Share

BAB 32

“Tadi juga yang mengangkat telepon itu suara perempuan. Lagi ngapain coba malem-malem begini sama cewek. Maksudku, kenapa cewek itu bisa pegang ponselnya Kak Kevin.” Hanum kembali menangis. Kali ini dia menumpahkan keluh kesahnya pada sahabatnya. Mulai dari masalah adiknya hingga masalah bersama bosnya.

“Mungkin aja lagi ada acara alumni? Atau ada acara apa mungkin.” Denta mencoba membantu Hanum untuk perpikir positif.

“Oh, iya. Kamu benar juga,” kata Hanum yang langsung duduk tegak dan menghapus sisa air matanya.

Denta memandang Hanum dengan tatapan aneh. Dia tidak percaya sahabatnya ini sangat mudah dibujuk untuk tenang. Denta pikir dia akan membutuhkan waktu lama untuk membujuk Hanum supaya tidak menangis lagi.

“Udah nangisnya? Cuma segitu?” Denta dibuat melongo oleh tingkah konyol Hanum.

Dengan polosnya Hanum menjawab, “Udah. Kan tadi nangis karena aku numpahin sambel banyak banget.”

“…”

“Tahu tidak, Den.”

“Tidak.”

“Kan aku belum ngomong. Gimana, sih!” Suasana hati Hanum berubah d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status