Beranda / Romansa / Godaan Hasrat Pria Misterius / Bab 7. Jungle Lion's Anger

Share

Bab 7. Jungle Lion's Anger

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-20 22:26:06

Langit cerah mulai tertutupi oleh awan gelap. Perut Camelia sedikit berbunyi keruyukan menandakan gadis itu mulai sedikit lapar. Langkah kaki Camelia melemah. Jalanan pun nampak sepi. Camelia tersesat. Selama ini Camelia jarang sekali keluar rumah. Tak heran jika dirinya tak mengenal dunia luar. Sungguh, Camelia tak tahu dirinya ada di mana. Gadis itu hanya melangkah mengikuti arah angin yang entah membawanya ke mana. 

Camelia menghela napas dalam, gadis itu mengeluarkan ponselnya, melihat ternyata baterai ponselnya sudah habis. Bodoh! Camelia merutuki kebodohannya sendiri. Camelia tidak tahu kalau baterai ponselnya habis. Pun kini Camelia melihat dompetnya, dirinya hanya memiliki beberapa lembar uang saja. Tak banyak tapi paling tidak cukup untuk membuatnya bertahan tiga hari. Yang terpenting saat ini Camelia bisa bebas dari Dominic. Camelia tidak mau menjadi tawanan pria kejam itu lagi. 

“Aku harus ke mana?” gumam Camelia pelan dan sedikit bingung. Gadis itu mulai melangkahkan kaki menelusuri jalanan. Cuaca di luar semakin dingin. Camelia tak memakai jaket. Hanya pakaian pelayan yang menempel di tubuhnya. Gadis itu memeluk tubuhnya sendiri, melindungi tubuhnya dari dingin angin malam. 

Camelia melewati jalanan sepi. Tampak Camelia sedikit ketakutan karena melewati jalanan sepi itu. Bulu kuduk Camelia merinding ketakutan. Camelia mengatur napasnya, meredakan rasa takut dalam diri. Akan tetapi, tiba-tiba langkah Camelia terhenti ketika melihat tiga pria dengan tubuh tinggi tegap menghalangi langkahnya. 

“Hi, Cantik. Kau hanya sendiri, hm?” tanya salah satu pria. 

“Kau cantik sekali. Kulitmu mulus seperti bayi.” Pria kedua hendak menyentuh tangan Camelia, namun dengan cepat Camelia menjauhkan tangan pria itu yang menyentuhnya. 

“Minggir, Tuan. Aku ingin pergi.” Camelia melangkah mundur menjauh dari ketiga pria itu. Tapi alih-alih ketiga pria itu menjauh, malah yang ada ketiga pria itu semakin mendekat pada Camelia. Terlihat wajah Camelia memucat panik dan ketakutan. 

“Ah, kau semakin cantik kalau menolak seperti itu,” kata pria ketiga yang ada di sana sambil mengedipkan matanya pada Camelia. 

Camelia yang semakin takut itu akhirnya memutuskan berbalik, dan hendak berlari meninggalkan ketiga pria di sana. Sayangnya, tiga pria itu dengan cepat menangkap Camelia. Mereka menyeret tubuh Camelia, dan membanting ke dinding. Ringisan dan air mata Camelia beradu. Berkali-kali Camelia memohon, tapi tentu tak dipedulikan 

Salah satu pria di sana merobek pakaian Camelia, hingga terpampang bahu mulus Camelia. Satu pria lainnya, merobek pakaian depan, nyaris memperlihatkan dada Camelia. Tubuh mulus dan indah Camelia membuat ketiga pria di sana menatap Camelia dengan tatapan lapar dan penuh hasrat.

“Jangan!” Camelia terisak seraya memeluk tubuhnya sekuat mungkit. Bahunya bergetar akibat tangis yang mendera di sana. 

“Ssst, kau diam dan cukup nikmati saja,” ucap pria itu dengan senyuman berengseknya.

Namun, dikala pria itu hendak mencium Camelia tiba-tiba terdengar suara geraman kemarahan … 

“Lepaskan dia, Sialan!” gelegar Dominic keras dan menggema. Refleks, ketiga pria itu mengalihkan pandangan mereka, pada sumber suara itu. 

“T-Tuan Dominic?” Camelia yang terisak langsung menghentikan tangisnya kala melihat Dominic. Camelia tak tahu kalau Dominic akan menemukannya secepat itu. Tapi jauh dari dalam lubuk hati Camelia terdalam, Camelia bersyukur ada yang menolong dirinya.  

“Siapa kau!” bentak salah satu pria itu. 

“Lepaskan dia kalau kau masih ingin hidup di dunia ini,” seru Dominic dengan sorot mata tajam dan layaknya pembunuh. 

Tiga pria itu tertawa mendengar ancaman Dominic. “Kami bertiga, sedangkan kau hanya sendirian. Kau pasti tidak mungkin mampu melawan kami.” 

Dominic tersenyum sinis. “Buktikan kalau kalian bertiga mampu melumpuhkanku.” 

Tiga pria itu menggeram penuh emosi merasa direndahkan oleh Dominic. Detik itu juga, mereka mengeluarkan pisau dari balik jaket, lalu menyerang Dominic menggunakan pisau. Sedangkan Dominic masih diam berdiri dengan tenang kala tiga pria itu sudah menyerang. 

Tiga pria itu melayangkan pisau ke tubuh Dominic, sayangnya gerakan mereka kalah cepat dengan Dominic. Dominic mengambil alih pisau itu, menusuk pisau itu menembus jantung pria yang telah menyerangnya. 

Suara jeritan Camelia terdengar kala melihat Dominic membunuh. Camelia menutup wajahnya dengan telapak tangannya, menangis tak berani menatap Dominic yang nampak seperti singa hutan yang mengamuk. 

Brakkkk 

Dua pria lain dibanting ke tanah oleh Dominic. Dengan kejam, Dominic mengambil dua pisau dan menusuk tepat ke jantung dua pria itu bahkan sampai merobek dada dua pria itu. Suara teriakan dua pria itu terdengar, hingga membuat Camelia kian menangis dan teriak ketakutan. 

Aroma anyir darah merebak. Genangan darah membanjiri tanah. Terlihat Camelia bersimpuh di tanah, memeluk lututnya dan menangis melihat Dominic membunuh dengan cara yang kejam. Wajah dan tangan Camelia memucat. Bibir gadis itu sampai bergetar ketakutan.  

Tiga mayat tumbang di depan Camelia. Ketiga pria itu mati secara mengenaskan. Darah yang keluar dari tubuh ketiga tubuh pria itu tak henti berlinang deras. Camelia menutup wajahnya menangis histeris. Camelia tahu tiga pria itu telah melakukan tindak kejahatan, tapi Camelia tidak menyangka kalau Dominic sampi membunuh tiga pria itu dengan cara kejam.

Dominic mengusap kasar kedua tangannya kotor karena telah menyentuh tiga pria laknat. Tatapan Dominic mulai teralih pada Eldon yang menghampirinya. Ya, hal yang tak Dominic sukai adalah bekerja lama. Tepat dikala Dominic tahu Camelia melarikan diri, dengan mudah Dominic menemukan Camelia dari jejak-jejak rekaman CCTV. 

“Bereskan tiga pria itu,” tukas Dominic memberi perintah dengan tegas dan penuh penekanan. 

“Baik, Tuan.” Eldon yang membawa beberapa pengawal segera menyingkirkan tiga pria yang sudah mati mengenaskan. Tak lupa Eldon mematikan CCTV jalanan agar tak membuat masalah baru. 

Saat Eldon dan para pengawal sudah pergi membawa tiga mayat pria yang sudah dilumpuhkan Dominic, tatapan Dominic teralih pada Camelia yang bersimpuh di tanah, menangis sambil memeluk lutut. Aura wajah kemarahan menyelimuti Dominic. 

Dominic melangkah menghampiri Camelia, menatap tajam dan bengis gadis itu. “Berdiri!” bentaknya keras. 

Camelia tak memberikan respon. Gadis itu tetap menangis sesegukan pilu. Benak Camelia seolah terekam kejadian pembunuhan tadi. Sungguh, Camelia tidak menyangka akan berada di titik sekarang ini. Titik di mana dirinya berada di ambang jurang maut. 

Suara petir terdengar menandakan sebentar lagi akan turun hujan. Dominic yang mulai emosi dan habis kesabaran, langsung menarik kasar tangan Camelia. Membawa gadis itu meninggalkan tempat itu. Kaki Camelia melemah nyaris tak sanggup berdiri, tapi karena tarikan tangan Dominic kasar dan kencang, membuat Camelia mampu memperkokoh injakan kakinya di tanah. 

“T-Tuan—” 

“Diam kau! Jika kau berisik, aku akan melakukan hal yang tadi kau lihat padamu!” desis Dominic tajam, dan penuh ancaman. 

Camelia menelan salivanya susah payah. Tak ada yang bisa Camelia lakukan, gadis itu hanya bisa mengangguk patuh, merespon ucapan Dominic. Camelia tetaplah tak berdaya. Tak memiliki kekuatan untuk melawan. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 206 – Ending Scene (TAMAT) 

    Beberapa bulan berlalu … Praha, Republik Ceko. Bangunan kastil kuno di Praha diselimuti oleh salju. Musim dingin di Praha tak mengurangi keindahan bangunan kuno kastil yang terkenal di Praha. Praha adalah ibu kota Republik Ceko yang terkenal memiliki bangunan kastil kuno yang memukau. Tak heran jika banyak pengunjung yang berdatangan ke kota yang indah itu. “Dionte, Dominus. Jangan jauh-jauh mainnya. Nanti kalian hilang.” Camelia berseru mengingatkan kedua anak laki-laki kembarnya. Raut wajah Camelia sedikit kesal karena Dionte dan Dominus begitu asik bermain salju. Padahal Camelia sangatlah cemas takut terjadi hal buruk pada kedua anak laki-lakinya itu. “Mereka akan baik-baik saja. Kau tidak usah khawatir.” Dominic membelai pipi Camelia menenangkan sang istri. Ya, kini Dominic tengah mengajak istri dan anak-anaknya berlibur di Republik Ceko. Camelia menghela napas dalam. “Aku hanya takut kalau anak-anak kita hilang, Dominic. Mereka bayi beruang kesayanganku.” Dominic tersenyum

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 205 – Extra Part IX

    Bayi mungil cantik begitu tenang berada di dalam pelukan Camelia. Air mata haru bahagianya pun terjatuh. Pipi bulat merah persis seperti tomat. Rambut tebal. Bayi perempuan Camelia dan Dominic itu lahir dengan sempurna dan sangat cantik. Selama proses melahirkan, Camelia benar-benar tak mendapatkan kesulitan. Dominic begitu siaga berada di sisi Camelia. Tak bisa diungkapkan oleh kata, betapa bahagianya Camelia dan Dominic atas kelahiran anak perempuan mereka. Saat ini di ruang rawat VVIP, telah dihadiri oleh keluarga besar Camelia dan keluarga besar Dominic. Tentu Dionte dan Dominus pun sudah datang menyambut adik mereka. Sejak tadi bahkan Dionte dan Dominus nampak sangat girang melihat adik mereka telah lahir. “Dominus adikku cantik sekali seperti boneka.” Dionte bertepuk tangan riang. “Dia adikku juga, Kak.” Dominus melipat tangan di depan dada, menatap jengkel Dionte. Dominic tersenyum sambil mengusap-usap puncak kepala kedua putranya. “Dia adik kalian. Ingat, kalian harus me

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 204 – Extra Part VIII

    Beberapa bulan berlalu … Camelia memakan ice cream, dengan posisi cup besar ice cream berada di atas perut buncitnya. Tampak Camelia begitu lahap memakan ice cream yang baru saja diantar oleh pelayan. Keuntungan hamil adalah Camelia bisa makan sepuasnya, tanpa peduli timbangan akan geser ke kanan. Ditambah, Dominic tak perlah mempermasalahkan bentuk tubuh Camelia. Itu kenapa membuat Camelia semakin suka makan. Usia kandungan Camelia saat ini memasuki minggu ke tiga puluh tujuh. Dokter mengatakan hanya tinggal menunggu hari, anak yang ada di kandungan Camelia akan segera lahir. Dan hal itu yang membuat Dominic tak sama sekali ke kantor. Dominic meminta asistennya yang mengurus pekerjaannya selama tak bisa datang ke kantor. Ngomong-ngomong, Camelia kini mengandung anak perempuan. Untuk kali ini Camelia tidak mengandung anak kembar. Akan tetapi, meski Camelia tak mengandung bayi kembar tetap saja berat badan Camelia naik drastis. Bagaimana tidak? Camelia memiliki hobby makan. Jadi waj

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 203 – Extra Part VII

    Sebuah restoran di New York dengan bangunan tiga lantai megah, sangat ramai didatangi oleh pengunjung. Para pelayan sejak tadi mondar-mandir sibuk karena harus mengantarkan makanan pesanan para pelanggan. Ya, Camelia ditemani oleh Dominic berada di restoran milik ayahnya. Tentu, restoran Martin Luciano bisa sebesar dan semegah sekarang, karena Dominic banyak membantu. Meskipun, Martin kerap menolak bantuan Dominic, namun Dominic memaksa Martin untuk menerima. Dominic selalu mengatakan bahwa apa yang dilakukannya demi Camelia. Bertahun-tahun Martin hidup di dalam penjara. Dominic tak ingin keluarga sang istri, harus hidup menderita lagi. Dan apa yang telah dilakukan Dominic berhasil. Martin mampu mengembangkan restorannya. Bahkan kini Martin memiliki empat restoran yaitu di New York, Las Vegas, Chicago, dan Los Angeles. “Sayang, aku tidak menyangka restoran Daddy akan seramai ini. Daddy benar-benar pintar mengolah restoran sampai berkembang pesat,” ujar Camelia seraya menyandarkan k

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 202 – Extra Part VI

    “Camelia, makanlah perlahan. Jangan terburu-buru seperti itu. Kau bisa tersedak kalau kau makan tidak pelan-pelan.” Dominic mengingatkan sang istri untuk makan perlahan. Ya, kini Dominic tengah membawa Camelia ke salah satu restoran Spanyol yang ada di Brooklyn. Setelah menemani Camelia bekerja; Dominic mengajak sang istri untuk makan bersama. “Iya, Sayang. Makanan ini enak sekali. Jadi aku terlalu lahap,” kata Camelia dengan riang, seraya menyantap makanan yang terhidang. Setelah bekerja, sepertinya membuat nafsu makan Camelia meningkat tajam. Lihat saja begitu banyak makanan yang telah dihabiskan olehnya. Dominic membelai pipi Camelia lembut. “Kalau kurang, kau bisa memesan apa pun yang kau inginkan. Aku senang melihatmu banyak makan.” Camelia tersenyum. “Ini sudah cukup. Oh, ya, Sayang. Tadi kau tidak marah pada Conan, ‘kan?”Dominic mengambil vodka yang ada di atas meja, dan meminum perlahan. “Tidak, aku tidak marah dengannya, tapi aku kurang menyukai kau bernyanyi dengan penya

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 201 – Extra Part V

    “Sayang, kalian jangan nakal. Kalian harus patuh pada Grandpa dan Grandma, oke?” “Siap, Mommy! Aku tidak nakal, tapi tadi Dominus makan banyak sekali cokelat sampai bajunya kotor, Mommy.” “Hey, Kak! Kau ini kenapa mengadukan pada Mommy!” Dominus tak terima. “Biar saja, kau tidak mau patuh pada Grandma. Padahal kan apa yang dikatakan Grandma benar. Kalau kau terlalu banyak makan cokelat nanti gigimu bolong, Dominus!” Dionte berseru memarahi suadara kembarnya yang kerap bersikap keras kepala. Dominus memang pencinta cokelat, setiap dilarang maka bocah laki-laki itu malah tak patuh. Hanya tertentu saja Dominus bisa patuh.“Ck! Kau menyebalkan sekali, Kak!” jawab Dominus jengkel sambil melipat tangan di depan dada. Bibir Dominus manyun ke depan, nampak begitu sangat menggemaskan.Camelia menghela napas dalam melihat dari layar ponsel; dua putra kembarnya malah bertengkar. Ya, di kala pagi menyapa hal yang dilakukan Camelia adalah melaukan panggilan video pada kedua putra kembarnya. Ten

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status