Share

15. Dalam Cinta

Mereka turun ke lantai dasar dengan menggunakan lift seperti kemarin. Tidak ada orang lain yang melewati tempat itu, selain keluarga dari pasien VIP. Sementara sopir sudah siap menunggu dan membukakan pintu mobil untuk mereka.

Tama duduk dengan melihat ke jendela. Sementara Riti duduk di sampingnya dengan gelisah, ia tidak percaya diri karena penampilannya.

“Apa kita akan pulang? Aku lapar!” kata Riti dengan wajah memelas pada Tama.

“Iya! Aku tahu!” kata Tama dengan wajah datarnya.

Sebenarnya ia juga lapar, tapi rumah sakit tidak menyediakan makanan untuk dirinya dan tidak ingin makan pula di sana. Ia tidak nyaman sebab aroma rumah sakit itu tidak membuatnya berselera.

Melihat sikap Tama, Riti semakin yakin, kalau pria itu hanya bicara cinta di depan ibunya. Tidak mungkin ia bersikap begitu datar pada wanita yang dicintainya. Ia tidak memiliki gairah, setiap kali Riti mengajaknya bercinta.

Dalam cinta itu ada hasrat untuk saling memiliki, memuaskan dan membahagiakan, tapi sikap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status