Share

HADIAH PERNIKAHAN PEMBAWA PETAKA
HADIAH PERNIKAHAN PEMBAWA PETAKA
Author: Ucu Nurhami Putri

Bab 1

"Aku ingin kau merestuiku untuk menikahi Milla," ucapku mengutarakan hadiah yang kuinginkan dari Diana sebagai hadiah pernikahan. Tapi istriku malah diam dan senyumannya perlahan menghilang.

Bukannya tadi dia sudah setuju akan memberikan apapun yang kuinginkan.

Beberapa menit sebelumnya aku melihat Diana terdiam di depan tempat tidur anak-anak.

"Tepat sebulan lagi, usia pernikahan kita genap mencapai lima tahun dengan dua anak lelaki yang tampan. Sungguh merupakan anugrah terindah. Aku pikir" ucapku pada Diana, wanita yang sudah menemaniku selama lima tahun ini. Kupeluk erat tubuhnya sambil memandangi kedua wajah bocah lelakiku.

"Ya dan aku juga bersyukur mempunyai suami sepertimu, Mas." Diana tersenyum padaku. Sangat manis. Ditambah dengan lesung pipi yang membuatnya semakin cantik.

"Aku ingin meminta sesuatu darimu, Diana." lirihku pelan. Sungguh aku tidak berani menatapnya.

"Katakan saja, Mas. Apapun itu, aku akan mencoba untuk memberikannya," jawabnya hangat.

Tapi sekarang dia sudah mengingkari janjinya. Apa benar kata Milla kalau Diana sering mengingkari perkataanya, tapi darimana dia tahu?!

"Apa kau akan mengingkari janjimu, Ana?"

Bukankah menjawab, Diana malah memalingkan wajahnya.

"Maafkan aku, Ana. Kupikir menikah dan hidup denganmu selama lima tahun ini akan membuatku melupakan Milla. Tapi ternyata tidak. Apalagi beberapa hari ini, aku melihat anaknya berjualan tisu di jalan raya yang membuat hatiku seakan diremas-remas Ana." Aku menjelaskan. Tidak ada maksud bagiku untuk menyakiti Ana. Tapi kenyataannya aku memang tidak bisa membiarkan wanita yang kucintai bersama anak-anaknya menderita seperti itu.

"Aku mohon, Ana. Aku janji akan bersikap adil kepada kalian," lanjutku memohon. Dengan harapan hatinya akan luluh dan mau memberikan restu sebagai hadiah.

Namaku Burhani, seorang dokter umum disalah satu rumah sakit besar. Tentunya sangat terkenal. Waktu sekolah menengah atas, aku mempunyai pacar yang sangat cantik dan baik. Dia bernama Milla Fiona. Seorang gadis anak pengusaha. Sayangnya aku yang waktu itu bukan siapa-siapa dan masih mengandalkan orangtuaku. Hal membuat orangtua Milla menjauhkan karena dia adalah anak perempuan satu-satunya di keluarganya. Bahkan keluarga besarnya pun menunjukkan ketidaksukaan mereka padaku secara terang-terangan.

Bahkan ketika aku baru lulus dari fakultas kedokteran, Milla diberitakan telah menikah dengan anak pemilik perusahaan ternama. Aku juga sempat mendengar tidak lama, pria itu mendirikan perusahaannya sendiri. Namun entah kenapa, sekarang kehidupannya berbanding terbalik. Dadaku seakan bergemuruh ketika melihat anak berusia lima tahun dan tiga tahun berjualan tisu di pinggir jalan. Hasilnya mereka bawa kepada seorang wanita yang duduk di bawah sebuah pohon besar.

Sontak mataku terkaget melihat wanita itu. Meskipun tidak secantik dulu, tapi bisa kupastikan kalau dia adalah Milla, mantan pacarku sekaligus wanita yang sangat aku cintai.

Sementara Diana, dia adalah seorang anak buruh tani. Mama menjodohkan kami karena merasa hutang budi dengan keluarganya. Entah karena masalah apa, karena aku tidak bertanya lebih lanjut. Kupikir ini adalah jalan bagiku untuk bisa melupakan Milla yang sudah menjadi milik orang lain dan memulai kehidupan baru.

"Sejujurnya aku sangat mengkhawatirkan Milla dan juga anak-anaknya," ucapku pelan. Entah kenapa aku lebih memilih untuk mengakui dari pada menyembunyikannya dari Diana.

"Aku izinkan," lirihnya pelan. Bahkan hampir tidak terdengar.

"Ucapkan sekali lagi, Ana. Karena aku tidak mendengarnya," pintaku yang seolah benar-benar tidak mendengarnya.

"Aku izinkan kau menikahi Milla, Mas. Rawatlah dia dan anak-anaknya. Tapi dengan satu syarat," Diana memberikan jeda pada ucapannya. Lalu menarik napas dalam-dalam, seperti yang kehilangan oksigen. Aku masih menanti dia mengatakan syaratnya. "Kau harus bisa adil jangan menghalangi apapun yang ingin aku lakukan di masa mendatang, Mas." lanjutnya yang membuatku tercengang.

Adil dan tidak ikut campur dengan apa yang dia lakukan? Tentu saja aku bisa. Lagipula, tidak mungkin Diana melakukan hal-hal yang negatif atau aneh. Aku sangat tahu hal itu.

"Tentu saja, Ana. Aku bisa. Gajiku dirumah sakit sangat besar." ungkapku bangga.

Tapi Diana hanya diam. Aku faham, tidak ada wanita yang akan membiarkan suaminya menikah lagi. Namun, aku tidak tidak lagi bisa menyembunyikan perasaanku padanya. Apalagi setelah melihat bagaimana keadaannya sekarang. Aku ingin menjadi pelindung bagi mereka dan aku yakin siapapun pasti akan melakukan hal yang sama jika berada di posisiku.

*

Setelah aku mengungkap permintaanku, Diana menjadi jarang bicara. Dia hanya akan mengatakan hal yang perlu saja dan membuatku tidak fokus dalam bekerja.

"Aku perhatikan akhir-akhir ini kamu sering melamun," Dion mendekat padaku. Dia seorang dokter anak.

"Diana jarang bicara padaku."

"Kenapa?" Dion sedikit terkejut. Karena selama ini dia tahu kalau Diana sangat bawel dan perhatian.

"Karena aku meminta izinnya untuk menikahi Milla sebagai hadiah pernikahan." Dengan berat hati, aku mengatakan yang sebenarnya.

Dion membelalakan matanya tidak percaya. "Kau ingin bercerai dengan Diana?"

"Tidak." jawabku cepat. ”Aku hanya ingin izinnya untuk menikahi Milla. Bukan menceraikannya." Aku buru-buru menjelaskan.

"Mana ada perempuan yang mau dimadu jika caranya seperti ini." Dia berdecak sebal.

Tunggu! Kenapa dia keberatan?

"Buktinya seperti itu. Mungkin karena aku mengatakan masih mencintai Milla dan dia juga kasihan dengan anak-anak Milla yang mengemis di jalanan."

"Kau mau membahagiakan anak-anak orang lain tapi menelantarkan anak-anakmu sendiri?" Dion menatapku tajam. Aku benar-benar tidak mengerti maksud dari perkataannya. Diana saja tidak semarah ini.

"Itu tidak benar. Jika aku bisa membahagiakan mereka semua, kenapa harus memilih salah satu," ucapku sinis.

Dion mengubah tatapannya menjadi kebencian. "Aku harap kau tidak akan menyesal."

Menyesal? Tidak mungkin. Aku tahu jelas apa yang sedang kulakukan dan tidak membutuhkan orang lain untuk memberikan masukan. Demi orang yang kucintai, tidak ada hal yang tidak bisa aku lakukan. Pokoknya aku harus segera menikahi Milla sebelum Diana berubah pikiran.

Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
uh dasar laki2 egois mengorbankan istri dn ansk2 nya demi menikahi peremouan masa lalu nya .kmu akan menyesal pk dokter yg bodoh ..
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
laki bodoh demi masa lslu ngorbanin keluarganya ,diana cerai saja jgn mau du madu
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status