Grafiti Dinding Hati

Grafiti Dinding Hati

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-22
Oleh:  JnanaOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
32 Peringkat. 32 Ulasan-ulasan
36Bab
4.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Citta dan William dipersatukan dalam ikatan pernikahan karena perjodohan. Namun karena kesalahan, William juga harus menikahi Dhita, kakak Citta, yang juga merupakan putri mendiang Cahyo Buwana. Hari-hari pernikahan mereka hampir sering diwarnai drama yang selalu dimulai oleh Dhita. Citta yang tidak ingin melawan sang kakak, hanya bisa menghindar atau diam. Tak jarang pula Dhita menyiksa fisik dan batin Citta. Membuat Citta nyaris menyerah dengan pernikahannya. Iba pada Citta yang selalu dipojokkan dan tak jarang disakiti oleh Dhita, membuat Johan memikirkan beragam cara untuk mendekatkan Citta pada William. Keberpihakan Johan juga ia tunjukkan dengan selalu mendukung semua hal yang dilakukan Citta. Membesarkan hati gadis itu dan melimpahinya dengan kasih sayang. Kasih sayang seorang ayah pada putrinya. Akankah Citta bisa mendapatkan perhatian dan cinta dari William, suaminya? Novel ini berkisah tentang pengabdian, pengorbanan, dan cinta yang terlambat hadir.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Prolog

Pandangan Citta menyapu setiap sudut panggung yang ada di depannya. Panggung itu miliknya. Tata panggung yang minimalis, namun tetap terlihat elegan itu telah dipersiapkan untuk dirinya. Ya, hari ini akan menjadi salah satu hari yang bersejarah dalam hidup Citta. Pada hari ini Citta akan dikukuhkan sebagai guru besar di universitasnya. Selain predikat sebagai guru besar, akan ada "gelar" tambahan yang akan disandang Citta, yaitu sebagai guru besar termuda di seluruh universitas. Dari informasi yang disampaikan oleh panitia acara, rektor akan menyerahkan sebuah cinderamata padanya. Cinderamata yang merupakan simbol dari pengakuan rektor atas pencapaian gemilangnya sebagai guru besar termuda.

Citta memang tidak pernah bermain-main atau bersantai jika berurusan dengan belajar atau menuntut ilmu. Dan buah dari kerja kerasnya itu, ia berhasil meraih tingkat tertinggi dalam jabatan fungsional di dunia akademik. Citta berhasil menjadi guru besar di usia yang terbilang sangat muda, yakni tiga puluh tahun. Dan selepas hari ini, bahkan selepas acara ini, orang-orang akan mengganti sapaan untuknya dengan Prof atau profesor, bukan lagi Bu atau Ibu.

“Senat Universitas memasuki ruangan. Hadirin dimohon berdiri.” Suara alto pembawa acara menggugah Citta dari lamunannya. Dengan perlahan ia berdiri dan memosisikan dirinya menghadap lorong yang memisahkan deretan kursi di sayap kanan dan kiri aula pertemuan.

Bersama para undangan yang duduk di deretan paling depan, Citta menghadap ke arah datangnya serombongan orang yang memakai toga dengan gordon berwarna-warni sesuai warna fakultas masing-masing. 

Setelah para anggota senat universitas menempati posisinya masing-masing. Citta bersama hadirin kembali duduk sesuai instruksi pembawa acara. Citta kemudian menoleh ke sisi kanannya. Johan Rustenburg, ayah mertua Citta, setia mendampinginya di sana. Sesekali Johan menepuk punggung tangan Citta, mencoba memberikan dukungan berupa semangat begitu dilihatnya Citta gugup atau terkadang gelisah.

Citta tersenyum ke arah Johan sambil bibirnya mengucapkan terima kasih, meskipun tanpa suara. Namun, senyum di wajah Citta langsung memudar tatkala ia melihat kursi di sisi kanan Johan yang kosong. Sedianya kursi di samping kanan Citta adalah untuk William, suaminya. Dan kursi kosong di sisi kanannya lagi adalah untuk Johan. Namun, Johan dengan tanggap berpindah ke kursi untuk William demi memberikan dukungan pada Citta. Menjaga perasaan Citta yang tentunya kecewa karena tidak didampingi suaminya. 

Citta menatap hampa panggung di depannya. Otaknya dipenuhi oleh pengandaian-pengandaian tentang William. Seandainya William hadir saat ini dan duduk di sampingnya. Seandainya William menggenggam tangannya, mengalirkan ketenangan melalui sentuhan jemarinya yang lembut. Seandainya William menyaksikan dirinya memberi pidato pengukuhan, tentu lelaki itu akan merasa bangga akan pencapaian istrinya. Sayangnya, dari semua hal yang seandainya dapat dilakukan William saat ini, lelaki itu justru tidak menampakkan batang hidungnya. 

“Papa selalu ada di sampingmu, Sayang.” Johan yang tetiba bersuara kontan membuat Citta tersentak karena kaget.

“Terima kasih, Pa.” Citta berkata sambil kedua matanya berkaca-kaca. Ia menyadari bahwa dukungan dari orang terdekatnya sangat penting saat ini.

“Kira-kira William akan hadir tidak ya, Pa?” Imbuh Citta sambil berkali-kali memperbaiki posisi duduknya. Johan menangkap kegelisahan Citta.

“Jika Will datang sekarang, tentu panitia masih bisa mengizinkannya masuk.” Ujar Citta lirih. Johan iba melihat menantunya. Dalam hati, Johan bertekad akan memarahi William bila mereka berdua bertemu nanti.

“Apakah William marah padaku ya, Pa? Apa ia tidak suka dengan pencapaianku ini?” Citta kembali melontarkan pertanyaan yang tidak bisa dijawab Johan. Daripada menjawab pertanyaan Citta, Johan memilih untuk meletakkan tangannya di atas tangan Citta. Menepuknya sebentar kemudian menarik tangannya kembali.

“Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Hadirin dimohon berdiri.” Suara pembawa acara sukses menyingkirkan kecamuk pikiran Citta dan Johan. Mereka berdua perlahan berdiri. 

Citta berdiri dengan sikap sempurna. Kedua tangan yang terkepal berada di samping tubuh. Pandangannya lurus ke depan dengan sedikit mengangkat dagu. Citta kini terlihat siap menyanyikan lagu kebangsaan, mengikuti suara kompak dari paduan suara mahasiswa.

Sementara Johan juga berdiri dengan sikap sempurna, meskipun ia tidak ikut menyanyikan lagu kebangsaan. Johan memang bukan orang Indonesia. Ia berasal dari Belanda. Namun lebih dari empat puluh tahun bermukim di Indonesia membuat Johan sudah seperti orang Indonesia asli. Satu hal yang membuat Johan tidak bisa disebut sebagai orang Indonesia adalah kewarganegaraannya. Johan tetap memilih menjadi warga negara Belanda daripada Indonesia.

*

"Kepada Profesor Citta Buwana yang baru saja dikukuhkan sebagai guru besar, waktu dan tempat kami persilakan."

Citta beranjak dari duduknya, membungkuk hormat pada Johan, kemudian melangkah menuju podium. Sesampainya di atas podium, Citta mengedarkan pandangannya yang kini lebih leluasa, menyapu seluruh hadirin yang datang. Untuk beberapa detik lamanya Citta menatap pintu masuk yang tertutup rapat. Hatinya berharap pintu itu terbuka dan menampilkan sosok William di baliknya.

Lagi-lagi harapan Citta sirna tatkala menyadari apa yang dipikirkannya adalah mustahil. Dengan memaksakan sebuah senyum getir, pandangan Citta pun beralih pada naskah pidato yang sudah dijilid rapi menyerupai buku. 

William Rustenburg. Citta menyebut nama suaminya. Berharap lelaki itu datang sebelum ia mulai berpidato. Untungnya, Citta memanggil nama William dalam hati sehingga tidak satu pun hadirin yang mendengar. Kecuali Johan. Ya, Johan tahu jika Citta sangat menantikan kehadiran William. Sorot mata Johan yang tak henti terarah pada Citta menangkap bulir bening yang tergelincir jatuh dari sepasang kelopak mata Citta. Detik berikutnya, Johan mengepalkan tangannya. Ia membulatkan tekad untuk membuat perhitungan dengan William, putra semata wayangnya.

***

Halo Pembaca, 

Selamat membaca karya pertama saya di Goodnovel ya. Semoga suka dan sampai jumpai di bab selanjutnya. ^^

Jnana

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
100%(32)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
32 Peringkat · 32 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
default avatar
Eve
Bab 34 membuatku ingin mereguk kenikmatan yang sama.
2023-10-15 21:38:22
1
default avatar
Saimdang
Bagus, Kak. Lanjuttt.
2023-10-02 21:18:58
1
default avatar
Sarah Aurora
Kisah cinta yang menarik.
2023-08-13 01:20:35
1
default avatar
secempakar
Menarik. Masukkan daftar bacaan dulu.
2023-07-20 12:49:19
1
default avatar
Sukaesi
Kasihan ayahnya meninggal.
2023-06-13 02:26:29
1
default avatar
Magnolia
Bingung jadi Citta, sedih di saat harusnya berbahagia.
2023-06-12 17:53:16
1
default avatar
Poppy
Hati-hati, benci jadi cinta.
2023-06-12 15:40:22
1
default avatar
bianglala1002
Masuk daftar baca.
2023-06-10 19:08:01
1
default avatar
sotya1003
Semoga perjodohannya berakhir manis.
2023-06-03 14:29:16
1
default avatar
Barman Tua
Ceritanya bagus.
2023-06-03 12:19:52
1
user avatar
Jnana
Halo, Pembaca. Grafiti Dinding Hati mulai update lagi. Yuk ikuti keseruan kisah Citta dan William.
2023-06-02 16:02:05
1
user avatar
Rudita
Ayo update lagi, Kak.
2021-11-16 05:48:06
1
default avatar
Wuri Wuryani
Wah belum update ya?
2021-11-16 05:27:01
1
user avatar
Susanti
Hmmmmmmmmm
2021-11-16 02:05:07
1
default avatar
G name
Kapan up lagi?
2021-11-16 01:55:33
1
  • 1
  • 2
  • 3
36 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status