalam sebuah episode kehidupan.Suara air mengalir dari dalam kamar mandi terdengar bagai tsunami yang akan menerjang daratan. Ketika air itu berhenti, maka berhenti pula kehidupan manusia di sekitarnya.Lynea merasa hidupnya
Apabila seseorang belum pernah merasakan indahnya bercinta, maka -saat pertama akan selalu dinanti sebagai momen indah yang akan selalu di kenang seumur hidupnya.Bagaimana kedua jiwa menyatu dalam balutan tubuh sang kekasih. Berdua merepih kasih dalam deru napas tanpa batas. Menyajikan selayang cinta berbentuk peluh kebahagiaan. Menjerit manja dalam kenikmatan tiada tara.Sungguh, hal inilah yang diinginkan oleh Lynea dalam hidupnya. Memiliki seorang lelaki yang akan mencintai dan melindungi dirinya, seperti saat mereka sedang bercinta pada malam-malam syahdu nan dingin.Namun, kini Enrico tengah berada di atas tubuh telanjangnya. Suaminya itu sudah bersiap untuk memasukkan segenap kejantanan yang ia miliki. Ia akan menjadi orang pertama yang mengambil kesucian Lynea bila ia benar melakukannya.Beruntunglah wanita tabah dan polos ini karena Enrico mulai ragu untuk meneruskan niatnya. Isak tangis Lynea membuat dirinya merasa sebagai lelaki terkejam di dun