Share

Bab 39

Dua Minggu sudah aku tinggal di rumah ini dengan sangat nyaman. Detik demi detik tidak begitu berasa karena tidak ada rasa sakit yang dirasakan setiap waktu.

Bahkan, kami juga bisa beribadah dengan tenang tanpa harus mendengar teriakan dan fitnah berulang kali. Sungguh ini adalah nikmat terbesar yang harus disyukuri, karena tidak semua orang berada di kenikmatan seperti ini.

Selama dua Minggu pula Mas Arif tidak ke bengkel, hanya teman-temannya saja yang kerja. Katanya 'tidak siap untuk bertemu kekurangnya' kalau setiap aku tanya.

"Emang gapapa kalau Mas tinggalkan bengkel?" Dandy membawa sepiring martabak dan masuk ke ruang depan yang ada Mas Arif.

"Gapapa, buktinya mereka bisa bertahan tanpa Mas selama ini." Mas Arif menjawab dengan santai.

"Iya, aku tahu. Cuman kan kau memutuskan tidak akan pernah ke bengkel lagi, rasanya aneh, Mas." Dandy tertawa kecil. "Itu pun kalau aku memposisikan diri sebagai teman Mas yang kerja di bengkel."

"Mungkin ibarat kerja, tapi gak tahu atasann
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status