Share

Urat Malu yang Putus

Adik Suamiku 18

Mas Arif menatap ibu dengan penuh amarah, tapi aku mencoba untuk membuatnya tetap tenang. Meskipun apa yang dikatakannya benar, tetap saja kita tidak boleh mengambil tindakan gegabah.

Apalagi sampai menatap ibu dengan tajam, terkesan seolah kita adalah anak durhaka yang suka menghardik ibu kandungnya sendiri. Aku tidak terbiasa seperti ini. Meksipun dulu orang tua mendidikku tanpa kasih sayang, aku tidak pernah memberikan tatapan tajam.

Aku cukup sadar kalau tugas kita berbakti kepada orang tua itu atas perintah Allah. Jadi jangan melihat bagaimana sifat orang terhadap kita.

Begitupun ketika kita ingin berbagi kepada orang lain, jangan sampai hanya orang baik saja yang kita beri karena dia selalu memberikan apapun yang dia punya kepada kita.

Tidak seperti itu.

Jika kita ingin berbagi, niatkan karena Allah atau Tuhan. Jangan lihat bagaimana sifat orang tersebut, karena urusannya memang dengan Allah. Bukan manusia.

"Sebaiknya kita sholat subuh dulu, Mas." Aku ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status