Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat

Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat

last updateLast Updated : 2025-07-14
By:  pramudining Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
9 ratings. 9 reviews
124Chapters
2.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Kehidupan Mutia berubah 180 derajat ketika sang kekasih mengumumkan pertunangannya dengan seorang anak pengusaha terkaya di kota kelahirannya. Demi mencari perlindungan diri dari teror tunangan sang mantan, Mutia terpaksa membuat perjanjian dengan anak penguasa wilayahnya tinggal. Hanya saja, perjanjian itu justru mengungkapkan berbagai rahasia kelam gadis yatim piatu itu. Lantas, bagaimana kisah Mutia selanjutnya?

View More

Chapter 1

1. Teror Menakutkan

Happy Reading

*****

"Mut, aku duluan, ya," ucap seorang perempuan berseragam sama seperti Mutia.

"Udah dijemput sama Pak Su, ya?" tanya balik gadis berumur 29 tahun dengan rambut lurus sebahu.

"Iya, nih. Dia sudah ada di depan katanya. Kamu tak tinggal sendiri, nggak masalah, kan?" Pemilik nama Novita itu menatap sang sahabat dengan khawatir.

"Nggak papa, tinggal aja. Bentar lagi, aku juga sudah selesai. Lagi satu anak yang belum aku masukkan," jawab Mutia.

"Beneran, nih. Di sekolah udah nggak ada orang, lho," kata Novita, memastikan.

Mutia menganggukkan kepala dengan senyum yang begitu meyakinkan. "Daripada aku diperkarakan sama Pak Pengacara karena kasus eksploitasi. Mendingan kamu pulang sekarang, deh."

"Oke ... oke. Aku pulang sekarang." Novita mulai membereskan barang-barang yang ada di mejanya. Lalu, merangkul sang sahabat dan berpamitan. "Ingat! Jangan pulang terlalu malam. Ini sudah pukul sembilan. Jalanan di sekitar sekolah cukup sepi di malam hari."

"Siap." Mutia menyatukan jari telunjuk dan jempolnya, setelahnya tersenyum lebar. "Salam sama pak Pengacara, ya."

"Siap."

Sepeninggal sahabatnya, Mutia kembali menatap layar laptop. Berusaha secepat mungkin menyelesaikan semua pekerjaannya sebelum jam sepuluh. Sebenarnya, dia bisa saja mengerjakan rapor anak didiknya di rumah, tetapi tidak dilakukannya karena laptopnya rusak, sedangkan yang ada di sekolah tidak boleh dibawa pulang.

Beberapa saat kemudian, Mutia berhasil menyelesaikan semua pekerjaannya. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh lebih. Teringat akan kata-kata Novita tadi, perempuan itu dengan cepat membereskan semua barang-barang yang berserakan.

Keluar dari ruangan guru, Mutia bertemu dengan penjaga.

"Sudah selesai, Bu?"

"Sudah, Pak. Terima kasih sudah mau menunggu dan maaf kalau mengganggu waktu istirahatnya."

"Nggak apa-apa, Bu. Sudah tugas saya menjaga keamanan sekolah."

"Baiklah, Pak. Saya permisi pulang, ya."

"Iya, Bu."

Malam yang menegangkan bagi Mutia karena dia pulang pada jam yang terbilang cukup larut. Sebenarnya, jarak rumah kontrakannya dengan sekolah tidak begitu jauh. Cuma karena keadaan sepi, jadi rasa was-was itu muncul dalam dirinya. Jika siang, wilayah itu memang ramai karena lokasi perkantoran.

Menoleh ke belakang, bulu kuduk Mutia berdiri. Tadi, dia sempat merasakan ada seseorang yang mengikuti, tetapi ketika dilihat tak ada seorang pun. Mempercepat langkah supaya segera keluar dari jalan gelap dan sepi, Mutia semakin merasakan seseorang sedang mendekatinya.

Sampai di tempat yang benar-benar gelap, tidak ada penerangan apa pun kecuali sinar rembulan, tiga orang lelaki berperawakan dempak dan menakutkan menghadang jalannya.

"Siapa kalian?" tanya Mutia dengan suara bergetar.

"Untuk apa kamu bertanya siapa kami," kata salah satu dari mereka yang sepertinya adalah pemimpin dari dua lelaki yang mengelilingi Mutia. "Cepat tangkap dia. Kalian bisa langsung mencicipinya. Lumayan cantik juga target kita kali ini."

Dua lelaki itu bergerak cepat memegang tangan Mutia. Kekuatan yang cukup besar tidak mampu perempuan itu tandingi.

"Kalian mau apa? Aku nggak punya harta benda yang berharga," ucap Mutia ketakutan.

"Kata siapa kami menginginkan hartamu. Kami cuma ingin tubuhmu," sahut lelaki yang memegang tangan kanan Mutia dengan erat.

"Jangan lakukan ini." Mutia berusaha melepaskan diri, tetapi tetap saja tidak bisa karena pegangan pada kedua lelaki itu cukup kuat di pergelangannya.

Di saat Mutia berusaha melepaskan diri dari cengkeraman dua preman itu, pemimpin mereka mendekat dan mulai berusaha mendaratkan ciuman di wajah sang guru. Mutia berusaha menghindari ciuman dari lelaki tak dikenalnya itu dengan membuang muka ke kanan dan kiri.

"Diam, kalau pengen selamat. Asal kamu menurut padaku, kami nggak akan membunuhmu." Sang pemimpin preman mencengkeram wajah Mutia supaya tidak bisa bergerak lagi. Brutal, dia mulai mendekatkan bibirnya.

Mutia berusaha sekuat tenaga agar lelaki bejat itu tidak bisa menyentuh tubuhnya. Namun, semakin dia berusaha untuk melepaskan diri, perempuan itu akan semakin kesakitan. Tiga preman tersebut benar-benar seperti binatang. Menampar, memukul bahkan telah berhasil mengoyak kemeja putih yang dikenakan Mutia.

"Tolong jangan lakukan ini," teriak Mutia. Diam-diam, dia berusaha meraih tas dan berniat mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi siapa pun yang bisa membantunya.

Ketiga preman itu tertawa keras. "Kamu kira kami akan melepaskanmu dengan mudah. Kami dibayar untuk memberimu pelajaran bahkan jika mungkin, nyawamu harus kami lenyapkan."

"Lanjut, Bos. Nggak perlu kita banyak bicara dan menjelaskan apa pun pada perempuan ini," saran salah satu preman tersebut.

Plak ...

Sebuah tamparan mendarat di pipi lelaki yang berkata tadi. "Beraninya kamu memerintahku!" bentak si pemimpin.

Lelaki yang ditampar tadi mengusap pipinya karena terasa begitu menyakitkan. "Bukan gitu, Bos. Aku cuma takut ada orang lewat dan membantu dia melarikan diri. Tugas kita bisa gagal kalau begini."

Selagi dua preman itu berdebat, Mutia mencoba melarikan diri dan menghubungi Novia.

"Hei, jangan lari!" teriak si preman yang tidak terlibat dalam perdebatan. "Bos, dia mau kabur."

Dua preman yang berdebat langsung bertindak mengejar Mutia. Ketika salah satunya berhasil menangkap, tamparan yang keras dilayangkan pada gadis tersebut. Mutia tersungkur ke tanah. Darah segar keluar dari pipinya.

"Apa salahku? Aku nggak kenal sama kalian?" tangis Mutia pecah.

"Kamu memang nggak mengenal kamu, tapi seseorang yang menyuruh kami mengenalmu," bentak si pimpinan preman.

"Siapa orang yang sudah menyuruh kalian?" tanya si perempuan dengan tubuh gemetar.

"Nggak perlu kamu mengetahui." Si pimpinan menyuruh anak buahnya dengan mata untuk memegang tubuh gadis berkulit kuning Langsat di depannya.

"Pegangi dia. Aku sudah tak sabar mencicipi tubuh mulusnya." Gairah sang pimpinan berkobar ketika melihat dua bukit kembar Mutia yang terekspos.

"Jangan! Tolong!" teriak Mutia sekencang mungkin. Namun, semua itu percuma. Tak akan ada seorang pun yang lewat di jalan tersebut.

Ketika tubuhnya mulai dijamah dan bajunya dibuka satu per satu. Air mata perempuan itu mengalir deras. Cuma bisa berdoa akan datang suatu keajaiban yang membawanya keluar dari semua pelecehan itu.

"Jika memang takdirku harus terhina, maka matikan aku sekarang juga," doa Mutia di tengah siksaan yang menderanya.

Baru saja selesai merapalkan doa dalam hati, sorot lampu mobil menyilaukan mata ketiga preman tersebut. Mutia memanfaatkan kesempatan itu untuk berlari dan mengetuk kaca mobil tersebut.

"Tolong!" pinta Mutia dengan pakaian berantakan yang menampakkan sebagian tubuhnya pada lelaki pemilik mobil.

Orang yang berada di dalam mobil menurunkan kaca. Melihat Mutia dengan tatapan mematikan.

"Apa yang aku dapatkan ketika aku mampu menolongmu?" Sorot mata lelaki itu tajam ke arah bukit kembar Mutia bahkan tatapannya tak jauh berbeda dari ketiga preman tersebut.

"Saya ...," sahut Mutia dengan suara bergetar ketika mengetahui siapa lelaki pemilik mobil tersebut.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
pramudining
Yuuuhuuu .... kesempatan dapat give away masih terbuka lebar, ya. yuk kasih ulasan ataupun komentar di cerita ini
2025-07-08 16:28:14
0
user avatar
pramudining
Yok ... ayo.... kasih komentar dan ulasan menarik supaya up datenya makin banyak
2025-07-03 09:34:22
0
user avatar
Faidhotur Rosyadi
apa mungkin fardan anak kandung Mutia dan Bagas
2025-06-28 20:41:22
0
user avatar
pramudining
Maaf, ya. Untuk bab 88 dan 89 ada kekeliruan (isinya sama) tapi aku sudah mengajukan revisi, kok. cuma masih perlu waktu Krn sedang di review. Sahabat reader bisa lompat ke bab 90 aja.
2025-06-26 04:27:31
2
user avatar
pramudining
dijamin ceritanya seru lho
2025-06-23 16:15:41
3
user avatar
pramudining
Kasih komentar sebanyak-banyaknya, ya. siapa tahu kalianlah pemenang give away dwriku
2025-06-23 16:15:28
0
user avatar
pramudining
Ayo ... ayo. kasih ulasan sebanyak mungkin. siapa tahu bisa mendapat buku cetak gratis.
2025-06-22 19:47:12
0
user avatar
pramudining
Hai sahabat reader semua. Aku ada kabar gembira. Untuk kalian yang mengirim ulasan dan komentar menarik, akan ada hadiah berupa buku cetak yang aku tulis. Jadi banyak-banyak kirim ulasan dan komentar, ya di cerita ini. Akan ada 3 pemenang yang terpilih. Pengumuman pemenang pertengahan bulan depan.
2025-06-17 08:23:57
1
user avatar
pramudining
Terima kasih untuk sahabat reader semua yang sudah memberikan gem pada cerita ini. Love you all
2025-06-02 18:17:07
0
124 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status