Share

Bab 44

Author: TnaBook's
last update Last Updated: 2025-03-18 03:39:17

Revan kembali ke apartemen setelah selesai bertemu dengan beberapa rekan bisnisnya. Untuk sementara, Elma menunjuk Revan sebagai wakilnya selama dia dalam masa berkabung.

Ini juga dimanfaatkan oleh Elma untuk mengasah kemampuan Revan dalam menjalankan bisnis milik keluarganya. Dan tanpa disangka kalau pemuda yang belum selesai kuliah itu mempunyai insting bisnis yang kuat.

"Cape ya Sayang?" tanya Elma setelah Revan duduk beristirahat di sofa.

"Lumayan, ternyata lebih enak jadi sopir pribadimu Sayang. Nggak perlu mikir selera ini." Revan memijat pelipisnya yang terasa pusing.

Elma tersenyum dan memijat pelan tengkuk Revan.

"Wajar, nanti juga kalau sudah terbiasa nggak akan terasa terlalu berat. Rileks Sayang, jangan terlalu serius," ucap Elma.

Dia pergi ke dapur untuk membuatkan teh untuk Revan. Tak berapa lama kemudian wanita itu kembali dengan membawa secangkir teh hangat manis untuk pria itu.

perusahaan itu padaku? Kamu yakin aku mampu

"Elma, apa kamu yakin akan mempercayakan menjal
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Godaan sang tante   Bab 90

    "Baiklah, Gading. Silakan ucapkan janji pernikahanmu kepada Karina." "Karina, di hadapan Tuhan dan semua orang yang kita cintai di tempat ini, aku berjanji untuk mencintaimu dengan sepenuh hatiku. Aku akan menjadi suami yang setia, sahabat yang selalu mendukungmu, dan pelindung dalam setiap keadaan. Aku berjanji untuk mencintaimu dalam suka dan duka, dalam kesehatan maupun sakit, dalam keberlimpahan maupun kekurangan. Aku akan selalu ada di sisimu, membangun hidup bersama, dan menjadikanmu prioritas utamaku. Dengan cinta ini, aku berjanji untuk menghormati, melindungi, dan mencintaimu sampai maut memisahkan kita," ucap Gading dengan lantang dan penuh keyakinan. "Karina, sekarang giliranmu untuk mengucapkan janji pernikahan kepada Gading." Pandangan Pendeta beralih pada Karina. "Gading, di hadapan Tuhan dan semua orang yang kita kasihi, aku berjanji untuk mencintaimu dengan sepenuh hatiku. Aku berjanji untuk menjadi istri yang setia, teman

  • Godaan sang tante   Bab 89 Malam Pertama Yang Sangat Berbeda

    "Aaahhh... Sayang... Kenapa ini enak sekali?" Badru merem melek ketika mereka melakukan penyatuan. Ini malam pertama yang sangat berbeda dari biasanya. Badru merasa ada yang berbeda dari Dinda. Milik Dinda terasa lebih rapat dari biasanya. "Kamu suka Sayang?" tanya Dinda sambil memandangi wajah Badru yang keenakan. "Suka sekali Sayang. Milikmu lebih legit dari biasanya. Apa kamu melakukan perawatan khusus?" tanya Badru sebelum melumat bibir ranum Dinda. "Iya Sayang... aku melakukan treatment khusus untuk membuat kamu bahagia dan membuat momen indah ini tak akan terlupakan." Dinda tersenyum bahagia. "Terima kasih Sayang." Badru tersenyum senang karena Dinda tahu apa yang ia lakukan. Badru bergerak tak terkendali di atas tubuh Dinda yang begitu indah. Sudah hampir dua bulan lebih mereka memang sengaja menahan diri untuk tidak melakukan pertempuran ini dan malam ini keduanya mencurahkan semua keri

  • Godaan sang tante   Bab 88

    merasa Perkataan Elma berhasil membuat Karina tersenyum lagi. la beruntung memiliki sahabat seperti Elma yang selalu tahu cara menghiburnya.Setelah sesi fitting selesai, Karina dan Elma melanjutkan aktivitas mereka dengan memilih souvenir untuk pernikahan. Mereka menghabiskan waktu cukup lama di toko-toko souvenir, membandingkan berbagai pilihan. Karina ingin souvenir yang unik, tetapi tetap sederhana dan bermakna.."Akhirnya satu lagi selesai. Rasanya persiapan pernikahan ini seperti tidak ada habisnya!" ucapnya sambil tertawa kecil.Setelah semua selesai, Karina merasa lega."Memang begitulah rasanya. Tapi kamu akan merindukan semua keribetan ini suatu hari nanti." Elma ikut tertawa."Aku tidak sabar menunggu hari itu, Elma. Hanya satu minggu lagi, dan semuanya akan berubah. Aku akan menjadi istri Gading, dan kami akan memulai hidup baru bersama." Karina tersenyum, menyadari kebenaran kata-kata Elma.Setelah semua urusan selesai, Karina mengajak Elma makan siang di sebuah restoran

  • Godaan sang tante   Bab 87

    Langit sore itu mendung, awan kelabu menggantung seolah turut berduka atas kepergian Rio. Suasana pemakaman terasa sunyi, meski hari telah berlalu sejak Rio dimakamkan.Di sudut yang sepi, seorang wanita berjalan tertatih menuju pusara yang masih basah. Itu adalah Arumi. Tubuhnya kini tampak lebih kurus, wajahnya yang dulu penuh percaya diri kini memancarkan kehampaan. Kakinya yang pincang menjadi pengingat dari kecelakaan yang mengubah hidupnya selamanya.Arumi jatuh bersimpuh di depan nisan Rio. Tangannya yang gemetar menyentuh batu nisan yang dingin. Air matanya mengalir deras, membasahi pipinya yang pucat. "Rio... maafkan aku," gumamnya lirih, hampir tak terdengar.Rio, lelaki yang ia cintai itu, kini telah pergi untuk selamanya. Kepergiannya menjadi pukulan telak bagi Arumi. Dia tahu bahwa kematian Rio adalah akibat dari ambisinya yang buta. Rencana balas dendam yang ia susun terhadap Elma telah menyeret Rio dalam konflik yang berakhir tragis."Aku bodoh... aku egois... Aku hanya

  • Godaan sang tante   Bab 86

    Aditya terisak mendengar kata-kata ibunya. la menatap wajah wanita yang telah melahirkannya itu, melihat kelelahan yang terukir di sana tetapi juga merasakan ketulusan yang begitu besar."Mama, terima kasih. Terima kasih sudah selalumendukungku, bahkan di saat-saat sulit seperti ini. Aku janji, Ma. Aku akan bangkit. Aku akan membuat Mama bangga dan bahagia. Aku akan membangun kembali semua yang telah hilang, demi Mama dan Papa," katanya dengan suara bergetar penuh emosi.Mendengar janji itu, Nyonya Selly tersenyum lembut dan mengangguk. la merentangkan tangannya, mengajak Aditya untuk mendekat. "Sini, Nak. Peluk Mama," ujarnya dengan penuh kasih.Aditya mendekat dan memeluk ibunya dengan erat. Pelukan itu bukan hanya pelukan biasa, melainkan pelukan yang penuh dengan kehangatan, kasih sayang, dan dukungan tanpa syarat. Air mata mereka berdua bercampur, mengalir bersama dengan perasaan haru yang melingkupi mereka."Aku beruntung punya Ibu seperti Mama," bisik Aditya di sela-sela isaka

  • Godaan sang tante   Bab 85

    Sore itu, Revan pulang kerja seperti biasanya. Setibanya di apartemen, ia disambut oleh suasana yang terasa berbeda. Elma duduk di sofa dengan wajah murung, jauh dari biasanya. Biasanya, Elma menyambut Revan dengan senyuman hangat atau cerita ringan tentang harinya, tetapi kali ini, ia hanya diam dan tampak tenggelam dalam pikirannya."Sayang?" panggil Revan sambil melepas sepatu dan jasnya."Kamu kenapa? Kok kelihatan nggak semangat gitu?"Elma mengangkat wajahnya, menatap Revan dengan mata yang sudah memerah karena air mata."Revan... Karina... Karina akan segera menikah dengan Gading," ucapnya pelan, suaranya bergetar.Revan mengerutkan kening, bingung melihat reaksi Elma yang tak biasa."Karina menikah? Itu kabar baik, kan? Harusnya kamu senang, Sayang. Tapi kenapa kamu malah murung?" tanyanya dengan lembut sambil duduk di sebelah Elma.Air mata Elma jatuh, mengalir deras di pipinya. Ia mencoba bicara, tetapi suaranya terputus-putus oleh tangisannya."Aku senang... tapi... aku jug

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status