Share

Amarah Michael

Penulis: Rafasya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-22 05:35:19

Michael duduk di kursi besar di ruang kantornya, kepalanya menunduk, telapak tangannya menekan pelipis. Keringat dingin mengalir di dahinya meskipun ruangan ini ber-AC. Mimpi buruk tadi terus berputar dalam pikirannya. Gambaran Sahira yang tersiksa, matanya yang penuh ketakutan, jeritan kesakitannya—semua itu masih terpatri jelas.

“Akhh, ada apa denganku?”

Dia mencoba mengabaikannya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu hanya mimpi. Tapi hatinya tetap gelisah. Ada sesuatu yang tidak beres.

Michael menggertakkan giginya. “Lucas!” serunya lantang.

Tak berselang lama ....

Pintu terbuka, dan Lucas masuk dengan ekspresi datar. “Ada apa, Bos?”

Michael menatapnya tajam. “Cari tahu tentang Sahira. Aku ingin tahu dia sekarang ada di mana dan dalam kondisi seperti apa.”

Lucas mengernyit. “Jonathan pasti menyembunyikannya dengan sangat baik.”

“Aku tidak peduli! Gunakan semua cara yang ada. Suap, ancam, atau apa pun. Aku ingin laporan sebelum malam ini.”

Lucas mengangguk sebelum pergi. Mi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Rencana penangkapan

    Mereka pun pamit, lalu menaiki tangga menuju lantai dua. Di balik punggung Michael, Karim sempat bertukar pandang dengan Sergio. Ada sesuatu di balik semua ini, dan mereka tahu Michael menyembunyikannya.Begitu sampai di kamar, Michael langsung menutup pintu dan mengunci dua kali. Ia bahkan mengecek ulang jendela dan balkon, memastikan tidak ada alat sadap, tidak ada kamera tersembunyi.Sahira memperhatikan semua itu sambil duduk di tepi ranjang. “Kau tidak memberitahu mereka?” tanyanya pelan.Michael menggeleng, lalu berlutut di hadapannya. “Belum. Kita harus hati-hati. Aku tahu ini terdengar paranoid, tapi aku punya firasat … ada yang mengawasi kita.”Sahira menggenggam tangannya. “Kau takut sesuatu terjadi padaku dan … bayi ini?”Michael mengangguk. Matanya menatap perut Sahira yang masih datar, tapi baginya sudah menjadi segalanya.“Aku akan menjaga kalian dengan nyawaku, Sahira. Tapi untuk sekarang, hanya kita berdua yang tahu. Sampai aku bisa memastikan semuanya aman.”Tiba-tiba

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Sahira hamil!

    Suasana ruang tunggu rumah sakit mencekam. Suara langkah perawat yang lalu lalang, dering telepon dari meja resepsionis, dan bunyi pelan alat medis dari kejauhan menjadi latar yang tak mampu meredam gelisah di dada Michael. Ia mondar-mandir di depan pintu ruang IGD, dengan kedua tangan yang tak pernah lepas dari menyentuh wajahnya, rambutnya, lehernya—gelagat orang yang dilanda panik tak terkendali.Beberapa menit kemudian, pintu terbuka. Seorang dokter wanita berusia sekitar empat puluh tahun melangkah keluar dengan wajah serius. Michael langsung menghampirinya.“Dokter! Bagaimana kondisi istriku? Sahira … dia baik-baik saja, kan?”Dokter itu menatap Michael sejenak sebelum mengangguk dengan tenang. “Tenang, Tuan Nathaniel. Istri Anda sudah sadar. Tekanannya sempat turun drastis, dan dia juga mengalami pusing berat akibat kelelahan. Tapi kami sudah menstabilkan kondisinya.”Michael menghela napas panjang. Lututnya hampir lemas karena lega. Namun sang dokter belum selesai.“Ada satu h

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Ada apa dengan Sahira?

    Michael tidur di pangkuan Sahira, kepalanya terasa berat, seakan seluruh dunia bertumpu di bahunya. Tangannya menggenggam ujung gaun Sahira, erat, seperti anak kecil yang ketakutan kehilangan rumahnya. Sementara itu, jari-jemari Sahira membelai lembut rambutnya, berusaha menenangkan badai yang jelas terlihat di mata pria itu.“Kenapa aku?” gumam Michael lirih, matanya menatap kosong ke arah langit-langit kamar yang temaram. “Kenapa hidupku dipenuhi musuh? Kenapa aku tidak pernah boleh merasa bahagia … walau hanya sejenak?”Sahira menghentikan usapan sejenak, lalu menatap wajah suaminya yang terlihat begitu rapuh malam ini. “Sabar, Michael,” katanya pelan. “Kau kuat. Kau sudah melewati begitu banyak hal.”“Tapi kadang aku lelah,” lanjut Michael, suaranya retak. “Aku ingin hidup biasa saja, Sahira. Bukan sebagai pewaris keluarga Nathaniel. Bukan sebagai pria yang harus terus curiga pada semua orang. Aku ingin bangun pagi tanpa takut ditembak. Aku ingin tertawa tanpa dihantui ketakutan b

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Michael akan mati ditanganku!

    Michael berdiri di tengah halaman depan mansionnya yang megah. Langit jingga menyapu sebagian atap bangunan, menciptakan siluet indah yang seharusnya menenangkan. Namun kali ini, keindahan senja tidak membawa ketenangan. Angin bertiup pelan, membawa serta aroma tanah dan debu dari rerumputan kering yang menghampar. Daun-daun kuning kecokelatan berjatuhan, berputar-putar di udara sebelum mendarat di pelataran. Suasana yang biasanya damai itu kini dipenuhi ketegangan. Michael berdiri tegap di hadapan barisan anak buahnya yang telah berkumpul dengan cepat begitu alarm keamanan dibunyikan. Mereka semua mengenakan seragam hitam lengkap, dengan rompi pelindung dan senjata yang siap digunakan kapan saja. Cahaya senja menyinari wajah-wajah mereka—wajah-wajah yang sudah lama bekerja di bawah perintah keluarga Nathaniel, wajah-wajah yang sudah melalui banyak pertempuran, tetapi tetap waspada setiap kali ancaman baru muncul.Wajah Michael dingin dan keras. Sorot matanya tajam, menyapu satu per

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Panggilan tidak aktif!

    Langit senja mulai menguning keemasan di atas vila megah milik Michael yang berdiri anggun di pulau pribadinya. Ombak lembut memecah di bibir pantai, dan angin membawa aroma laut yang menenangkan. Dari balkon lantai dua, pemandangan itu tampak seperti lukisan hidup—sunyi, damai, dan sempurna. Tapi tidak bagi Michael.Ia berdiri dengan ponsel di tangan, tubuhnya kaku, pandangan tajam menatap layar yang berulang kali menunjukkan satu hal yang sama: “Nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi.”Sudah tujuh kali ia menekan tombol panggil, dan tujuh kali pula usahanya berujung kegagalan. Ia menekan rahangnya, jari-jarinya menggenggam ponsel lebih erat. Keringat dingin membasahi pelipisnya meski udara sore tak begitu panas. Hatinya berdesir tak nyaman. Ini bukan sekadar firasat—ini lebih dari itu.David tidak mungkin mematikan ponsel tanpa alasan. Terlebih, dalam situasi perusahaan yang masih belum sepenuhnya stabil pasca insiden dengan Lucas, David seharusnya melapor setiap hari.Dari dala

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Lucas bangkit!

    David melangkah menyusuri lorong marmer kantor pusat Horison Steel, sepatu kulitnya memantulkan suara berat yang menggema di antara dinding kaca dan lampu gantung kristal. Wajahnya tampak datar, tetapi jika diperhatikan lebih saksama, bibirnya sedikit tertarik ke samping—senyum miring khas seseorang yang baru saja menyaksikan sesuatu yang tak bisa ia cerna dengan logika.Dia menghentikan langkahnya di depan sebuah ruangan luas yang dikhususkan untuk Evelyn Nathaniel. Wanita paruh baya itu duduk anggun di atas sofa berlapis beludru hijau zamrud, mengenakan setelan formal warna krem, rambutnya disanggul rapi, dan di tangannya tergenggam majalah mode kelas atas yang tampak belum sepenuhnya dibaca.“Permisi, Nyonya,” sapa David sopan.Evelyn melirik sekilas lalu menutup majalahnya dengan elegan. “David. Masuklah.”David mendekat dan berdiri tegak. Ia menatap Evelyn beberapa detik sebelum akhirnya berkata pelan, “Sepertinya Bos kita sedang benar-benar … menikmati hidupnya.”Evelyn menaikka

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Ngidam

    Sahira mencebik, tapi kali ini ada senyum tipis yang terselip di sudut bibirnya. “Iya, aku memang sudah tidak perawan,” ucapnya dengan nada menggoda. “Dan itu karena kamu, si brengsek yang tidak tahu aturan.”Michael terkekeh, lalu mulai menggoyang pelan pinggulnya. “Kau masih menyimpan dendam?”“Enggh ... sedikit,” jawab Sahira, menaikkan satu alis. “Tapi rasanya terlalu enak untuk disesali.”Michael tertawa pelan. “Nah, itu baru lucu, sayang.”Sahira mengerucutkan bibir, pura-pura cemberut. “Tapi jangan pikir aku akan mudah jatuh lagi.”Michael menarik pinggangnya, mendekapnya erat. “Terlambat. Kau sudah jatuh terlalu dalam.”Belum sempat Sahira membalas, bibir Michael sudah menciumnya. Ciuman itu panas, dalam, membuat jantungnya berdebar liar. Sahira awalnya masih pura-pura malas, tapi begitu lidah mereka saling bertemu, tubuhnya melemas. Napas mereka mulai memburu lagi.Michael mengangkat kedua kaki Sahira ke atas pundaknya, memompa lebih cepat pinggulnya. Sahira mendesah hebat, s

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Malam pertama 21+

    Malam hari. Angin berhembus lembut, membawa aroma asin laut dan dedaunan tropis. Di balkon vila yang menghadap pantai, Michael duduk menyandarkan tubuhnya di kursi malas, satu tangan menggenggam gelas anggur merah yang mengilap di bawah cahaya bulan, sementara ponselnya menempel di telinga.Suara lembut Evelyn terdengar di seberang. Meskipun jauh, kekhawatiran dalam nada bicaranya terasa nyata."Bagaimana keadaan kalian di sana? Aman? Nyaman? Tidak ada yang mencurigakan, kan?"Michael menyunggingkan senyum kecil. Tatapannya menyapu gelapnya laut, tenang dan kelam. Deburan ombak mengiringi malam seperti irama tenang dalam pikirannya. "Semuanya baik-baik saja, Mom. Vila ini benar-benar tersembunyi. Tak ada satu pun orang luar yang bisa menemukan kami. Kau tak perlu khawatir."Evelyn menarik napas lega, lalu tertawa pelan, "Bagus. Tapi tetap waspada. Dan jangan lupa, cepat beri aku cucu."Michael terkekeh, nada tawanya ringan namun dalam. "Kami sedang bekerja keras untuk itu."Setelah m

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Bulan madu

    Pukul 07:00.Mentari pagi menembus tirai kamar pengantin, menari lembut di atas selimut yang masih kusut. Sahira membuka mata perlahan, menyipit karena cahaya. Ia menoleh ke sisi ranjang—kosong. Tapi aroma kopi dan suara lembut alat cukur listrik terdengar samar dari arah kamar mandi.Tak lama, pintu terbuka. Michael muncul dengan kemeja putih belum terkancing, rambut basah tersisir rapi, dua gelas kopi dan susu di tangan.“Selamat pagi, Nyonya Nathaniel,” ucapnya sembari menyodorkan gelas susu hangat.Sahira tersenyum manja, duduk dan menyelimuti bahunya. “Selamat pagi juga, Tuan Nathaniel. Masih terasa mimpi.”Michael menatapnya, lalu mencium keningnya singkat. “Sayangnya bukan. Ini nyata. Dan kita akan mulai bulan madu hari ini.”***Di lantai bawah, Evelyn sudah duduk di ruang tamu dengan gaun tidur satin merah marun dan selimut wol melingkar di pundaknya. Tangannya memegang koran pagi, namun matanya tertuju pada anak dan menantunya yang menuruni tangga bersama.“Pagi, Mom,” sapa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status