Share

Seratus Empat Puluh Satu

Bab 141

Setelah aku menganti pakaian. Aku menghampiri putraku di dalam kamar. Jari mungil Bayu menari di atas buku gambar. Memberikan warna yang tepat dan sesuai.

"Bayu sedang apa?" tanyaku lembut dan bersahabat.

"Mewarnai," ucap anakku polos.

Aku menatap hasil gambar anakku. Ia pandai menggambar dan melukis. Hobi baru saat ini.

"Siapa yang mengajari kamu?"

"Papa."

Kuusap lembut surai anakku. Aroma shampo sejak dulu masih sama dan tak berubah.

"Bayu, tadi dipanggil Om Rey kok begitu?" Aku mulai bertanya perlahan mungkin ada hubungannya dengan mimpi Bayu kala itu. Ia mengatakan kalau aku tak boleh menikah.

"Om Rey akan ambil mama dari Bayu," ucap anakku polos. Tangannya tak berhenti mewarnai. Aku mengernyit heran, apakah ada orang yang berbicara hal tidak-tidak dengannya.

"Gak mungkin. Kamu anak Mama. Gak ada yang bisa memisahkan kita."

Bayu duduk dan menyilangkan kaki. Tatapan polosnya membuatku semakin gemas.

"Dulu Papa nikah lagi dan pergi meninggalkan Bayu. Ia memilih T
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status