MasukMy name is Elaira Wade, the only surviving werewolf of Shadowcrest pack. I'm in love with my homeroom teacher,sold to the cruel Alpha and now my bullies are being protective of me. ****** The Shadowcrest pack was wiped out on their most joyous day that the Luna was confirmed to be pregnant. All in one day, Elaira lost her parents, her unborn sibling and her pack but she was able to escape as she was saved by a huge wolf whom she didn't recognize. Starting over her life again in the human world, Elaira tried to forget everything that had to do with the werewolf world and life her best life as one of the rich kids in school as there was a mysterious good samaritan that was crediting her account with a huge amount of money every month. She had a crush on her homeroom teacher and was bullied by the hottest twin in school for unknown reason and everything was going perfectly well until her eighteen birthday when a man suddenly appear before her and claimed she belongs to him. Finding out that she was sold to Alpha Kayden by her father and Alpha Kayden was also the good samaritan sending money into her account all this years, Elaira's world crumble. And the worst part of it was that her homeroom teacher and the twins that bullied her, were also werewolf. She thought she had left everything that had to do with werewolf behind but had no idea they were still lingering around her. Now stuck in the midst of four Alphas, Elaira tried to escape but found it hard to do so, as the mysterious wolf that killed her pack are now after her again, hunting her down for an unknown reason.
Lihat lebih banyakSenja setia menatap layar laptopnya. Ia tersenyum senang ketika mengingat peristiwa tadi siang. Skripsinya sudah masuk ke bab dua, bibirnya tak berhenti mengulum senyum bahagia, tak sabar menunggu mamahnya pulang untuk mengabari berita bahagia ini. Senja sejak kecil sudah mandiri karena mamahnya sibuk bekerja. Senja anak yatim, ayahnya meninggal ketika ia berusia lima tahun.
Terdengar suara mobil memasuki halaman rumah. Gadis berambut lurus itu mengintip dari tirai jendela kamar. Nampaknya Mamanya Helen di antar lagi oleh Om Adam. Helen begitu gembira ketika keluar mobil, Senyum Helen tak surut walau mobil Adam sudah berjalan pergi. Senja tak menyukai Adam, menurutnya pria paruh baya itu Cuma pura-pura baik. Namun ia juga bingung, hendak melarang hubungan sang mamah rasanya seperti menghalangi mamahnya untuk mendapatkan kehidupan baru. Setelah papahnya meninggal, mamahnya sibuk mencari nafkah dan mengurusinya. Rasanya egois jika membiarkan Helen terus sendirian tanpa suami hingga tua.
Senja cukup tahu bagaimana susahnya Helen membesarkannya, maka dari itu ia belajar dengan giat agar dapat membanggakan Helen. Kini pun Senja yang mengambil alih tugas rumah karena tak mau mamahnya kelelahan. Bahkan ia ikut kelas akselerasi ketika SMU, agar sekolahnya tidak memakan biaya. Senja menuju pintu, membukakannya lalu menyambut mamanya yang pulang. Helen bekerja di perusahaan ekspedisi pengiriman barang. Jabatan ibunya sudah menanjak naik, karena Helen termasuk senior dan telah bekerja lama.
"Mau aku bikinin teh mah?" tawarnya manis. Helen yang sedang memeijit lehernya, mengangguk sembari tersenyum. Senja memang anak yang berbakti.
"Iya sayang,” jawab Helen lalu merebahkan tubuh ke sofa. Seharian banyak data yang harus ia masukkan.
Senja datang tak lama kemudian dengan membawakan secangkir teh."Mamah dah makan belum? Aku angetin masakannya.” Ia selalu duduk di samping mamanya lalu mengambil kaki beliau untuk di pijat. Benar-benar anak berbakti. Kadang Helen merasa bersalah karena tak bisa memberi putrinya kehidupan yang layak.
"Mamah dah makan tadi sama Om adam. Kamu masak apa hari ini?"
"Gulai ayam mah. Tapi gulainya bisa di angetin buat sarapan besok pagi," jawab Senja kecewa.
Suatu saat ia harus membiasakan diri untuk merepotkan sang mamah. Mamanya dan Om Adam pasti akan menikah pada akhirnya. Mamahnya akan punya tanggung jawab baru dan Senja bukan prioritasnya lagi.
"Oh ya mamah punya dua kabar bagus buat kamu."
"Tapi Senja juga punya kabar bagus."
"Mamah dulu yang ngasih tahu." Mata Helen berbinar indah. Ia meraih tangan putrinya sembari menarik nafas. "Mamah dilamar om Adam." ungkap Helen dengan semangat sambil menunjukkan cincin dengan berlian kecil di jari manisnya. Hari itu ternyata datangnya kecepetan. Senja jelas murung tapi ia mati-matian tutupi dengan tersenyum palsu. Kabar baik bagi Helen seperti berita vonis hukuman untuknya.
"Selamat ya Ma."
"Kenapa sayang? Kamu kayak gak senang denger kabar ini?"
Sejujurnya Senja tak setuju. Adam itu menurut penglihatannya adalah tipe pria genit. Tapi sudahlah mana mau mamanya mendengar pendapatnya kalau sedang di mabuk asmara. Yang penting mamahnya bahagia, masalah perangai Adam yang menurutnya buruk bisa dipikirkannya nanti.
"Siapa yang bilang? Senja seneng kok kalau mamah seneng. Berita keduanya apa mah?" Karena bagi Senja berita pertama itu termasuk berita buruk. Mungkin yang kedua bisa mengobati rasa kecewanya.
"Tadi mamah ketemu Om Hermawan. Temen lama papah kamu. Dia sekarang udah jadi pengusaha sukses." Mata Senja berbinar cerah ketika nama ayahnya disinggung. Kenangan papahnya hanya berupa foto. Setelah kecelakaan yang merenggut nyawa papahnya, Senja kehilangan ingatannya jadi kenangannya dengan sang papah ikut hilang juga. "Dia ngajakin kita makan malam sama keluarganya. Dia mau berterima kasih karena bantuan dari papah kamu. Dia bisa sukses." Setidaknya berita ini lumayan baik dari yang pertama.
"Makan malam aja kan?"
Helen menegang. Tentu saja bukan hanya makan malam biasa. Mereka akan membahas hal penting demi kesejahteraan dua keluarga. Namun itu tetap akan menjadi rahasia samapai makan malam dilaksanakan.
"Tentu, sekaligus menyambung silaturahmi. Kan kita dah lama gak ketemu."
Senja menyanggupi tapi kenapa perasaannya jadi tak enak. Ah memang apa yang perlu di khawatirkan. Dulu mungkin ada beberapa pria beristri yang modus pada sang bunda tapi kini kan lain. Helen sudah punya Adam dan Hermawan hanya berstatus sebagai teman lama. Kedua kabar buruk dan baik itu melupakan kabar yang akan disampaikannya.
*********
Jessica's voice jolted Elaira back to the present. "Are you okay?"But Elaira shook her head, trying to dispel the painful memories that she just remembered. "Yeah, just… remembering last semester."Hearing that, Jessica and Mona sighed heavily as they both regretted not being by her side on that day. They had skipped school that day, and Elaira was also supposed to the same as well. However, a day before, she had been informed by Mrs Waltz during the closing hour that she needed to come in the next day, so she had no other option but to attend."I know it's tough, but you can't just let them get to you and ruined this semester for you. Maybe you should try to avoid them as much as possible." Mona advised and Elaira nodded, agreeing with what she said.Finding solace in her friends words, Elaira and her friends headed inside the school building. The first thing they did was to grab the new semester timetable and other information. After finishing that, Elaira and Jessica bade Mona goo
A sleek black sports car purred as it drove into crescent high school parking lot, drawing all eyes. All students paused their conversations and turned their attention to the car and they were eager to know who owned such a nice car. Then, the door opened smoothly, and Elaira Wade stepped out of the car. She had just gotten herself a car, as she wasn't of driving age before. Elaira was one of the richest girls in school and had become more popular during the last semester due to a very bad event.Everyone gushes over her new look while some admires her car. Elaira was wearing a fitted white crop top, marched with a very short high-waisted black skirt that hugged her curves perfectly. Eliara Wade tossed her blond hair back with a flick of her wrist, revealing her striking blue eyes and flawless sun-kissed skin. As she closed her car and walked toward the school, the boys around her stumbled as they were already captivated by her beauty.The truth was that Elaira had put a lot of effor
The night was supposed to be the most joyous night for the Shadowcrest pack, as their Luna, Mirabelle, had been confirmed to be pregnant. Alpha Lain was the happiest man on earth, as they had never been able to have another child after the birth of their first daughter, Elaira. But instead of celebrating this joyous occasion, the pack was bleeding and crying as blood flowed everywhere.The Shadowcrest pack was under attack by pack of rogues. An attack they had never for once expected as they had distanced themselves from any fight or argument that happened between other packs. They stood alone in the deep wood without meddling in anyone’s business and was known as one of the most peaceful pack around the globe, but now, they were suddenly under attack.Howls of terror and the clash of claws echoed through the pack as the Shadowcrest pack were being overcome by the rogues. The cries of pain and agony could be heard as they were all being massacred without a hint of Mercy. All their ene
Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.