Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat

Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-29
Oleh:  pramudining Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
16Bab
103Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Kehidupan Mutia berubah 180 derajat ketika sang kekasih mengumumkan pertunangannya dengan seorang anak pengusaha terkaya di kota kelahirannya. Demi mencari perlindungan diri dari teror tunangan sang mantan, Mutia terpaksa membuat perjanjian dengan anak penguasa wilayahnya tinggal. Hanya saja, perjanjian itu justru mengungkapkan berbagai rahasia kelam gadis yatim piatu itu. Lantas, bagaimana kisah Mutia selanjutnya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Teror Menakutkan

Happy Reading

*****

"Mut, aku duluan, ya," ucap seorang perempuan berseragam sama seperti Mutia.

"Udah dijemput sama Pak Su, ya?" tanya balik gadis berumur 29 tahun dengan rambut lurus sebahu.

"Iya, nih. Dia sudah ada di depan katanya. Kamu tak tinggal sendiri, nggak masalah, kan?" Pemilik nama Novita itu menatap sang sahabat dengan khawatir.

"Nggak papa, tinggal aja. Bentar lagi, aku juga sudah selesai. Lagi satu anak yang belum aku masukkan," jawab Mutia.

"Beneran, nih. Di sekolah udah nggak ada orang, lho," kata Novita, memastikan.

Mutia menganggukkan kepala dengan senyum yang begitu meyakinkan. "Daripada aku diperkarakan sama Pak Pengacara karena kasus eksploitasi. Mendingan kamu pulang sekarang, deh."

"Oke ... oke. Aku pulang sekarang." Novita mulai membereskan barang-barang yang ada di mejanya. Lalu, merangkul sang sahabat dan berpamitan. "Ingat! Jangan pulang terlalu malam. Ini sudah pukul sembilan. Jalanan di sekitar sekolah cukup sepi di malam hari."

"Siap." Mutia menyatukan jari telunjuk dan jempolnya, setelahnya tersenyum lebar. "Salam sama pak Pengacara, ya."

"Siap."

Sepeninggal sahabatnya, Mutia kembali menatap layar laptop. Berusaha secepat mungkin menyelesaikan semua pekerjaannya sebelum jam sepuluh. Sebenarnya, dia bisa saja mengerjakan rapor anak didiknya di rumah, tetapi tidak dilakukannya karena laptopnya rusak, sedangkan yang ada di sekolah tidak boleh dibawa pulang.

Beberapa saat kemudian, Mutia berhasil menyelesaikan semua pekerjaannya. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh lebih. Teringat akan kata-kata Novita tadi, perempuan itu dengan cepat membereskan semua barang-barang yang berserakan.

Keluar dari ruangan guru, Mutia bertemu dengan penjaga.

"Sudah selesai, Bu?"

"Sudah, Pak. Terima kasih sudah mau menunggu dan maaf kalau mengganggu waktu istirahatnya."

"Nggak apa-apa, Bu. Sudah tugas saya menjaga keamanan sekolah."

"Baiklah, Pak. Saya permisi pulang, ya."

"Iya, Bu."

Malam yang menegangkan bagi Mutia karena dia pulang pada jam yang terbilang cukup larut. Sebenarnya, jarak rumah kontrakannya dengan sekolah tidak begitu jauh. Cuma karena keadaan sepi, jadi rasa was-was itu muncul dalam dirinya. Jika siang, wilayah itu memang ramai karena lokasi perkantoran.

Menoleh ke belakang, bulu kuduk Mutia berdiri. Tadi, dia sempat merasakan ada seseorang yang mengikuti, tetapi ketika dilihat tak ada seorang pun. Mempercepat langkah supaya segera keluar dari jalan gelap dan sepi, Mutia semakin merasakan seseorang sedang mendekatinya.

Sampai di tempat yang benar-benar gelap, tidak ada penerangan apa pun kecuali sinar rembulan, tiga orang lelaki berperawakan dempak dan menakutkan menghadang jalannya.

"Siapa kalian?" tanya Mutia dengan suara bergetar.

"Untuk apa kamu bertanya siapa kami," kata salah satu dari mereka yang sepertinya adalah pemimpin dari dua lelaki yang mengelilingi Mutia. "Cepat tangkap dia. Kalian bisa langsung mencicipinya. Lumayan cantik juga target kita kali ini."

Dua lelaki itu bergerak cepat memegang tangan Mutia. Kekuatan yang cukup besar tidak mampu perempuan itu tandingi.

"Kalian mau apa? Aku nggak punya harta benda yang berharga," ucap Mutia ketakutan.

"Kata siapa kami menginginkan hartamu. Kami cuma ingin tubuhmu," sahut lelaki yang memegang tangan kanan Mutia dengan erat.

"Jangan lakukan ini." Mutia berusaha melepaskan diri, tetapi tetap saja tidak bisa karena pegangan pada kedua lelaki itu cukup kuat di pergelangannya.

Di saat Mutia berusaha melepaskan diri dari cengkeraman dua preman itu, pemimpin mereka mendekat dan mulai berusaha mendaratkan ciuman di wajah sang guru. Mutia berusaha menghindari ciuman dari lelaki tak dikenalnya itu dengan membuang muka ke kanan dan kiri.

"Diam, kalau pengen selamat. Asal kamu menurut padaku, kami nggak akan membunuhmu." Sang pemimpin preman mencengkeram wajah Mutia supaya tidak bisa bergerak lagi. Brutal, dia mulai mendekatkan bibirnya.

Mutia berusaha sekuat tenaga agar lelaki bejat itu tidak bisa menyentuh tubuhnya. Namun, semakin dia berusaha untuk melepaskan diri, perempuan itu akan semakin kesakitan. Tiga preman tersebut benar-benar seperti binatang. Menampar, memukul bahkan telah berhasil mengoyak kemeja putih yang dikenakan Mutia.

"Tolong jangan lakukan ini," teriak Mutia. Diam-diam, dia berusaha meraih tas dan berniat mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi siapa pun yang bisa membantunya.

Ketiga preman itu tertawa keras. "Kamu kira kami akan melepaskanmu dengan mudah. Kami dibayar untuk memberimu pelajaran bahkan jika mungkin, nyawamu harus kami lenyapkan."

"Lanjut, Bos. Nggak perlu kita banyak bicara dan menjelaskan apa pun pada perempuan ini," saran salah satu preman tersebut.

Plak ...

Sebuah tamparan mendarat di pipi lelaki yang berkata tadi. "Beraninya kamu memerintahku!" bentak si pemimpin.

Lelaki yang ditampar tadi mengusap pipinya karena terasa begitu menyakitkan. "Bukan gitu, Bos. Aku cuma takut ada orang lewat dan membantu dia melarikan diri. Tugas kita bisa gagal kalau begini."

Selagi dua preman itu berdebat, Mutia mencoba melarikan diri dan menghubungi Novia.

"Hei, jangan lari!" teriak si preman yang tidak terlibat dalam perdebatan. "Bos, dia mau kabur."

Dua preman yang berdebat langsung bertindak mengejar Mutia. Ketika salah satunya berhasil menangkap, tamparan yang keras dilayangkan pada gadis tersebut. Mutia tersungkur ke tanah. Darah segar keluar dari pipinya.

"Apa salahku? Aku nggak kenal sama kalian?" tangis Mutia pecah.

"Kamu memang nggak mengenal kamu, tapi seseorang yang menyuruh kami mengenalmu," bentak si pimpinan preman.

"Siapa orang yang sudah menyuruh kalian?" tanya si perempuan dengan tubuh gemetar.

"Nggak perlu kamu mengetahui." Si pimpinan menyuruh anak buahnya dengan mata untuk memegang tubuh gadis berkulit kuning Langsat di depannya.

"Pegangi dia. Aku sudah tak sabar mencicipi tubuh mulusnya." Gairah sang pimpinan berkobar ketika melihat dua bukit kembar Mutia yang terekspos.

"Jangan! Tolong!" teriak Mutia sekencang mungkin. Namun, semua itu percuma. Tak akan ada seorang pun yang lewat di jalan tersebut.

Ketika tubuhnya mulai dijamah dan bajunya dibuka satu per satu. Air mata perempuan itu mengalir deras. Cuma bisa berdoa akan datang suatu keajaiban yang membawanya keluar dari semua pelecehan itu.

"Jika memang takdirku harus terhina, maka matikan aku sekarang juga," doa Mutia di tengah siksaan yang menderanya.

Baru saja selesai merapalkan doa dalam hati, sorot lampu mobil menyilaukan mata ketiga preman tersebut. Mutia memanfaatkan kesempatan itu untuk berlari dan mengetuk kaca mobil tersebut.

"Tolong!" pinta Mutia dengan pakaian berantakan yang menampakkan sebagian tubuhnya pada lelaki pemilik mobil.

Orang yang berada di dalam mobil menurunkan kaca. Melihat Mutia dengan tatapan mematikan.

"Apa yang aku dapatkan ketika aku mampu menolongmu?" Sorot mata lelaki itu tajam ke arah bukit kembar Mutia bahkan tatapannya tak jauh berbeda dari ketiga preman tersebut.

"Saya ...," sahut Mutia dengan suara bergetar ketika mengetahui siapa lelaki pemilik mobil tersebut.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
16 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status