Share

15

Author: Sarangheo
last update Last Updated: 2025-07-09 09:54:15

Pikiran pertama yang terlintas di benak Ava adalah di mana Zane menyembunyikan pistolnya, karena Ava tak melihat ada garis di jas abu-abu gelap Zane.

Pikiran berikutnya adalah, apakah akan ada seseorang yang menelepon polisi. Ava membiarkan pandangannya menyapu restoran.

Tak seorang pun tampak memperhatikan delapan pria yang saling menodongkan senjata. Ava tetap terpaku di sana, menggenggam gelas dengan erat.

Ava berusaha sekuat tenaga untuk tidak terlihat. Ini bukan pertama kalinya Ava berada dalam situasi di mana pistol diarahkan padanya. Hal itu pernah terjadi saat ia sedang bertugas malam di UGD.

Seorang pecandu narkoba menyerbu masuk dan mengacungkan pistol ke sana kemari, mencoba mendapatkan narkoba.

Ava sangat takut. Kali ini, dia mencoba mengecilkan dirinya. Namun, rasa takutnya tidak sekuat sebelumnya.

Apakah itu akhirnya Ava mati rasa terhadap kekerasan? Atau ia masih syok?

"Turunkan senjata kalian."

Zane menggeram pada Victor dan anak buahnya. Mereka kemudian menyingkirk
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • HASRAT PANAS SANG MAFIA   16.

    "Tentu saja, Nona A. Maaf aku terlambat datang. Tempat itu cepat sekali penuh," kata Ryder kepada Ava."Jangan khawatir. Aku baik-baik saja," kata Ava ketika Ryder mengambil posisi di sebelahnya. Veronica datang ketika melihat gelas Ava kosong."Apa kau mau yang lain?" tanyanya."Tidak, terima kasih. Luar biasa, tapi aku sudah mencapai batasku hari ini."Zane berdiri di bar, berbicara dengan manajer klub dan Jax. Pengungkapan Ava bahwa telah terjadi peningkatan jumlah overdosis dari obat-obatan yang tidak murni membuat Zane memberi tahu manajernya untuk mengawasi. Saat mereka berbicara. Zane memiliki pandangan yang jelas ke tempat Ava duduk. Ava duduk membelakanginya, sambil melihat ke arah kerumunan orang-orang.Ava menunjukkan punggungnya yang hampir telanjang dan Zane menemukan bahwa pemandangan itu menggoda. Tampaknya Ava tak menyadari betapa banyak perhatian yang dia tarik; betapa alami dan mudahnya sensualitasnya. Zane jadi kehilangan jejak percakapan yang sedang dia lakukan

  • HASRAT PANAS SANG MAFIA   15

    Pikiran pertama yang terlintas di benak Ava adalah di mana Zane menyembunyikan pistolnya, karena Ava tak melihat ada garis di jas abu-abu gelap Zane. Pikiran berikutnya adalah, apakah akan ada seseorang yang menelepon polisi. Ava membiarkan pandangannya menyapu restoran. Tak seorang pun tampak memperhatikan delapan pria yang saling menodongkan senjata. Ava tetap terpaku di sana, menggenggam gelas dengan erat.Ava berusaha sekuat tenaga untuk tidak terlihat. Ini bukan pertama kalinya Ava berada dalam situasi di mana pistol diarahkan padanya. Hal itu pernah terjadi saat ia sedang bertugas malam di UGD.Seorang pecandu narkoba menyerbu masuk dan mengacungkan pistol ke sana kemari, mencoba mendapatkan narkoba.Ava sangat takut. Kali ini, dia mencoba mengecilkan dirinya. Namun, rasa takutnya tidak sekuat sebelumnya.Apakah itu akhirnya Ava mati rasa terhadap kekerasan? Atau ia masih syok?"Turunkan senjata kalian." Zane menggeram pada Victor dan anak buahnya. Mereka kemudian menyingkirk

  • HASRAT PANAS SANG MAFIA   14.

    Cengkeraman di pangkal leher Ava tidak menyakitkan. Di satu sisi, itu menenangkan, dan yang membuatnya ngeri, Ava mendapati dirinya menyukainya. Dia tahu Zane mengklaimnya sebagai miliknya. Ava lebih suka menjadi miliknya daripada dibiarkan terekspos ke dua pria di seberang meja yang sama-sama meneteskan air liur padanya. Ava masih belum sepenuhnya nyaman dengan gaunnya; itu menarik terlalu banyak perhatian padanya. Tapi setidaknya Zane puas. Dan memberi efek yang diinginkan pada kedua pria itu.Mereka baru teralihkan saat mereka mulai berbicara tentang bisnis. Ava mendengarkan percakapan itu sambil menyeruput koktailnya. Rasanya lumayan. lebih enak daripada kebanyakan yang pernah dia coba sebelumnya. Ava agak kesulitan mengikuti diskusi di sekitar meja. Mereka tampaknya menggunakan kata sandi. Dia menduga itu akan bijaksana karena mereka berada di depan umum mendiskusikan apa yang dianggap Ava sebagai hal-hal ilegal.Setelah mendengarkan sebentar, Ava mengerti maksud dari apa yang

  • HASRAT PANAS SANG MAFIA   13.

    Zane berdiri di anak tangga paling bawah dan melihat jam tangannya, masih ada waktu lima menit sebelum pukul enam tapi tak ada tanda-tanda Ava muncul. Zane merasa kesal. Jika Ava mengira ia bisa lolos dengan menentang dirinya, maka Ava akan menghadapi hal lain. Zane tidak akan ragu untuk naik ke sana dan menyeretnya turun. Suara irama dari sepatu hak tinggi terdengar menghantam tangga, membuat Zane mendongak. Ava sedang berjalan menuruni tangga. Makhluk itu tampak seperti bidadari. Melihat Ava sekarang, Zane menyadari bahwa ia telah meremehkan sensualitas alamiahnya. Ava mengenakan gaun berwarna merah muda, di hiasi payet perak yang bertaburan di seluruh gaunnya, membuat cahaya memantul darinya. Hal itu menciptakan ilusi, bahwa Ava berkilauan. Di sisi lengan kirinya tampak penuh, dan lengan satunya telanjang. Tidak ada belahan dada yang terlihat. Pinggangnya tampak kencang, membuat payudara serta pinggulnya menggiurkan. Lalu di bawahnya ada rok pendek yang terbungkus seksi, sehin

  • HASRAT PANAS SANG MAFIA   12.

    Setelah makan siang, Ava dan Gabriel pergi ke salon. Mereka disambut oleh seorang wanita, wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai Tammy teman Jill."Aku suka warna rambutmu. Pirang madu sangat cocok untukmu. Aku akan membuatnya menjadi gaya khasmu. Kapan terakhir kau pergi ke penata rambut?" tanya Tammy kepada Ava saat Ava duduk di kursinya."Oh, seingatku. Lima tahun yang lalu?" kata Ava ragu-ragu."Tidak, aku menyeret mu ke salon saat Joan menikah. Sekitar tiga tahun yang lalu." Gabriel mengoreksinya."Ya ampun. Itu sudah cukup lama," kata Tammy."Apakah seburuk itu?" tanya Ava."Tidak terlalu buruk, bentuknya tidak ada. Aku ingin menambahkan beberapa lapisan dan sedikit menyegarkan nya. Apakah tidak apa-apa?""Kau profesional. Aku percaya padamu," kata Ava. Ava menghabiskan beberapa jam untuk dimanjakan, menata rambut dan kukunya sementara Tammy, dan Gabriel mengobrol. Tom dan Ryder selalu ada di dekat mereka. Ava merasa kasihan kepada mereka yang harus duduk bersamanya selama

  • HASRAT PANAS SANG MAFIA   11.

    Ava sudah mengira saat dia menandatangani kontrak seks secara sukarela, maka dia akan menjadi pekerja seks yang dimuliakan. Ava tidak yakin akan ada orang yang mau menerimanya sebagai teman. Jadi Ava menghindari memberi tahu Gabriel tentang isi sebenarnya dari kontrak tersebut."Jadi untuk melunasi hutang pamanmu, apakah kau harus bekerja sebagai perawat pribadi dari seorang bos mafia ya?" Gabriel bertanya dengan ekspresi ngeri saat Ava berganti gaun merah, yang menurut Gabriel harus dicobanya."Ya." Ava membenarkan."Sayang, kenapa kau yang harus melunasi hutang pamanmu?" tanya Gabriel."Dia keluargaku. Aku tidak bisa hanya berdiam diri dan melihatnya terluka. Lagipula, karena kami keluarga, mereka bisa saja mengejarku untuk mendapatkan uang. Aku bisa kehilangan rumah. Dan sepertinya ini solusi terbaik," kata Ava. "Gabriel, aku tidak bisa memakai ini.""Kenapa?" tanya Gabriel sambil berdiri berjinjit untuk melihat ke balik tirai yang memisahkan sepatu ganti dari toko."Karena ini du

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status