共有

Chapter 02

作者: Gywnee
last update 最終更新日: 2024-04-27 12:10:30

Supermarket.

Vyan mendorong troli belanjanya sedangkan Keara yang memilih sayur-sayurannya dan Vina hanya diam ikut mamanya saja.

"Mama aku enggak mau sayur, itu coklat aja enak." Ucap Vina.

"Kamu harus makan dengan seimbang dong," Jawab Keara lalu dia mengambil beberapa buah-buahan juga.

Vina mendengus dengan kesal. Lalu Keara melihat wanita-wanita seumurannya yang sedang belanja bersama, mereka terlihat habis pulang kerja, dan mereka terlihat asik membicarakan pekerjaan. Keara merasa sedih setiap kali melihat orang seperti mereka, dia merasa minder dengan mereka tapi dia tetap berusaha biasa saja agar anak-anaknya tidak tahu tentang itu. Tapi tetap saja Vyan tahu, dia leboh peka daripada Vina.

"Mama, mama mau ke rumah paman Ivan sendirian saja? kita bisa pulang sendiri kok lagian enggak terlalu jauh juga dari rumah." Ucap Vyan.

"Ya jangan, ini sudah malam loh." Jawab Keara.

"Enggak apa-apa, kan aku cowok aku bisa jaga diri sama jaga ni anak. Sekali-kali mama juga harus menghabiskan waktu mama dengan teman-teman mama kan," Jawab Vyan sambil tersenyum kecil. Vina mengangguk setuju karena sebenarnya dia malas keluar dia hanya ingin rebahan di kamar sambil baca novel.

Keara tertegun dengan ucapan putranya itu, dia senang karena mereka berdua itu sangatlah pengertian ke dirinya.

"Mama nanti pulang cepat kok," Ucap Keara.

"Tidak usah terburu-buru ma, nikmati aja waktu mama." Jawab Vyan. Vina menganggukka kepalanya dengan setuju.

Keara tersenyum ke mereka berdua.

Setelah selesai belanja, mereka berdua pulang naik taksi sedangkan Keara dia pergi ke rumah Ivan.

"Keara lama banget deh," Ucap Hera, dia adalah teman dekat Keara selain Ivan juga. Mereka sekarang sedang berkumpul di rumah Ivan karena mereka memang sering kumpul bersama.

"Maaf tadi stock buah ku habis jadi aku belanja dulu," Jawab Keara lalu dia duduk.

"Lho mana anak-anak mu enggak diajak ya?" Tanya Ivan dengan heran.

"Mereka pulang duluan," Jawab Keara.

Ivan menganggukkan kepalanya dengan mengerti.

"Wah gila ya aku ada pasien menyebalkan tadi, kan aku mau periksa anaknya tapi anaknya nangis lah malah aku di marahin katanya aku buat anaknya nangis gimana sih harusnya kan ditenangin dulu ya kan anaknya," Ucap Hera dengan kesal, dia adalah dokter anak tapi sifat tidak sabarnya itu sering menjadi kendala dalam pekerjaannya.

"Makanya belajarlah jadi orang sabar." Sahut Ivan dengan kesal.

"Heh udah sabar tauk, mau sabar berapa kali lagi," Sahut Hera dengan kesal.

Keara tersenyum mendengarnya.

"Aku tadi kedatangan anak-anak yang bolos sekolah mereka ketahuan orang tua mereka masing-masing dan akhirnya ribut deh di kedaiku," Ucap Keara dengan kesal.

"Emang ya umur-umur segitu bandel anak-anak tu," Jawab Hera dengan kesal.

Keara menganggukkan kepalanya dengan setuju.

"Makanlah, tadi aku udah buat ini khusus untuk 2 sahabat ku." Ucap Ivan sambil tersenyum lalu dia menyodorkan kue buatannya.

"Apa iya ini buatanmu sendiri, kok enggak meyakinkan banget." Tanya Keara sambil memperhatikan kue itu.

"100% enggak yakin sih kalau aku," Jawab Hera.

Ivan mendengus kesal, "Iya ini buatan mamaku, napa sih enggak percaya banget." Jawab Ivan dengan kesal lalu dia memakan kuenya sendiri.

Mereka berdua terkekeh.

"Iya...iya tuan muda," Jawab Hera lalu dia memakan kuenya dan Keara ikut memakannya.

"Jangan panggil itu kenapa sih, enggak di sini di kantor tuan muda tuan muda mulu," Ucap Ivan dengan kesal.

"Kau ini kan emang anak konglomerat jadi ya wajar saja lah," Jawab Keara sambil mengunyah.

"Ya enggak gitu juga, Axel pasti juga risih kalau di panggil itu." Ucap Ivan sambil mengunyah. Mereka berdua langsung menoleh ke Ivan saat Ivan mengucap nama itu.

"Ma.maaf mak.maksudku.." Ivan bingung harus menjelaskan apa dia lupa kalau Keara pasti sedih saat mendengar nama itu muncul.

"Kenapa minta maaf," Jawab Keara sambil tersenyum.

Hera menghela nafas dengan kesal, "Keara sampai kapan kau akan menunggu dia," Tanya Hera.

"Hera." Bantah Ivan.

Keara hanya diam dan fokus makan.

"Aku yakin Vyan dan Vina penasaran dengan papanya, dan juga kau tidak seharusnya kau menunggu dia selama ini. Dia tidak membantu mu mengurus mereka bahkan dia juga tidak ada saat kau terpuruk, mau berpikiran positif seperti apa lagi kau ini ke dia ha?" Omel Hera dengan kesal.

Ivan menoleh ke Keara, dia cemas jika Keara sakit hati karena ucapan Hera itu. Tapi kalau dipikir ucapan Hera ada benarnya menurut Ivan.

"Aku yakin dia itu tidak tahu kalau dia sudah punya anak 16 tahun." Ucap Hera.

Keara menghela nafas, "Hera...aku tidak menunggunya... kau salah paham dengan itu." Ucap Keara sambil tersenyum.

"Lalu kenapa kau tidak mau menikah lagi," Tanya Hera dengan kesal.

"Karena..karena aku tidak mau saja." Jawab Keara dengan suara pelan. Sebenarnya Keara mempunyai banyak keyakinan yang dia simpan sendiri tentang papa dari anak-anaknya itu.

"Udah udah kita disini tuh mau senang-senang bukan debat," Ucap Ivan karena dia tahu apa yang dirasakan Keara.

Keara tersenyum kecil.

"Maaf aku hanya cemas saja denganmu," Ucap Hera dengan sedih. Lalu Keara menepuk pundak Hera sambil tersenyum.

"Tenang saja, tadi kita ngobrol sampai mana?" Tanya Keara.

Dan mereka melanjutkan obrolan mereka lagi, mereka bercanda membahas masa sekolah mereka, dan pengalaman lucu mereka.

Sampai jam 11 malam, Keara baru pulang. Keara diantar oleh Hera karena sekalian arah rumah mereka sama. Sampai di dalam rumah, Keara langsung masuk ke kamar Vina. Dia melihat apakah putrinya sudah tidur atau belum dan ternyata Vina sudah nyenyak tidurnya. Setelah Keara menyelimuti putrinya dia keluar untuk melihat putranya. Saat Keara masuk ke dalam kamar Vyan, dia melihat Vyan yang sudah tertidur dengan nyenyak, Keara tersenyum sambil mengusap kepala Vyan. Entah kenapa saat Keara melihat Vyan, Vyan semakin mirip dengan papanya, setelah Keara menyelemuti Vyan dia keluar dari kamar putranya dan masuk ke kamarnya sendiri.

Vyan membuka matanya, dia bernafas lega karena Keara pulang dengan selamat. Vyan tidak bisa tidur dari tadi karena dia menunggu Keara pulang, dan dia hanya pura-pura tidur agar Keara tidak tahu.

Keara duduk di kursi meja makannya, dia mengambil air minum dari kulkas. Keara duduk sambil minum, dan setelah itu dia menundukkan kepalanya sambil meneteskan air matanya.

Keara merasa bahagia karena dia masih punya teman yang mendukungnya tapi tetap saja jauh di dalam lubuk hatinya, dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya selama ini. Dia kehilangan mimpi, orang tua, dan hidupnya sendiri karena ulah yang dia lakukan di masa lalu, dan yang paling menyakitkan baginya adalah ditinggal pergi oleh orang yang dicintainya itu tanpa dia tahu kalau dirinya sedang mengandung anaknya.

Keara sedih karena dia tidak bisa membenci pria itu, justru dia masih mengharapkan pria itu kembali ke dirinya, karena dia sangat mencemaskan pria yang dia cintai itu. Jauh dari lubuk hati Keara, dia yakin jika pria itu akan kembali dan hidup dengannya tapi dia tidak tahu kapan waktu itu akan datang.

"Axel dimana kamu..." Lirih Keara dengan sedih.

"Mama.." Lirih Vyan dengan sedih, dia melihat mamanya yang menangis sendirian, dia tahu kalau mamanya itu sering menangis malam-malam.

Keara sampai ketiduran di meja makan karena dia banyak menangis. Vyan datang membawakan selimut untuk mamanya, Vyan sama sekali tidur karena menemani mamanya yang sedang menangis itu. Vyan tersenyum sedih melihat mamanya, dia tidak tahu bagaimana jadi mamanya karena harus membesarkan 2 anak sendirian diusia yang sangat muda, tapi dia sangat bangga dengan mamanya karena sudah bertahan sampai detik ini.

Vyan jongkok di samping mamanya, lalu dia memegang tangan mamanya dan menciumnya.

"Terimakasih mama..."

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 121

    "Terimakasih sudah membimbing putraku. Dia tidak menyusahkan kan?" tanya Axel. Felix berdecih tersenyum, "Gila kau ya..kau kemana aja sih??" omelnya dengan kesal. "Banyak hal terjadi, itu nanti saja. Kalian kesini mencari papa kan..dia sudah kabur dengan Sharena dan semua anak buahnya aku sekap di dalam kamar..." jelas Axel. Vyan tidak peduli lagi dengan kakeknya itu, matanya masih terfokus ke pria yang sangat ia rindukan itu, dan air mata Vyan tidak bisa ditahan lagi untuk keluar. "Vyan, nanti akan papa jelaskan untuk saat ini kita fokus ke kakek." jelas Axel. Vyan mengepalkan tangannya dengan kesal, dia mau memukul papanya tapi Axel menahan tangannya itu. "Papa...kenapa papa selalu seperti ini?? papa selalu menghilang saat kita berdua butuh bahkan mama juga ikut menghilang...apa papa tahu Vina sangat terpuruk karena kalian meninggal..dia bahkan jarang keluar kamar dia selalu menangis setiap m

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 120

    "Kau gila?" tanya Vyan dengan heran."Aku ingin menikah denganmu." jawab Hana.Semua orang sontak melihat mereka dengan terkejut, Vyan juga sangat syok mendengarnya, dia mungkin terbiasa di tembak cewek tapi untuk di lamar ini sangat perdana baginya.Vyan berdecih tersenyum melihat Hana dan dia mengakui keberanian Hana itu."Pergilah ke kelas! jam mu sudah mulai." ucap Vyan."Ditolak kah..." gumam Hana sambil menundukkan kepalanya dengan sedih.Vyan menatap Hana dengan senyuman tipis di bibirnya, lalu Vyan mengusap rambut Hana."Terimakasih..tapi untuk menikah saat ini sangat tidak mungkin...bukankah kita seharusnya berada di tahap pendekatan dulu?" tanya Vyan sambil tersenyum.Hana mendongak ke Vyan dengan terkejut, "A.a.apa maksudnya?" tanya Hana dengan heran."Hana...aku sudah tentangmu dari Aldo beberapa kali...hanya kau saja yang direstui oleh Aldo itu katanya. Sesekali aku sering melihatmu, kau su

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 119

    "Papa..." lirih Vina dengan terkejut.Pria yang duduk di kursi itu berdiri dan menatap Vina dengan raut wajahnya yang senang."Vina?"Vina meneteskan air matanya mendengar nama dia disebut oleh pria itu.Pria itu berjalan pelan-pelan menuju ke Vina, dan pria itu mengusap wajah Vina dengan sedih."Ini benar Vina?" tanya pria itu.Vina menganggukkan kepalanya dan dia memeluk pria itu dengan erat."Papa...." lirihnya dengan senang.Barack menghela nafas melihat mereka, dia sudah terlambat ingin menghentikan Vina."Paman, maaf..." ucap Barack ke Axel itu.Axel tersenyum lalu dia melepaskan pelukannya dari Vina."Papa bagaimana papa bisa selamat? mama? mama bagaimana?" tanya Vina dengan cemas."Mama mu sedang dalam pemulihan, aku lebih cepat pulih dari obat itu karena ada penangkal racun ditubuhku. Tenang saja Keara sebentar lagi akan bangun." jawab Axel."Ini semua apa ma

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 118

    Vyan berdiri jauh dari rumah kakeknya sampai malam hari, dia berjanji kepada Felix jika dia tidak akan menghancurkan rencananya, Vyan penasaran saja dengan kehidupan kakeknya di belakang dirinya itu.Jam 11 malam, Andre baru pulang dan dia turun dari mobil dengan Sharena. Vyan berdecak tersenyum, dia tidak terkejut lagi karena Sharena mengkhianatinya. Sharena memberitahu padanya jika kakeknya ada sangkut pautnya dengan semua ini tapi Vyan masih tidak mengerti dengan hal itu tapi ternyata Sharena sekarang dengan kakeknya itu."Wanita apa dia." gumam Vyan dengan kesal.Vyan memasang earphone yang menyambungkan alat sadapnya. Vyan kini mendengarkan semua pembicaraan mereka, tapi yang dia dengar hanyalah desahan Sharena."Cih!" gumam Vyan dengan kesal, lalu dia melepas earphonenya. Setelah beberapa menit dia memasangnya lagi."Aku capek jika terus mejadi pemuas nafsu saja." ucap Sharena."Aku tidak bisa menikahimu." jawab Andre.

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 117

    "Vyan..." lirih Hana dengan terkejut."Kenapa disini? menyedihkan sekali!" ucap Vyan dengan nada ketusnya itu.Hana mengusap air matanya, dan dia segera berdiri dan berhadapan dengan Vyan."Ka.kamu bagaimana bisa tahu kalau....-""Aku kesini mau basketan!" sahut Vyan karena dia tidak mau Hana geer dengannya.Hana mengangguk dengan mengerti, dan Vyan memperhatikan pipi Hana yang memar itu tanpa dia tanya pun dia sudah yakin jika Hana pasti ditampar oleh Selena."Pergilah!" usir Vyan karena dia juga harus pergi dan memastikan jika Hana pergi dari tempat ini."I.iya." jawab Hana dengan pelan dia segera berjalan keluar karena tidak mau mengganggu Vyan, belum juga selangkah berjalan Vyan mendengar suara Selena dan beberapa anak yang berjalan ke arah ruangan ini, dan tanpa sadar Vyan langsung menggandeng tangan Hana lalu mengajaknya bersembunyi.Hana terkejut saat Vyan mendekapnya di balik troli berisi bola itu, Vyan

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 116

    Felix berjalan menyusul Vyan dengan raut wajah tenangnya itu."Ini..ini apa maksudnya..." lirih Vyan dengan terkejut, di ruangan itu ada banyak sekali tumpukan uang, dan di rak itu ada beberapa emas batang."Ini milik siapa?" tanya Vyan dengan heran."Menurutmu...kau tidak bisa memikirkan sampai sini?" tanya Felix dengan kesal.Vyan hanya diam, karena dia benar-benar tidak mengerti kaitannya dengan semua ini."Tenangkan dirimu dan berpikirlah!" ucap Felix.Vyan hanya diam karena dia masih kebingungan dengan semua ini..Sedangkan itu, Sharena keluar dari apartemennya untuk pergi ke suatu tempat. Dia pergi sendirian tanpa mengajak asprinya.Dan ada seseorang yang mengikutinya dari tadi, tapi Sharena tidak tahu itu.Sharena sampai di rumah seseorang, dia masuk ke dalam dan orang yang mengikutinya itu hanya berdiri didepan rumah ini."Kenapa disini." gumamnya dengan heran..

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 114

    Keesokan harinya!Ivan datang ke rumah mereka untuk membawakan sarapan yang ia beli, bahkan mereka berdua belum ada yang bangun. Ivan bisa bebas keluar masuk karena dia punya kunci cadangan rumah mereka ini. Ivan masuk ke kamar Vina dan dia masih tertidur lelap, Ivan mendekat ke gadis itu dan memperhatikannya dengan penuh rasa iba. Dia tidak menyangka jika kejadian buruk selalu menimpa gadis yang ia anggap sebagai putrinya sendiri itu.Axel...kedua kalinya kau melewatkan masa tumbuh mereka, masa remaja mereka sudah usai dan dipenuhi tangis tentu saja masih terjadi sampai detik ini, dan mereka sudah berumur 20 tahun, mereka bukan anak-anak lagi...harusnya kau yang disini untuk melihat mereka.- batin Ivan.Ivan mengusap air matanya, lalu dia mengusap rambut Vina dengan lembut."Paman?" tanya Vina dengan setengah sadar."Ah maaf..tapi memang paman sengaja mau membangunkanmu..ayo bangun sudah pagi.." ucap Ivan sambil tersenyum."Itu

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 113

    Vyan sedang berlatih boxing sendirian di rumah, dia merebahkan tubuhnya di lantai karena penat dan lelah."Nih!" ucap Aldo sambil membawakan minuman yang ia buat, Aldo memang sedang main dirumah Vyan."Kau buat makan malam apa?" tanya Vyan, karena Aldo bilang jika dia akan memasak untuk mereka berdua itu, Aldo benar-benar sudah dianggap seperti keluarga sendiri dirumah ini bahkan Vina pun sudah tidak heran lagi jika Aldo melakukan apapun dirumah ini."Vina bilang mau dibuatin sup..aku sudah memasak ayo makan bareng!" ajak Aldo.Vyan tersenyum, "Dia tidak pernah request padaku...bisa-bisanya dia request denganmu." ucap Vyan dengan heran."Karena masakanmu tidak enak." canda Aldo lalu dia beranjak dari tempat duduknya dan segera memanggil Vina untuk makan malam bersama.Vyan tersenyum kecil.Setelah Vyan mandi dia segera bergabung dengan mereka berdua di meja makan. Vyan melihat Vina yang makan dengan lahab, dia senang mel

  • Guru dingin itu Ayahku   Chapter 115

    Keesokan harinya!Vyan dan Felix berada di depan rumah Andre, mereka melihat Andre yang pergi keluar dengan asprinya itu."Aku akan mengambil dokumen warisan itu, paman cukup disini saja. Jika mereka tahu paman ikut nanti mereka akan bilang kakek." ucap Vyan.Felix hanya mengangguk lalu Vyan segera masuk ke dalam rumah kakeknya itu. Vyan pura-pura bertamu dan mencari kakeknya, dia bersikap biasa saja disana agar tidak ada yang mencurigainya.Dan Vyan masuk ke dalam ruangan kakeknya untuk mencari dokumen yang ia incar itu, disaat dia sibuk menggeledah, Vyan menemukan foto Andre dengan seorang remaja, Vyan tidak yakin itu papanya karena wajahnya sangat berbeda, dan dia juga tidak yakin jika ini adalah adik papanya yaitu Dito. Wajah anak yang berfoto itu tidak mirip dengan kakeknya itu."Siapa ini..." gumam Vyan dengan heran. Vyan memfoto foto itu dari hpnya karena dia masih penasaran dengan remaja di samping kakeknya itu, Vyan menaruh foto

無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status