Home / Romansa / Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat / 117. Bukan Kamu Mamanya

Share

117. Bukan Kamu Mamanya

Author: pramudining
last update Last Updated: 2025-07-10 18:24:34

Happy Reading

*****

Surya masih diam, tak menjawab pertanyaan mereka sama sekali. Dia terus memandangi kertas putih yang menunjukkan hasil tes DNA antara cucunya dan Elvina.

"Pa," kata Bagas. Lelaki itu bahkan merebut paksa kertas yang berada di tangan Surya. Membaca langsung pada intinya.

Ada raut kekecewaan yang tergambar jelas di wajah Bagas. Sepertinya, isi kertas tersebut tidak sesuai dengan harapannya.

"Pa, kenapa diam?" tanya si kecil. Ingin merebut kertas yang dipegang papanya, tetapi tangan Anjani sudah lebih dulu menariknya.

Perempuan paruh baya itu membaca keseluruhan inti yang tertulis di kertas tersebut hingga lengkungan garis bibirnya terlihat jelas. "Benarkah hasilnya ini?" tanyanya pada Elvina.

"Benar, Tan. Saya nggak akan berani mengubah apa pun yang tertulis di kertas tersebut. Bukankah rumah sakit tempat dilakukannya tes tersbut adalah pilihan Pak Surya sendiri," sahut sang model dengan senyum lebar.

"Jadi, apa hasilnya, Nek?" tanya si kecil yang masih penasara
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
pramudining
Nah, yuk ikuti terus ceritanya
goodnovel comment avatar
Faidhotur Rosyadi
fardan putra kandung Mutia
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   125. Pacar

    Happy Reading*****"Nggak usah menghujat jelek. Aku emang belum punya seseorang yang bisa menarik perhatianku. Tapi, bukan berarti aku nggak bisa jatuh cinta, ya. Aku cuma menjaga hati untuk dia yang benar-benar menjadi istri," jelas Arham."Hilih. Cepet sana panggil Ratna," perintah Bagas."Kamu itu sebenarnya mau ke mana? Kenapa gelisah banget?""Nanti, aku jelaskan selesai meeting.""Oke, aku tunggu ceritamu." Arham segera memutus panggilannya dengan si bos.Bagas tersenyum setelah memutuskan sambungannya dengan sang asisten. Walau tak lama sesudahnya sang sekretaris datang membawakan berkas materi yang akan mereka bahas di pertemuan, sang pemimpin masih saja menunjukkan senyum tersebut seperti orang kesurupan saja. "Selamat pagi, Pak. Ini berkas yang Bapak minta," kata Ratna sambil menyodorkan map warna hitam ke hadapan sang pemilik ruangan. Namun, si bos masih saja tersenyum sambil menatap ponselnya. "Pak ... Pak," panggilnya sekali lagi."Eh, iya. Bagaimana?" Bagas menatap ke

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   124. Mengejar Kata Maaf

    Happy Reading***** Mutia bersiap menutup pintu rumahnya lagi ketika melihat wajah Bagas. Namun, gerakan lelaki itu jauh lebih cepat untuk mencegah niatan si perempuan. "Sayang, Mas mau ngomong penting," ucap Bagas. Mutia menatap lelaki di depannya dengan malas. "Nggak ada yang perlu kita omongin lagi. Pergi sana," usir si ibu guru. Dia kembali akan menutup pintu, tetapi tangannya Bagas jauh lebih cepat menarik pinggang perempuan itu sehingga bibir keduanya menempel satu sama lain.Bagas malah dengan sengaja melumatnya sebentar membuat Mutia meronta-ronta dan saat itulah, si kecil Fardan memanggil keduanya."Mama sama Papa ngapain, sih? Kalau mau mesra-mesraan di dalam saja, deh. Malu kalau di luar gitu. Dilihat tetangga juga nggak enak," ucap si kecil. Mutia tak menjawab, melangkah pergi meninggalkan keduanya. Setelah jaraknya cukup jauh, perempuan itu menoleh dan berkata. "Suruh dia pergi, Sayang. Kita harus segera berangkat sekolah," suruhnya pada si kecil.Fardan menyilangkan

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   123. Aku Akan Membawamu

    Happy Reading*****Mutia benar-benar menghentikan langkahnya. Dia berbalik menatap Surya dan Bagas bergantian. Sementara Bagas, dia terpaku. Ucapan Surya membuatnya mematung. "Jadi, Papa sudah mengetahui semua ini?" tanya Bagas. Sempat tak percaya jika orang yang membelanya saat ini adalah Surya.Surya menoleh pada putra dan istri sahnya. "Maaf, jika selama ini Papa terkesan selalu membela Nazar," ucapnya.Mutia mendengkus. "Jadi, beginilah kelakuan semua keluarga Anda. Salah satu anggota keluarga melakukan tindak kriminal, tapi Anda malah melindunginya. Maaf, jika saya semakin yakin untuk membawa Fardan pergi dari sini." Perempuan yang berprofesi sebagai guru itu kembali melanjutkan langkahnya sambil menggandeng tangan si kecil yang sejak tadi sama sekali belum membuka suara."Tia, tunggu!" teriak Bagas. Akan tetapi, orang yang dia panggil makin mempercepat langkahnya."Gas, biarkan saja. Beri kesempatan pada Mutia untuk bersama Fardan dulu," nasihat Anjani yang ikut mengejar langk

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   122. Pergi

    Happy Reading*****"Nggak mungkin, ini sangat nggak mungkin," ucap Mutia berkali-kali, air matanya sudah menganak sungai di pipi."Sayang, kenapa?" Bagas mengguncang kedua bahu perempuan yang sudah menguasai seluruh hatinya itu.Surya langsung merebut selembar kertas di tangan Mutia. Lalu, membaca isi yang tertera di sana. Sebagaimana reaksi si ibu guru, lelaki paruh baya itupun cukup terkejut ketika membacanya."Pa, ada apa?" tanya Anjani. Perempuan itu merebut kertas di tangan suaminya. "Lho," ucapnya tak percaya."Itulah kenyataannya," kata Fardan, "semula, aku juga berharap bahwa Mama adalah orang yang melahirkanku, tapi kenyataannya nggak sesuai harapan. Padahal dari foto ini, aku sudah berharap banyak."Si kecil menyerahkan dua lembar foto berbeda tempat, tetapi pakaian yang digunakan si bayi sama.Bagas menyambar foto yang disodorkan si kecil. Lalu, dia mencermati kedua foto tersebut. "Bukankah ini fotomu ketika Mama baru pertama kali melihatmu di rumah sakitnya Satya waktu it

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   121. Tidak Mungkin

    Happy Reading*****"Mana mungkin dia?" teriak Elvina setelah cengkeraman tangan kekasihnya terlepas dari leher.Tama menyipitkan mata, dia menatap lurus ke arah perempuan cantik dan anggun yang kini berjalan mendekati mereka semua. Dia seperti mengenal perempuan itu, tetapi tidak ingat di mana. "Sayang, apa bener yang kamu katakan itu?" tanya Bagas. Dia maju, berusaha menggenggam tangan si perempuan. Namun, perempuan itu menepisnya dengan cepat. "Benar atau nggaknya, tanyakan pada hatimu sendiri. Aku sudah mengingat semuanya." Perempuan itu menatap ke arah Surya. "Saya sudah mengingat semuanya bahkan ketika Anda mengambil anak yang telah saya lahirkan di rumah sakit saat itu. Saya telah salah menilai kebaikan kalian semua. Ternyata, kalianlah orang yang telah menghancurkan hidupku selama ini," ucapnya.Tanpa menghiraukan keberadaan Surya dan Bagas yang tertegun dengan semua ucapan perempuan itu, dia melangkahkan kaki menuju kamar Fardan. "Aku akan membawa anak itu pergi," katanya.

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   120. Akulah Wanita itu

    Happy Reading*****Bagas dan semua orang yang ada di ruang tamu menoleh pada lelaki tak diundang yang kini berdiri di pintu rumah tersebut. "Tama?" kata Bagas dan Surya bersamaan."Hai, Gas," sapa lelaki berbadan tegap dengan tinggi sekitar 175 cm. "Selamat malam, Om, Tante," lanjutnya menyapa kedua orang tua Bagas. Tama melangkahkan kakinya mendekati mereka semua walau sang pemilik rumah belum mempersilakan. Dia berdiri tepat di samping Elvina yang perkataannya sengaja dipotong karena jelas mengandung kebohongan."Ada perlu apa kamu ke rumahku, Tam?" tanya Bagas. Tama melirik perempuan yang beberapa waktu lalu masih menghangatkan ranjangnya, tetapi kini sudah berbalik arah mendekati Bagas. "Kedatanganku ke sini, jelas berkaitan dengan dia," ucapnya pada Bagas."Apa hubunganmu dengan dia, Tam?" Bukan Bagas yang bertanya, tetapi Surya. "Dia salah satu wanitaku, Om. Dan, sekarang, sepertinya dia ingin merangkak naik ke ranjang Bagas. Ingat, El. Nggak semudah itu kamu bisa mendekati

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status