Share

48. Kenapa Mereka Ada Di sini?

Author: Ulhy Maerhan
last update Last Updated: 2025-05-19 14:58:41

“Kapan hidupku bisa tenang?”

Pengawal sudah mengumpulkan beberapa informasi mengenai keberadaan Safina. Mereka bergegas ke rumah Angga untuk melaporkan informasi tersebut.

Pengawal menghampiri Angga di kediamannya bersama Sandra.

“Pagi, Tuan! Aku telah menemukan keberadaan Safina,” ucap salah satu pengawal.

Angga bertingkah angkuh kepada pengawal, sambil menarik ponsel yang disodorkan, “Mana? Kalian memang lelet. Dikasih tugas begini saja, kalian lama sekali kerjakan.”

Di balik tembok ruang tamu, Sandra mendengar percakapan Angga dengan pengawalnya. Sandra marah, karena cemburu.

“Kamu pembohong, Mas!” Sandra melemparkan bantal ke wajah Angga.

Angga mencoba menenangkan Sandra.

“Kenapa kamu masih mencari Safina? Kamu jatuh cinta sama dia, kan?!” amarah Sandra semakin meninggi.

Akhirnya, Angga marah kepada Sandra. Ia tidak terima dituduh mencintai wanita berburuk rupa.

Angga menjelaskan maksud rencananya, “Aku mencari Safina, karena masih ada yang harus dia lunasi. Pokoknya har
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   51. Terima Kasih, Mas!

    Merliam puas, setelah mengambil cek yang sudah ditandatangani Randy. Merliam mengikuti Angga ke mobil, mengira Angga tidak ingin menemui Safina lagi. Namun, ketika Merliam masuk ke mobil, Angga keluar dari mobil dengan membawa berkas.“Angga, mau ngapain di sana? Kita sudah dapatkan ini,” teriak Merliam dengan mengibaskan cek dari Randy.Angga tidak menghiraukan perkataan Ibunya. Ia tetap melangkah menuju Safina. Merliam di mobil saja menunggu Angga sambil menatap cek dan berangan-angan apa yang akan dilakukan nanti dengan uang sebanyak itu.Merliam sampai lupa dengan suami dan anaknya. Ia menyuruh sopirnya mengantarnya segera ke bank.“Hey, cepat kita ke bank!” perintah Merliam ke sopirnya.“Tapi, Bu! Tuan masih di sana. Kita tunggu Tuan dulu!” respon sopir dalam hati berkata, ‘idih lupa ingatan hanya karena uang.’Merliam tetap tersenyum terus menerus menatap cek tersebut.Angga tiba-tiba berada di samping Safina, di saat Safina bersandar lemas di pundak Randy. Randy dan Safina terk

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   50. Suasana Sangat Menegangkan

    “Tolong aku!”Randy bersama satpam datang tepat waktu. Ia mendengar Safina merintih kesakitan, sedangkan warga belum bisa masuk ke dalam rumah Safina.“Bayar sekarang! Kalo tidak ....” ancam Angga.Satpam dan Randy mendorong pagar rumah Safina hingga rusak dan terjatuh. Pengawal pun kewalahan melawan amukan warga.Randy berhasil masuk di rumah Safina. Ia sangat sedih jualan Safina terlihat ramuk, sepertinya ulah Angga.“Lepaskan, Safina!” teriak Randy.Safina di bawah masuk ke dalam rumah. Angga memegang erat Safina dan mengancamnya dengan pisau yang sudah berada di dekat leher Safina.Safina terus menjerit. Randy tidak kuasa menahan amarahnya. Tapi bagaimana caranya ia bisa menerkam Angga, sementara nyawa Safina terancam.“Safina bisa lepas, asalkan dia bisa membayar semua uang yang sudah dikeluarkan suamiku untuk Ibunya!” sahut Merliam.“Berapa totalnya, akan segera saya lunasi?” Randy menantang Merliam.Angga tertawa licik mendengar pertanyaan Randy. Ia menganggap remeh sahabat Saf

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   49. Tolong, Jangan Usik Kehidupanku Lagi!

    Randy, mana kamu?’Safina hanya bisa berteriak dalam hati memanggil Randy. Randy yang katanya pasti ada untuk Safina, tetapi baru kali ini, Randy tidak menghampiri Safina dari sejak pagi.Safina perlahan berdiri. Ia menguatkan badannya. Kebetulan saja, Angga melihat ponselnya yang terus berdering. Sandra menghubungi Angga, karena berkali-kali panggilannya tidak dijawab. Sandra mengirimkan pesan kepada Angga.“Tolong! Bawa aku sekarang ke rumah sakit!” isi pesan Sandra.Angga membaca pesan Sandra. Safina berjalan dan menutup mata, sebab tidak percaya bisa melawan dan memegang tangan Merliam.“Kembalikan ponselku, Bu!” sekali lagi Safina meminta kepada Merliam.Gerakan tangannya yang cepat mengambil kembali ponselnya di tangan Merliam. Karena ketakutan, tangannya tidak sengaja menyenggol dagu Merliam.“Safina!” teriak Angga dan Merliam secara bersamaan.Safina terkejut dengan suara teriakan mereka. Safina menyimpan kembali ponselnya di dalam saku celana. Untung saja saku celananya ada r

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   48. Kenapa Mereka Ada Di sini?

    “Kapan hidupku bisa tenang?” Pengawal sudah mengumpulkan beberapa informasi mengenai keberadaan Safina. Mereka bergegas ke rumah Angga untuk melaporkan informasi tersebut. Pengawal menghampiri Angga di kediamannya bersama Sandra. “Pagi, Tuan! Aku telah menemukan keberadaan Safina,” ucap salah satu pengawal. Angga bertingkah angkuh kepada pengawal, sambil menarik ponsel yang disodorkan, “Mana? Kalian memang lelet. Dikasih tugas begini saja, kalian lama sekali kerjakan.” Di balik tembok ruang tamu, Sandra mendengar percakapan Angga dengan pengawalnya. Sandra marah, karena cemburu. “Kamu pembohong, Mas!” Sandra melemparkan bantal ke wajah Angga. Angga mencoba menenangkan Sandra. “Kenapa kamu masih mencari Safina? Kamu jatuh cinta sama dia, kan?!” amarah Sandra semakin meninggi. Akhirnya, Angga marah kepada Sandra. Ia tidak terima dituduh mencintai wanita berburuk rupa. Angga menjelaskan maksud rencananya, “Aku mencari Safina, karena masih ada yang harus dia lunasi. Pokoknya har

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   47. Siapa Kamu?!

    “Aku tidak seperti dulu lagi, Mas.” Setelah bangun dari tidurnya, Safina merasa segar dan siap menjalani aktivitas dengan energi baru. Safina keluar menghirup udara pagi, perasaannya lebih tenang setelah menceritakan semua kesedihannya. Sementara Randy baru saja ingin berangkat ke kantor, ia kedatangan orang yang tidak di kenal. Mereka menyergap Randy, memaksa Randy untuk mengungkapkan keberadaan Safina. “Siapa kalian?!” teriak Randy. “Katakan, sekarang! Di mana Safina?!” Mereka adalah pengawal Angga yang terus memaksa Randy, menyilangkan tangannya ke belakang badan. Salah satu pengawal meninju perut Randy, agar Randy menjawab pertanyaan mereka. Sahabat Safina tersebut tetap bungkam, hingga tetangga depan rumahnya melihat keributan di rumah Randy. “Tolong! Tolong!” Teriak tetangga menyelamatkan Randy. Pengawal tersebut melepaskan Randy dan segera pergi. “Aku akan selalu mengejarmu selama Safina belum ada di tangan kami,” gertak pengawal, menunjuknya dengan mata sinis

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   46. Kesalahpahaman Warga

    “Banyak yang sayang sama aku. Aku tidak sendirian.”Safina dan Randy bertemu dengan Pak RT. Di situlah Safina mengungkapkan semuanya. Air mata pun tumpah menceritakan kesedihan sebelum menikah hingga sekarang masih dikejar oleh keluarga angkuh tersebut.Safina berlutut kepada Pak RT dan meminta, “Mohon, Pak RT terima aku di sini selama jangka waktu yang tidak bisa ditentukan!”Pak RT prihatin dengan kisah Safina. Ia percaya Safina dan Randy adalah orang baik. Walaupun secara hukum, Safina belum bercerai dengan Angga, tetapi secara agama mereka tidak bisa lagi tinggal bersama.“Sabar, Nak! Kalau mau tinggal di lingkungan di sini? Yah, silahkan! Asalkan jangan ada perbuatan yang tidak senonoh, yah?” tanggap Pak RT.Randy ikutan sedih. Ia menitip pesan kepada Pak RT, “Pak, Safina tinggal seorang diri di rumahnya. Aku tidak bisa setiap saat ada di rumah itu, jadi aku titip adikku ini sama Pak RT dan juga warga di sini!”Pak RT menenangkan Safina, bahwa di lingkungan tersebut keamanan suda

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   45. Dasar Manusia Aneh!

    “Berkat semangat dan dukunganmu, dengan perlahan usahaku membuahkan hasil yang bisa mengangkatkan derajatku.”Karya tulisan Safina sudah tersebar di platform, sehingga ia memiliki beberapa relasi yang dapat membantu mencari informasi mengenai pengembangan karya dalam tulisan. Safina berjanji bahwa perjuangannya tidak akan berhenti, ia terus mengasah otak dan semangat demi kelangsungan hidup.Randy terus mengingatkan Safina akan kesehatan dan keamanannya untuk saat ini. Setiap harinya, Randy mengawasi Safina, sebab kejanggalan sering ia rasakan.“Fin, kamu lagi ngapain?” Randy mengirimkan pesan kepada Safina.Safina masih sibuk dengan tulisannya. Ia belum sempat membaca pesan Randy. Terkadang ia lupa, bahwa Angga mempunyai banyak cara untuk mengabulkan keinginannya.“Aku khawatir dengan keselamatanmu. Ok! besok aku ke rumahmu untuk memasang CCTV, agar aku bisa memantaumu dari jauh,” tambahnya.“Safina terkejut dan tidak mengerti dengan pesan Randy, ia segera menghubunginya, tetapi Rand

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   44. Menulis Sebuah Cerita

    “Kupercaya dengan kekuatan do’a, sedihku berubah menjadi bahagia.” Teringat ketika Safina memasak di kediaman Dwicahyo. Walaupun, dirinya sangat dihina dan disiksa, mereka tidak pernah menganggap remeh masakan Safina, bahkan Safina sangat pandai memasak makanan kesukaan Angga. Randy membantu promosikan masakan Safina ke warga. Warga sekitar bergantian berdatangan di rumah Safina untuk membeli jualannya. “Wah! Semua masakannya enak, yah!” “Bisa jadi setiap hari aku beli makanan di sini. Soalnya anak-anakku sudah ketagihan makanan mbak.” Para warga berseru mengomentari jualan makanan Safina. Sudah beberapa hari Safina menjual makanan dengan berbagai macam lauk pauk, lumayan Safina bisa mengumpulkan untung jualannya. Siang hari biasanya jualan Safina sudah ludes. Randy pun ke rumah Safina membeli makanannya untuk makan siang. “Mbak, aku mau beli lauknya, masih ada nggak?” canda Randy, Safina lagi sibuk melap meja dan tempat lauk yang sudah dicucinya. “Maaf, Pak lauknya sudah ha—b

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   43. Aku Merindukan Semangatmu

    “Saatnya aku berubah.”Safina tinggal di rumah kontrakan jauh dari kediaman Angga. Randy menitip Safina kepada warga setempat untuk memantau sahabatnya, sebab ia tinggal seorang diri dan jarak rumah Randy juga jauh dari rumah kontrakan Safina. Ia khawatir Angga datang mengganggunya lagi.Randy menitipkan uang kepada Safina, untuk makan sehari-harinya. Pada saat Randy meninggalkan Safina dengan alasan ingin kembali ke kantor, tetapi pria bersahaja itu ternyata membeli bahan sembako untuk Safina, seperti beras, telur, gula, dan lain-lain.Tok! Tok!“Selamat sore!”Seorang pria mengetok pintu rumah Safina. Safina heran beberapa jam yang lalu ditinggal sama Randy, sudah ada yang mengetok pintu. Ia pikir Randy kembali lagi.“Sore. Tunggu, sebentar!” jawab Safina.Setelah membuka pintu, Safina kaget ternyata pria asing dengan membawa barang -barang sembako yang dipesan oleh Randy.“Maaf! Bapak siapa?” tanya Safina, melirik barang-barang di depan pintu, “Bapak cari siapa?”“Ini aku bawakan b

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status