Share

Bab 2

Diana terdiam sambil menatap foto pernikahannya lima tahun lalu yang menempel di dinding rumahnya dengan tangan menyentuh dada. Saat ini hatinya sangat sakit dan hancur dengan permintaan Burhani semalam. Dia pikir lima tahun sudah cukup untuk menumbuhkan cinta di hati suaminya untuk dia dan anak-anak, ternyata tidak semudah itu.

”Aku izinkan," lirih Diana pelan. Hanya itu kata yang mampu keluar dari bibirnya. Sakit. Tentu saja. Lelaki yang dia kita sangat mencintainya ternyata hanyalah ilusi. Bahkan dia harus menerima kenyataan pahit kalau suaminya mencintai kekasih masa kecilnya.

Diana sadar kalau dirinya hanyalah orang kampung yang tidak mungkin bisa memenangkan hati seorang dokter. Mustahil. Itulah kata yang cocok.

Tanpa sadar matanya kembali mengembun ketika menatap kedua anaknya yang masih sangat membutuhkan kasih sayang orangtua yang utuh.

"Maafkan Mama yang tidak mampu untuk mempertahankan Papa agar hanya mencintai kalian. Ternyata hatinya kembali tersentuh oleh seseorang yang akan kalian panggil ibu," gumamnya pelan. Diana tidak bisa menawan air matanya lebih lama lagi dan membiarkannya tumpah untuk membasahi pipi.

"Mama kenapa? tanya Fahri yang ternyata Diana membuatnya terbangun dari tidurnya.

"Mama sudah ganggu tidurnya Mas Fahri, ya? Kalau gitu Mama mau ke dapur dulu untuk membuatkan makan malam." Diana mencoba untuk mengalihkan pertanyaan anak sulungnya itu. Dia tidak mungkin melibatkan anak-anak masalah perasaan. Karena mereka masih membutuhkan kasih sayang dari seorang ayah.

"Tidak, Ma. Fahri tidak ingin Mama masak kalau masih menangis seperti ini," ucapnya, lalu beranjak menghampiri Diana dan menuntunnya untuk duduk di sofa tepat di depan tempat tidur. Tangan lembut dan mungil itu menghapus air mata Diana. Bukannya berhenti, air mata itu malah semakin membanjiri pipinya.

"Mama bisa cerita sama Fahri," ucapnya yang bingung mata Mamanya semakin banjir. Meskipun Fahri baru menginjak empat tahun, tapi kemampuan bicaranya sudah seperti orang dewasa, tapi Diana sadar kalau anaknya hanyalah anak-anak yang tidak bisa dijadikan teman curhat.

Awalnya Diana sangat bahagia karena bisa menjalani pernikahan selama lima tahun dengan lelaki yang dikira sudah bisa mencintainya dan di anugrahi dua anak laki-laki.

Anak pertama bernama Fahri Burhani, usianya kini menginjak empat tahun dan Faiz yang kini baru berusia dua tahun. Anak-anak mereka tumbuh dengan cepat dan cerdas. Bahkan bicaranya saja sudah lancar diusia satu tahu lima bulan. Bagi Diana, keluarga merupakan kebahagiaan yang terbesar.

Tetapi semua itu hancur seketika, ketika suami yang dicintainya itu mengaku masih mencintai mantan kekasihnya di masa lalu. Bahkan menghawatirkan anak-anaknya. Sungguh Diana sangat tidak menyangka kalau suaminya mengkhawatirkan anak-anak orang lain. Apa dia tidak berpikir panjang terhadap dampak yang akan terjadi kepada anak-anaknya?!

*

Setelah mengungkapkan perasaan yang ada di hatinya, Burhani merasa lega. Bahkan ia merasa beban yang selama ini membuat berat kepalanya serasa terlepas begitu saja dan membuat dia lebih leluasa menemui wanita bernama Milla.

Burhani membantu Milla mencarikan rumah dan membawanya ke klinik kecantikan. Tidak hanya itu, dia juga mendaftarkan anak-anaknya Milla ke sekolah dasar dan pendidikan anak usia dini.

Padahal, Fahri sendiri selaku anak kandungnya belum dimasukkan ke sekolah. Dengan alasan masih terlalu dini. Ternyata cinta mampu membuat orang menjadi sedikit tidak waras.

"Terimakasih atas hari ini, Mas." Milla tersenyum hangat pada lelaki yang sudah beberapa hari ini membantunya. Burhani rela izin dari rumah sakit berhari-hari hanya untuk membantu Milla.

"Sama-sama. Aku senang kalau kau bahagia." Burhani menggendong Azka, putra ketiga Milla yang usianya tidak jauh beda dari Faiz.

"Milla, sebelumnya aku ingin bertanya," Burhani menjeda ucapannya. Dia lebih dulu menghela napas dalam-dalam untuk mempersiapkan diri. "Apa kau mau menikah denganku?" lanjutnya.

Milla menatap Burhani dengan dengan tatapan tidak percaya. 'Apa aku boleh serakah?' batinnya tersenyum.

Pada dasarnya Milla juga masih menyimpan perasaan pada dokter yang ada dihadapannya. Bagaimana tidak, dia adalah sosok yang lembut dan calon suami idaman. Meskipun usianya sudah menginjak tiga puluh tahun, tapi wajahnya terlihat seperti dua puluhan.

"Bukankah kau sudah menikah, Mas?"

"Ya." Burhani menjawab cepat.

Milla benar-benar tidak percaya kalau lelaki yang dicintainya itu menginginkan menikah dengannya. Padahal sudah menikah.

'Apa itu artinya dia masih mencintaiku?' batinnya bertanya. Milla sungguh bahagia jika itu adalah benar.

"Bagaimana dengan istrimu? Aku tidak ingin menyakiti hati istrimu, Mas," ucap Milla dengan raut wajah tidak enak, tapi semuanya hanya kedok. Di dalam hatinya, dia sangat serakah.

"Dia sudah memberikan izin. Percayalah Milla, aku akan membuat dirimu dan anak-anak mendapatkan kehidupan yang layak," jelas Burhani. Dia sudah dibutakan oleh cinta yang belum pasti adalah cinta. Bahkan sudah menorehkan luka bagi Diana dan anak kandungnya sendiri.

"Aku percaya padamu, Mas. Hanya saja..." Milla menggantungkan perkataannya.

"Hanya saja apa? Percayalah Milla, aku akan berlaku adil. Aku juga akan memperlakukan anak-anakmu seperti anakku sendiri," Burhani mencoba untuk meyakinkan Milla.

"Baiklah, Mas. Apa kau tidak akan mendapatkan masalah di rumah sakit?" Milla memasang wajah polos dan bersalah. Padahal hatinya bersorak gembira kalau lelaki yang dicintainya akan kembali padanya.

"Tidak akan. Aku juga mengabdi lama di sana. Jika ada yang keberatan, maka aku akan mengundurkan diri. Kamu tidak pernah khawatir." Burhani tersenyum lebar.

"Terimakasih banyak, Milla. Terimakasih kau sudah hadir kembali dalam hidupku. Kau sudah membuat bunga yang layu kembali mekar," lanjut Burhani haru. Dia sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan Diana. Dia sudah berkali-kali berbohong. Karena selama beberapa hari ini, dia tetap berangkat dari rumah untuk bekerja. Sehingga Diana tetap membawakannya bekal yang pada akhirnya dia berikan kepada anak-anak Milla.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
uh fokter bodohnd kadalin sama perempuan berhsti iblis .biar dia akan kena karma nya itu dokter dn pelakor
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
nggak bakslan bahagia saka mila yg ada hampa ancur dan ribut diana nuntut cerai biar gila burhan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status