Share

Siap berperang

Author: Rafasya
last update Last Updated: 2025-03-22 05:55:14

Beberapa hari kemudian ....

Sahira masih berusaha menghapus bayangan Michael dari pikirannya. Luka yang pria itu tinggalkan masih terlalu dalam, tapi dia sadar, dia tidak bisa terus hidup dalam dendam dan rasa sakit.

Di tengah pergulatan batinnya, Adrian datang kembali.

“Selamat pagi.”

Pria itu muncul dengan senyum hangatnya, tatapannya penuh perhatian seperti sebelumnya. Dia tidak bertanya apa pun tentang masa lalu, tidak menyinggung soal Michael atau kejadian yang menimpa Sahira. Dia hanya ada di sana, seolah mengatakan bahwa dia siap menjadi tempat berlindung bagi wanita itu.

Sahira sempat terdiam saat Adrian menggenggam tangannya dengan lembut. Rasanya berbeda—tidak ada ketegangan atau rasa takut seperti saat bersama Michael.

"Aku senang kau sudah lebih baik," ucap Adrian, suaranya penuh ketulusan.

Sahira mengangguk pelan. "Terima kasih sudah datang."

Adrian tersenyum. "Aku akan selalu datang untukmu."

Di kejauhan, Jonathan memperhatikan interaksi itu. Bibirnya melengkung membentu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Surya Daeng
sangat menegangkan tak sabar nunggu kelanjutannya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Menghadang jalan

    Musik lembut mengalun di ballroom mewah hotel bintang lima itu. Cahaya lampu gantung kristal memantul di dinding marmer, menciptakan suasana magis yang memabukkan. Beberapa pasangan telah mulai turun ke lantai dansa, melangkah anggun mengikuti irama klasik yang dimainkan oleh orkestra di pojok ruangan.Michael menoleh ke arah Sahira yang berdiri di sampingnya, mengenakan gaun satin hitam dengan potongan punggung rendah. Cahaya lampu membuat kulit wanita itu bersinar, matanya tajam tapi menyimpan kilau yang lembut malam itu.“Bolehkah aku mengajakmu berdansa malam ini?” bisik Michael, menyodorkan tangan dengan penuh hormat namun tetap memancarkan aura dominannya.Sahira mengerjapkan mata, lalu tersenyum kecil. “Aku tidak akan menolak ajakan seperti itu,” ucapnya seraya menyambut tangan Michael.Michael menggenggam tangannya, membawanya ke tengah lantai dansa. Begitu mereka mulai bergerak, dunia seakan menyusut. Hanya mereka berdua, seolah alunan musik diciptakan untuk menyatukan kembal

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Orang asing nakal

    Michael masih berdiri di bawah panggung, matanya menatap tajam ke arah wanita yang baru saja memukau seluruh ballroom. Sahira, atau Alexa Alexander, berdiri anggun dalam balutan gaun merah menyala, menyampaikan pidato bisnis dengan penuh percaya diri dan kecerdasan. Suaranya merdu, pilihan katanya tajam, dan ekspresinya membuat semua orang terdiam mendengarkan.Michael tersenyum miring.“Pintar, cerdas, dan ... um, seksi,” gumamnya sambil menggeleng pelan, seolah tak percaya bahwa wanita yang dulu sempat ia rendahkan kini bersinar begitu megah.Tiba-tiba, ponselnya bergetar keras. Getarannya seolah mengusik kesempurnaan momen itu.Drrrt … Drrrt ….Michael melihat nama yang tertera di layar: Evelyn. Alisnya langsung bertaut.Tanpa banyak pikir, ia melangkah cepat ke luar ballroom, menjauh dari keramaian. Ia tahu panggilan dari Evelyn tidak akan sederhana—wanita itu bukan tipe yang menelepon hanya untuk menyapa.Sementara itu di dalam ballroom, Sahira baru saja menyelesaikan pidatonya.

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Gala bisnis

    Tok! Tok!Michael memutar kenop perlahan, membuka pintu dengan hati-hati. Di balik daun pintu berdiri seorang pria dengan setelan rapi, rambut disisir ke belakang, dan raut wajah khas seseorang yang terlalu pagi masuk kantor, David.“Oh. Kau,” ujar Michael, agak lega sekaligus terganggu karena harapannya sempat liar sejenak.David menegakkan badan dan tersenyum sopan. “Maaf mengganggu, Bos. Saya cuma mau mengingatkan … malam ini kita ada gala bisnis di Hotel d’Armani. Undangan dari asosiasi investor utama. Anda dan Miss Alexa J dijadwalkan hadir.”Mata David sempat melirik ke dalam, dan begitu melihat Sahira berdiri di sana dengan ID card tergantung di lehernya, dia nyaris tersedak sendiri.“Nona Alexa?” gumamnya, nyaris tak percaya. “Anda …?”Sahira hanya tersenyum manis sambil melipat tangan di depan dada. “Ya, saya kembali, David. Kita akan sering bertemu lagi.”David masih melongo sesaat, lalu cepat mengangguk, mencoba tetap profesional. “Baik … itu kabar baik. Saya hanya menyampa

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Sekretaris baru?

    Keesokan harinya.Langit pagi masih kelabu ketika Michael turun ke lantai bawah. Langkah-langkahnya berat, matanya menatap kosong ke arah ruang makan yang telah tertata rapi. Aroma kopi hangat dan roti panggang menguar dari dapur, menggoda selera siapa pun yang ada di rumah itu. Tapi tidak untuk Michael.Di sana, duduk di kursi paling ujung dengan anggun dan senyum manis, adalah Karin. Mengenakan blus hitam dan rok putih selutut, dia tampak seolah-olah memang sudah menjadi bagian dari rumah ini. Evelyn duduk di sampingnya, tengah menyusun piring sambil sesekali mengobrol ringan. Sergio belum tampak.Michael berhenti di ambang pintu. Pandangannya bertemu dengan mata Karin yang langsung menyapanya lembut,“Pagi, Mike. Kopimu udah kubuatkan.”Dia hanya diam. Tatapan itu—tatapan seorang wanita yang dulu menjatuhkannya dan kini mengaku calon istri adiknya—masih membuat darahnya naik.Evelyn melihat keheningan itu dan segera bicara, “Michael, sarapan dulu sebentar. Mommy sudah minta Bibik J

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Berita mengejutkan

    “Ka-Karin, kau—”Suara Michael tercekat. Kata-katanya seperti tertelan udara dingin yang menusuk saat matanya menatap sosok itu lebih dekat.Karin menoleh perlahan, gerakan kepalanya elegan namun penuh percaya diri. Rambut hitamnya yang panjang tergerai sempurna membingkai wajah yang kini terlihat jauh lebih memesona daripada yang Michael ingat. Wajah itu telah mengalami sentuhan waktu dan transformasi. Tidak lagi gadis muda penuh ambisi seperti dulu—tapi wanita dewasa yang auranya mencampurkan kemewahan, misteri, dan ancaman tersembunyi.“Hai, Mike,” sapanya, senyum kecil terbit di bibir merahnya. “Lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?”Nada suaranya begitu lembut, seolah mereka hanya dua teman lama yang bertemu di pesta reuni. Tapi bagi Michael, sapaan itu bagaikan racun manis. Luka lama yang belum sepenuhnya sembuh kembali terasa terbuka lebar.“Tidak perlu basa-basi,” desis Michael tajam, menahan gejolak emosi yang mulai memuncak. “Untuk apa kau datang?”Karin tampak ingin

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Bertemu Haidar

    Langit siang mulai meredup, menandakan senja akan segera turun. Mobil mewah berwarna hitam menggelinding tenang di jalanan kota, membawa dua insan yang baru saja menyulam kenangan manis di toko perhiasan. Di dalam kabin mobil yang sunyi dan sejuk, Sahira menyandarkan kepalanya di bahu Michael. Ada ketenangan dalam setiap desah napasnya, seolah dunia akhirnya memberi ruang bagi hatinya untuk bernapas lega.Michael melirik wanita di sampingnya, senyum hangat menggantung di bibirnya. Dengan lembut, ia mengusap kepala Sahira, jari-jarinya menyibak rambut panjang itu dengan penuh kasih. Lalu ia menunduk, mengecup pucuk kepala wanita yang kini tengah mengandalkan pundaknya seolah itu satu-satunya tempat paling aman di dunia."Lelah?" tanya Michael lirih."Sedikit ... tapi aku merasa senang," balas Sahira tanpa membuka mata.Michael menarik napas lega. Momen ini terasa sempurna. Namun ketenangan itu tak berlangsung lama.Dari balik kaca mobil, Sahira yang membuka matanya perlahan, menangkap

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Pakai lingerie lagi ya, sayang.

    Setelah memilih gaun pengantin, Michael tidak langsung mengantar Sahira pulang. Ia justru menggandeng tangannya dan membawa wanita itu ke arah mobil mewah yang sudah menunggu di depan butik. Di dalam mobil, Sahira melirik ke arahnya dengan penuh tanya.“Lagi?” gumam Sahira.Michael hanya tersenyum kecil. “Tenang saja, kali ini kamu tidak perlu ganti baju. Tapi aku ingin kamu pilih sesuatu yang lebih berkilau dari gaun tadi.”Sahira tertawa pelan. “Apa maksudmu, Mike?”Mobil berhenti di depan sebuah bangunan elegan lainnya: Bellanova Jewellery & Co.—toko perhiasan eksklusif dengan pintu kaca tebal dan interior mewah berwarna emas keperakan. Di dalamnya, hanya ada sedikit pelanggan, dengan pelayan bersarung tangan putih siap melayani siapa pun yang masuk.Saat Sahira melangkah masuk dengan Michael, beberapa staf langsung menunduk hormat. “Selamat datang, Tuan Michael dan Nona Alexa,” sapa manajer toko. “Kami sudah menyiapkan ruangan khusus untuk Anda.”Michael menoleh ke Sahira. “Aku in

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Gaun pernikahan

    Usai menyelesaikan sarapan mereka, Michael memanggil pelayan dan membayar dengan senyum santai. Ia kemudian berdiri, mengulurkan tangan pada Sahira.“Ayo,” ujarnya.Sahira meraih tangan itu sambil tersenyum. “Mau ke mana lagi?”Michael hanya tersenyum misterius. “Kejutan kecil.”Mereka kembali menyusuri jalan kota yang mulai hidup. Suara kendaraan, aroma kopi dari kedai-kedai sekitar, dan sinar matahari yang hangat membuat suasana terasa ringan. Michael memanggil taksi pribadi yang sudah menunggunya di ujung jalan.Sahira duduk di sebelahnya sambil menatap keluar jendela. “Kamu nggak kasih petunjuk sedikit pun?”“Kalau aku bilang, bukan kejutan lagi,” jawab Michael dengan nada menggoda.Butuh waktu sekitar lima belas menit sebelum taksi berhenti di depan bangunan bertingkat dengan eksterior elegan penuh kaca bening. Di bagian atas terpampang nama butik mewah: Maison de Blanche—butik haute couture yang hanya melayani pelanggan khusus.Sahira menatap kagum. “Mike … ini butik terkenal ya

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Sarapan gosong!

    Pagi hari.Matahari bersinar lembut melalui celah tirai yang belum sepenuhnya terbuka. Udara di dalam apartemen terasa hangat, dipenuhi aroma mentega yang meleleh di atas teflon dan saus tomat yang sedang mendidih perlahan. Suara dentingan spatula beradu dengan panci menciptakan musik pagi yang menenangkan.Sahira berdiri di dapur, rambutnya diikat seadanya. Ia mengenakan apron putih yang sedikit terlalu besar untuk tubuh mungilnya. Tangan kanannya sibuk mengaduk saus spaghetti yang nyaris matang, sementara tangan kirinya memegang sepotong roti yang baru saja keluar dari toaster. Pipinya sedikit kemerahan karena panas kompor, tapi wajahnya terlihat damai.Tiba-tiba, sepasang lengan kokoh melingkar lembut di pinggangnya dari belakang. Kehangatan tubuh pria itu segera membungkusnya, membuat napasnya tertahan sejenak.“Sedang apa?” bisik Michael dengan suara serak pagi yang berat, membuat bulu kuduk Sahira meremang.Sahira tak menoleh. Dia tahu persis suara dan wangi tubuh itu.“Membuat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status