Share

25. Pesta Pernikahan

Citta memasuki rumah dengan binar pada sepasang bola matanya. Lengkung senyum juga turut menghiasi wajah gadis itu. Dengan langkah penuh semangat karena gembira, Citta langsung menuju ruang makan. Ia seperti mendengar orang bercakap-cakap dari arah ruang makan.

“Hai, Sayang.” Sapa Johan dengan suara yang cukup jelas didengar. Senyum di wajah Citta perlahan memudar. Semua ini dikarenakan dua hal. Pertama, panggilan sayang Johan padanya dan kedua, tentu saja karena ada William di sana. Citta menduga bahwa Johan sengaja menyapanya demikian, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa selain membalas sapaan Johan.

“Halo, Om. William.” Agar terasa tidak janggal, Citta juga menyapa William. Namun William hanya bergeming. Laki-laki itu hanya melihat dirinya dari sudut matanya. Citta kemudian menuju tempat cuci piring untuk mencuci tangan. Ia kemudian duduk di tempat yang biasa ia duduki.

“Bagaimana?” Tanya Johan antusias. Citta tersenyum. Pasti Johan ingin tahu apa yang dilakukannya seharian tadi di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status