Walaupun sudah sering mendengar tentang nama seorang Tobias Harlot sebagai CEO dari Group Loghan, tapi baik Lucas atau pun Markus memang baru kali ini bertemu langsung dengan pemuda itu. Tobias Harlot ternyata masih sangat muda, tapi tetap terlihat sangat berwibawa dan membuat gugup ketika dia sedang menatap lawan bicaranya. Netra cekungnya yang berwarna hijau tua selalu nampak tajam dan penuh intuisi. Gambaran seorang pemuda yang cerdas dan sangat percaya diri, karena memang hanya seorang Jenius yang bisa memegang perusahaan sebesar Group Loghan di usian yang masih sangat muda.
"Aku sudah memberikan penawaran terbaik untuk kalian karena aku yakin tidak akan ada yang seberani perusahaan Loghan untuk membeli perusahan yang sudah nyaris bangkrut dengan tunggakan hutang besar."
Tobias Harlot masih duduk menyilangkan kaki sambil menegakka
"Jared, dari mana saja Kau?" tanya Mateo yang terlihat baru keluar dari pondoknya. "Aku mengantar makanan dari dapur Carolina dan sekaligus ingin memberitahumu jika nanti malam dia akan masak banyak untuk kita, datanglah ke sana untuk makan malam." "Aku tidak yakin, Paman. " Jared masih cemas jika Mara tidak akan suka melihatnya. "Perusahaan Clark tidak jadi bangkrut dan tanah peternakan ini tidak perlu dijual karena itu Carolina ingin membuat masakan spesial untuk kita semua." Jared ikut senang mendengarnya meskipun sebenarnya dia sudah lebih dulu mendapat kabar itu dari Tobias Harlot. "Sebenarnya aku hanya takut Mara tidak akan suka melihatku," jujur Jared sambil mengeryitkan
Setelah mimpi buruknya semalam, sepanjang pagi ini Jared terus merasa cemas bahkan dia tidak menyentuh makanan yang dibawakan Mateo samasekali. Jared masih saja memimpikan Anelies yang sedang berbaring di atas batu, tungkai rampingnya yang menjejak-jejak gelisah dan rintihan lembutnya yang akan segera berubah menjadi jerit histeris. Bahkan semalam Jared melihat tangannya sendiri yang membekap mulut gadis itu sampai tidak bernapas, kaku, dan pucat dengan sepasang netra biru yang menatapnya. Netra biru yang perlahan tiba-tiba berubah jadi abu-abu dan saat itu Jared langsung tersentak bangun dari tidurnya dengan jantung berdentam-dentam. Tanpa sadar bibir Jared juga langsung menyebut nama Mara. Tidak tahu kenapa dia seperti bisa merasakan jika wanita itu sedang berada dalam bahaya. Karena tidak tahan terus memikirkan mimpinya semalam, Ja
Ternyata memang ada ular piton yang berenang di rawa dan suka membelit tubuh wanita. Mara sangat luar biasa kesal, mungkin sampai wajahnya merah padam. Jared benar-benar melepas semua pakaiannya hingga tanpa tersisa sedikitpun rasa malu di otaknya ketika berjalan santai memamerkan bokong kencang di depan Mara. Lagi pula Jared pikir Mara juga sudah cukup dewasa utuk sekedar melihat pria telanjang. Jared cuma tidak pernah tahu jika Mara bahkan masih perawan. Mara buru-buru pergi hingga hampir tersandung semak rumput dan yakin jika Jared pasti sedang merasa menang dan menertawakannya. Sepanjang perjalanannya pulang menunggangi kuda, tidak henti-hentinya Mara terus mengumpat dan memaki Jared Landon dengan berbagai nama mahluk terkutuk yang ternyata Mara juga baru sadar jika begitu banyak jumlahnya. Mulai dari yang bertaring, berbulu, samp
"Kudengar keluarga Clark juga memiliki peternakan kuda?" Mata Veronika langsung berbinar dan mengangguk. "Ya," jawab wanita itu sambil tersenyum manis pada Tobias Harlot. Tobias sengaja mengajak wanita itu untuk makan siang tentunya bukan tanpa tujuan. "Aku suka berkuda dan sering ikut pertandingan polo di Hampton." "Kami punya peternakan kuda thoroughbred terbaik di Kentucky." "Sebenarnya aku juga sedang mencari seekor thoroughbred untuk hadiah sepupuku." "Dengan senang hati aku akan menemani ke peternakan jika Anda berminat Mr. Harlot." Tentu Veronika juga tidak akan menyi
Jared Landon baru saja turun dari atas punggung seekor thoroughbred yang telah dia bawa berlari mengelilingi garis hutan. Penampilannya terlihat agak kasar dengan ikal rambut di dahinya yang sedikit berayun basah oleh keringat, lengan kemejanya juga cuma asal disingsingkan sampai sebatas siku menampakkan gumpalan otot lengan yang terbentuk alami oleh kebiasaanya menarik kekang kuda dan mengayunkan kampak. Walaupun agak berantakan dan tidak serba rapi seperti Tobias Harlot, tapi secara keseluruhan pemuda itu memang menarik bahkan Veronika masih terkejut bagaimana bisa ada pemuda seperti itu di peternakan keluarga Clark.Jared berjalan dengan langkah mantap menghampiri Mara yang sudah menunggu di depan pintu istal bersama dua orang tamunya. Mata pemuda itu sedikit mengernyit hingga dahi dan alis tebalnya ikut berkerut karena masih agak silau setelah dari tempat yang terik.
Veronika bersumpah akan membalas perlakuan Mara Clark yang telah berani mempermalukannya di depan Tobias Harlot. Veronika kembali bersumpah, sama seperti sumpahnya ketika bertekad untuk merampas semua yang menjadi milik gadis kaya itu. ***Hari sudah menjelang sore dan tidak ada siapapun ketika Mara mengembalikan kuda ke dalam istal. Sebenarnya Mara sudah berniat untuk segera kembali ke rumah tapi ia malah tergoda untuk mendekati Walker. Anak kuda jantan itu langsung mengendus-endus tangan Mara dan sedikit bermanja menggosokkan hidungnya. Akhir musim panas ini usia Walker akan genap satu tahun, tanpa terasa sudah hampir enam bulan Mara kehilangan adik perempuan dan ayahnya. Mara baru saja hendak memejamkan mata ketika mendengar suara pintu yang digeser dan seketika seluruh ruangan di dalam istal menjadi gelap gulita. Mara segera berpaling dan hanya mendengar ringkihan kuda. Tidak tahu kenapa Mara merinding walaupun biasanya dia bukan penakut, sampai kemudi
Para pekerja sedang mengubur Walker di samping kuburan kuda jantan Mr. Clark yang juga mati misterius beberapa bulan lalu. Mara cuma memperhatikan dari jendela kamarnya, memandang sedih pada tanah peternakannya yang seolah sudah tidak bertuan. Tanah, rumah, dan orang-orang yang sudah Mara anggap seperti keluarga, rasanya mustahil jika dia harus mencurigai salah satu dari mereka. Tapi apa yang dikatakan Jared kemarin memang masuk akal, sebenci apapun Mara pada pemuda itu tapi kali ini mau-tidak mau Mara harus mempertimbangkan kata-katanya. Mara kembali mengambil secarik kertas yang kemarin diberikan Jared padanya. Mara membaca lagi tulisan tangan Anelies dan sebentar kemudian buru-buru ingat utuk mengambil buku harian Anelies. Mara segera menempelkan sobekan kertas tersebut dengan halaman terakhir di buku itu yang juga terdapat bekas sobekan dan ternyata memang persis sama. Tanpa sadar M
Selai dikenal jenius Tobias juga merupakan orang yang sangat teliti dan efektif dalam bekerja. Tobias Harlot memulai pencariannya dengan mengumpulkan informasi mengenai berbagai ritual ekstrim yang salah satu fokusnya adalah ritual mandi mengunakan darah binatang. Sebagian besar pencarinya lebih mengarah pada kebudayaan masyarakat Kazakhstan, tapi mereka lebih sering mengunakan darah dari ternak kambing bukan kuda. Tobias pikir, 'jika berhubungan dengan kuda kemungkinan orang-orang tersebut juga merupakan orang-orang yang kehidupannya juga dekat dengan para kuda'. Tobias langsung kembali menyelidiki tanah peternakan keluarga Clark dan sejarah kepemilikan tanah tersebut. Ternyata jauh sebelum tanah tersebut dibeli oleh keluarga Clark dan dijadikan lahan peternakan kuda yang menjadi sejarah cikal-bakal berbagai pertandingan pacuan kuda di Kentucky, sebelumnya tanah tersebut juga sudah mer