Sentuhan Haram Suami Majikan

Sentuhan Haram Suami Majikan

last updateLast Updated : 2025-06-19
By:  Kak FonniaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.6
5 ratings. 5 reviews
72Chapters
8.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Khanza adalah seorang ART, namun pekerjaannya bukan hanya mengerjakan pekerjaan rumah saja. Akan tetapi, dia juga melayani suami majikannya di atas ranjang layaknya suami istri.

View More

Chapter 1

1. Hampir Tertangkap Basah

“Kenapa… kenapa Bapak ada di sini?” suara Khanza Alzea nyaris berbisik, nafasnya tercekat, tubuhnya membeku di tempat.

Rajendra Sky Anggakara, suami majikannya.

Khanza tidak tahu sejak kapan pria itu berada di kamarnya. Padahal pintu terkunci, dia yakin sudah menutupnya sebelum tidur. Tapi sekarang, pria itu berdiri di sana, tanpa suara, tanpa ekspresi, hanya sorot matanya yang berbicara.

Rajendra tidak menjawab. Hanya ada keheningan di antara mereka, ketegangan yang mencekik udara di sekitarnya. Lalu, pria itu melangkah maju, perlahan.

Langkahnya tenang. Terlalu tenang.

"P—Pak…" ucapnya dengan suara gemetar, hampir tak terdengar.

Khanza mundur, punggungnya membentur dinding. Ia bisa merasakan jantungnya berdetak kencang.

Rajendra menunduk sedikit, cukup dekat hingga Khanza bisa mencium aroma maskulin yang begitu khas dari tubuhnya. Aroma yang berbahaya.

Bibir pria itu melengkung tipis. "Jangan berteriak. Aku hanya ingin melihatmu lebih dekat."

Khanza merasa tubuhnya melemas. Ia harus keluar dari sini. Harus pergi. Tapi kakinya seakan tak bisa bergerak.

Lalu, tangan Rajendra terangkat.

Dan saat jemarinya hampir menyentuh wajah Khanza—

TOK! TOK!

Suara ketukan keras di pintu membuat tubuh Khanza tersentak.

Rajendra diam. Matanya masih menatap wanita yang ada di hadapannya itu. tetapi kini ada sesuatu yang lain di dalamnya. Sebuah peringatan.

"Lidya..." gumam Rajendra pelan.

Khanza membelalakkan mata. Suara itu adalah suara Lidya istri dari lelaki yang bersamanya itu.

“Khanza?” Suara Lidya disertai suara ketukan pintu.

Dengan jantung yang berdegup kencang, Khanza mendorong kuat tubuh lelaki itu. Matanya melotot ke arah Rajendra.

“Saya tidak mau dipecat oleh nyonya Lidya. Saya mohon Bapak diam di sini sampai istri Bapak pergi,” ucap Khanza.

Rajendra tidak menjawab. Dia melangkah mendekati Khanza dengan sorot mata tajam dan penuh damba.

“Saya akan turuti kemauan kamu, tapi ini tidak gratis.” Rajendra seakan mengambil kesempatan itu untuk melakukan aksinya yang sempat tertunda karena kedatangan istrinya itu.

“Terserah, Bapak.” Khanza tidak peduli, saat ini dia hanya berharap Rajendra tetap diam sampai Lidya pergi dari sana. Setelah itu barulah dia mengusir suami majikannya itu.

“Khanza? Apa kamu sudah tidur?” panggil Lidya lagi.

“Ya, Bu. Saya belum tidur,” sahut Khanza. Ia membukakan pintu dan menemui majikannya yang berdiri di depan pintunya.

Lidya menatap lekat wajah pucat dan berkeringat ART-nya itu. “Kamu kenapa? Kamu terlihat seperti orang panik,” tanya Lidya.

“Saya hanya kaget saja saat dipanggil sama Ibu. Tadi saya sudah tidur,” jelas Khanza yang tentunya berbohong.

“Gitu ya? Oh iya, apa tadi Mas Rajendra kasih tahu kamu kalau dia pergi?” tanya Lidya.

“Saya tidak tahu, Bu. Pak Rajendra juga tidak beritahu saya.” Lagi dan lagi Khanza terpaksa harus berbohong lagi. Karena, jikalau dia mengatakan yang sebenarnya makanya sudah pasti akan terjadi masalah besar dan pastinya dia akan dipecat dari pekerjaannya itu.

“Oh, saya pikir dia kasih tahu kamu. Kalau begitu saya ke kamar dulu.” Lidya langsung kembali ke kamarnya tanpa merasa curiga sama sekali pada ART yang baru beberapa bulan kerja di rumahnya itu.

Khanza bernafas lega, kemudian dia dengan cepat menutup pintu kamar. Tubuhnya ia sandarkan pada pintu, ia berdiri di sana sambil mengelus dadanya. Ia benar-benar takut kalau sampai ketahuan majikannya itu.

Dari sudut kamar mata elang Rajendra menatap tajam ke arah Khanza. Tidak berselang lama ponselnya berdering tanda ada panggilan masuk dan yang menelponnya adalah Lidya, istrinya.

Rajendra mengangkat panggilan dari Lidya dan berbicara dengan suara kecil. “Ada apa?” tanya Rajendra.

“Kamu dimana, Mas? Saya sudah sampai di rumah, tapi kamu tidak ada di rumah?” Suara Lidya dari seberang sana.

“Lagi main di rumah teman,” jawab Rajendra berbohong.

“Pulang jangan sampai larut malam, Mas. Soalnya besok aku akan ke luar kota, aku ada kerjaan di sana.”

Mendengar perkataan Lidya, Rajendra memutar jengah bolanya sambil mengusap gusar wajahnya. Istrinya itu selalu ke luar kota dan selalu sibuk dengan pekerjaan. Sampai lupa dengan tugasnya sebagai istri. Semuanya dia serahkan pada ART dan itu sangat memuakkan bagi Rajendra.

Pernikahan mereka sudah menginjak satu tahun, tapi istrinya itu tidak pernah melakukan perannya sebagai istri. Lidya selalu sibuk dengan pekerjaan dan juga sibuk dengan urusannya yang lain.

Rajendra merasa kesepian, karena selalu ditinggal ke luar kota. Sekarang yang ada di rumah yang menyiapkan segala kebutuhannya adalah Khanza, ART pilihan istrinya.

“Berapa hari?” tanya Rajendra setelah diam beberapa menit.

“Dua minggu, Mas. Nanti semua perlengkapan dan kebutuhan Mas disiapkan sama Khanza,” kata Lidya.

“Oke, kalau begitu. Kamu tidur duluan saja, aku masih mau main sama teman-teman.” Tidak mau berlama-lama dan tidak mau membuang waktu bersama ART cantik pilihan istrinya itu dia pun langsung mematikan sambungan telepon.

Usia berbicara dengan Lidya, Rajendra melempar ponselnya ke arah ranjang. Kemudian kakinya melangkah menghampiri Khanza yang masih berdiri mematung di depan pintu.

“Ja–jangan mendekat, Pak.” Dengan satu tangannya Khanza memberikan aba-aba agar suami majikannya itu tidak mendekat.

Rajendra tetap diam. Namun, langkahnya terus menghampiri Khanza. Ia tidak peduli dengan larangan Khanza yang meminta untuk tidak mendekat.

Matanya menatap lekat wajah cantik nan ayu wanita yang selama ini mempersiapkan segala kebutuhannya layaknya seorang istri. Wajah itu begitu damai, lembut, menenangkan… sesuatu yang sudah lama tak dia rasakan dari pernikahannya.

Rajendra semakin mendekat. Tangannya terangkat, hampir menyentuh pipi Khanza. Nafas wanita itu tercekat, tubuhnya menggigil kecil saat merasakan hawa tubuh pria itu begitu dekat.

“Pak… jangan,” Khanza berbisik, nyaris seperti desahan ketakutan.

Tangan Rajendra nyaris menyentuh kulit halus itu, lalu tiba-tiba terhenti. Dia diam, jemarinya menggantung di udara.

Pandangan Rajendra masih menatap Khanza, tapi dalam sekejap sorot matanya berubah. Bukan lagi sorot pemangsa yang haus akan pelarian, melainkan kekosongan yang tiba-tiba menguasai seluruh dadanya.

Dan di sanalah, di detik itu juga, kesadarannya menabrak dirinya sendiri.

Apa yang sedang ia lakukan?

Hanya karena kesepian, hanya karena istrinya lebih sibuk dengan dunia luar daripada rumah sendiri. Dan sekarang, di hadapan perempuan yang bahkan hanya melakukan tugasnya sebagai ART untuk patuh pada perintah majikannya, dia hampir jatuh. 

Tanpa sepatah kata pun, Rajendra menurunkan tangannya perlahan. Tatapannya jatuh, tidak lagi menatap Khanza. Tubuhnya mundur satu langkah.

Suasana mendadak sunyi, hanya suara napas mereka yang tersisa. Satu berat dan tertahan, satu cepat dan cemas.

Tanpa berkata apa-apa, Rajendra memutar tubuh dan melangkah pelan menjauh, menghilang dalam bayang kamar tanpa meninggalkan jejak atau alasan.

Bukan karena takut pada Khanza. Tapi karena takut melihat bayangan dirinya sendiri, bayangan yang hampir mengkhianati satu-satunya ikatan yang masih tersisa dalam hidupnya.

Sementara Khanza, untuk saat ini dia merasa lega ketika Rajendra pergi. Namun, bagaimana jika nanti tuannya itu benar-benar bisa berbuat lebih … akankah Khanza mampu menolaknya?

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Novita Lestari A
mantab.. bagus..
2025-08-01 12:14:16
0
default avatar
Heri Yana
keren aku suka banget lanjuuuuut
2025-06-26 02:47:57
0
user avatar
Hamfa Merman
Kisah seorang wanita muda yang pergi ke ibu kota untuk meraih mimpi malah mendapati CEO luar biasa aneh yang tinggal tepat di sebelah kamar apartemen miliknya. Baca hanya di novel berjudul CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR. Dijamin seru, menegangkan, dan baku hantam serta adu mulut pun ada.
2025-06-25 15:29:39
0
user avatar
Mirielle
bagus kak ceritanya. jangan lupa mampir di karya terbaruku ya, Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan....
2025-05-28 20:46:44
0
user avatar
Elin Liin
ceritanya sangat menarik, Terima kasih author, ku tunggu update nya
2025-05-23 19:30:41
0
72 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status