Home / Rumah Tangga / Hamil di Malam Pertama / Bab 8 : Menikah Karena AIB

Share

Bab 8 : Menikah Karena AIB

Author: Evhae Naffae
last update Last Updated: 2021-08-17 12:51:53

Hamil di Malam Pertama

Bab 8 : Menikah Karena Aib

Hari ini Mama dan Papa akan menikahkanku dengan Kak Zaki, katanya demi menutupi aib. Cih, aib! Dikira hanya mereka saja malu akan omongan orang-orang, aku lebih lagi. Kutatap perut yang kian membuncit, yang membuatku kesesahan untuk bergerak dan membuatku risau akan gerakannya di dalam sana, entah anak siapakah dia? Sungguh menyebalkan sekali takdir ini, seenaknya saja Tuhan membuatku hamil tanpa kuketahui siapa pelakunya.

‘Cekrek’

Terdengar pintu kamarku dibuka seseorang dan itu ternyata Mama yang sekarang sudah mendapat gelar nenek sihir karena sepak terjangnya sekarang, yang masih saja suka marah tak jelas.

“Nak, kamu udah mandi?” tanyanya lembut.

“Udah, ada apa?” Kulirik tajam dirinya yang terlihat sudah rapi.

Kuraih ponsel yang ada di samping bantal dan membuka game favoritku, yang biasa kumainkan setiap detik jika sedang bosan.

“Kok masih pakai daster sih? ‘Kan sebentar lagi kamu akan menikah dengan Zaki di bawah sana!” ujarnya dengan mengambil pakaian yang tadi malam diletakkannya di dalam lemariku.

Aku hanya diam, dengan posisi masih duduk di atas tempat tidur sambil bermain game.

“Bunuh dia!” ujarku kesal karena saking menghayati game ini.

“Vaulin, ayo ganti baju!” perintah Mama dengan menyodorkan gamis berwarna putih kepadaku.

“Kok bajunya kayak mukena gitu? Aku nggak suka!” ketusku.

“Vaulin, ayo pakai! Biar perut besarmu tak terlalu tampak, walau yang hadir hanya Pak Penghulu dan dua saksi. Ayo cepat, Mama bantu masang bajunya!” Mama mengambil ponsel di tanganku lalu menyimpannya di atas nakas.

Karena malas ribut, aku menurut saja saat Mama mengganti bajuku dengan gamis yang kedodoran ini. Terserah saja, nikahnya juga sama Kakak sendiri, waktu sama Mas Yuta udah pakai kebaya bagus kok. Eh ... malah ingat dokter gila perawan itu lagi, cih aku benci dia!

“Pakai jilbab juga?” Aku menatap jengkel Mama.

“Iya, nurut aja kamu!” jawab Mama sambil memasangkan jilbab juga menepuk wajahku dengan bedak tipis dan lipstik.

Taklama kemudian, Mama sudah menggandeng tanganku menuruni anak tangga yang sampai hari ini masih membuatku penasaran ingin ter-jun sampai ke bawah sana dengan tanpa menapakinya satu persatu. Besok-besok aku harus mencobanya, turun tangga dengan sekali lom-pat saja.

“Ayo duduk di sini!” Mama menyuruhku duduk di samping Kak Zaki yang terlihat sudah rapi dengan baju koko berwarna putih juga kopiah berwarna hitam, dia terlihat seperti mau pergi sholat jumat saja, padahal perasaaan hari ini minggu.

Kak Zaki terlihat fokus ke depan dan tak mau menolehku sedikit pun, mungkin sedang menghapalkan ijab kabul bohong-bohongan ini. Nikah karena untuk menutupi aib kok diseriusi begitu, aku aja santai.

“Bagaimana, Pak Malik, Mas Zaki, apa bisa dimulai sekarang ijab kabulnya?” tanya pria yang sepertinya berperan sebagai penghulu dalam drama ini.

“Iya, Pak Penghulu, silakan dimulai sekarang!” jawab Papa.

“Hmm ... baiklah kalau begitu, prosesi ijab kabul akan segera kita mulai. Sebelumnya akan saya ingatkan lagi akan hukumnya menikahi wanita yang sedang hamil, bahwasannya ... sang suami belum boleh menggauli istrinya sampai sang istri melahirkan dan menikah kembali saat anaknya telah lahir. Pak Malik juga sudah menjelaskan tentang status masa iddah Mbak Vaulina yang sebenarnya akan habis setelah melahirkan nanti, akan tetapi karena sesuatu hal ... maka pernikahan ini harus tetap dilaksanakan. Saya juga berani melakukan hal ini berdasarkan permintaan Pak Malik dan Saudara Zaki sendiri,” jelas Pak Penghulu yang menurutku hanya basa-basi membuang waktu saja, aku capek duduk seperti ini, enaknya itu selonjoran.

“Iya, Pak Penghulu, saya yang akan menanggung semuanya. Semua demi kebaikan putri saya, karena ini masa-masa sulit baginya juga kami,” jawab Papa dengan wajah yang menurutku hanya pura-pura sedih.

Pak penghulu mengangguk dan bersiap menjabat tangan Kak Zaki, kakakku yang lumayan tampan tapi belum pernah punya pacar itu. Heran juga, biar diuber-uber cewek dari jaman SMA sampai kuliah, dia tetap cuek saja, nggak ada yang ditanggapin. Malahan kalau dapat kado dari para fansnya, dikasih ke aku. Setiap malam minggu juga, nyantainya ya sama aku.

“Muhammad Zaki bin Hamzah (alm) saya nikah dan kawinkan engkau dengan Vaulina binti Lukman Malik dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan sebentuk cincin emas dibayar, tunai!” Ijab kabul palsu pun dimulai.

“Saya terima nikah dan kawinnya Vaulina binti Lukman Malik dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan sebentuk cincin emas dibayar tunai!”

“Bagaimana para saksi, sah?”

“Sah!”

“Alhamdulillah!”

Setelah Pak penghulu selesai membaca doa, Kak Zaki memasangkan cincin bermata love ke jari manisku dan dia memintaku mencium tangannya. Dia tersenyum senang saat aku terpaksa salim kepadanya sebab rasanya jengkel saja menjadi pemeran utama dalam drama nikah palsu ini.

Aku yang sedang malas tersenyum, membuang wajah dari pandangannya. Aku itu bawaannya benci dengan semua orang, terutama bayi terkutuk di dalam perutku ini.

“Udah selesai ‘kan, Ma? Pinggangku sakit ini, mau selonjoran,” ujarku dengan meringis, memegangi perut juga pinggang.

“Sudah selesai, Mbak Vaulin sudah bisa istirahat sekarang.” Pak Penghulu yang menjawab.

Mama membantuku bangkit dan berpindah ke ruang tengah, di tempat favoritku menghabiskan waktu di kala siang yaitu dengan menonton sinetron omong kosong.

“Ma, ambilin dasterku di kamar!” perintahku kepada Mama.

Dia mengangguk dan menyuruh Bik Ijah yang mengambilnya ke kamarku di lantai atas, aku capek turun naik tangga, nunggu udah malam baru ke sana.

“Ini, Non, dasternya.” Bik Ijah memberikan daster itu ke tanganku.

Aku mengulurkan tangan ke atas, meminta bantuan kepadanya untuk bisa bangkit. Aku melangkah menuju kamar Kak Zaki, mau numpang ganti baju di kamar dia saja, sekarang ‘kan dia sudah jadi pemeran utama suami palsuku. Kami berdua akan mulai melakoni drama dengan judul ‘saudara tapi nikah’ hahhh ... kalau dibikin cerbung pasti laku keras ini.

‘Cekrek’

Pintu kamar terbuka, padahal aku belum sempat memakai dasterku.

“Ngapain kamu di sini, Dek?!” Kak Zaki terkejut dan langsung membalikkan tubuhnya menghadap pintu.

“Numpang ganti pakaian, mau naik ke atas ... nggak kuat jalan aku,” jawabku dengan sambil memasang dasterku dan membiarkan saja gamis kedodoran itu tergeletak saja di lantai kamar Kak Zaki.

Kulewati tubuh pria jangkung itu dan membuka pintu kamar, dia langsung menoleh ke arahku dengan menghembuskan napas.

“Kenapa, Kak? Udah suami istri juga, walau hanya demi menutupi aib!” lirihku sambil melewatinya.

“Bukan karena aib, Dek, tapi karena kita memang ditakdirkan untuk selalu bersama. Kak Zaki sayang sama kamu, lain kali kalau mau ganti baju, pintunya jangan lupa dikunci dulu!” Dia menarik tanganku dan membuat mata kami saling bertatapan untuk beberapa saat.

Aku hanya memutar bola mata jengah, lalu menarik tanganku dari genggamannya. Kulangkahkan kaki ke dapur untuk mencari makanan sebab bawaannya selalu lapar saja. Akan tetapi, takkan kubiarkan ba-yi di dalam sana bisa makan enak. Akan kubuat dia ke-pe-dasan di dalam sana dengan mencemil kripik super pedas ini. Rasakan bayi setan, akan ku-sik-sa ka-mu!

Bersambung .... 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Anni Ismaryani
sy sdh baca sampai ketauan persekongkolan dokter wanita dg temannya sesama dokter untuk merusak vaulina. tp ku harus ngulang dr bab 8, kelamaan ditinggal sampai lupa ceritanya dan ini mau lanjut hrs buka dr bab 8 lagi n bayar lagi...
goodnovel comment avatar
SYAHRUL CALU
penasaran lanjut terussssd
goodnovel comment avatar
Krisna Maryulis
critanya menarik to koinya mahal. bgt
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hamil di Malam Pertama   Extra Part 5

    Hamil di Malam PertamaExtra Part 5 (Kisah Caroline)Setelah berhasil membobol berangkas milik Erlin, Caroline segera memindahkan uang dan perhiasan itu ke dalam tasnya. Senyum mengembang sambil menatap suami dan madunya yang tertidur dengan pulas karena pengaruh obat tidur racikannya, mantan dokter ahli kandungan. Ia tak menyangka kalau madunya itu menyimpan uangnya di rumah dan kodenya berangkas itu tanggal lahir Rendy—suami mereka.Taklama kemudian, Caroline sudah berada di dalam mobil Erlin dan memacunya pelan untuk keluar dari perkarangan rumah bertingkat dua itu. Tak lupa ia tutup kembali pintu pagar, lalu mulai melajukan mobil hitam itu membelah jalanan. Hatinya begitu puas karena sudah berhasil merampok seluruh uang dan perhiasan milik Erlin, madunya yang tajir melintir namun pelit itu.“Selamat tinggal Erlin, Mas Rendy kuberikan kepadamu. Milikilah dia seutuhanya, sedangkan aku akan memiliki uang, perhiasan juga mobilmu,” lirih

  • Hamil di Malam Pertama   Extra Part 4

    Hamil di Malam PertamaExtra Part 4 (Kisah Caroline)Saat Rendy dan Caroline kembali ke meja mereka, ada seorang pria yang duduk di sana, bersama Erlin.“Nah ini dia Caroline, Mas Rohit. Gimana, dia cantik ‘kan? Cocok ‘kan dia kalau kerja sama Mas Rohit?” Erlin menyunggingkan senyum sambil menunjuk ke arah sang madu yang terlihat sedang kesal itu.“Hmm ... sangat cocok. Mana berkas yang saya suruh siapakan kemarin? Saya akan urus pasport juga kelengkapan lainya,” jawab Rohit, yang bekerja sebagai agen TKW untuk dikirim ke Hongkong. Tatapan matanya menatap Caroline dari atas hingga bawah, ia terpesona akan kecantikan wanita blasteran Jerman itu.“Kalian sedang membicarakan apa ini, Er? Siapa dia?” Rendy menatap sang istri dan pria di hadapannya.“Ini berkasnya sudah saya siapkan, Mas Rohit. Semoga prosesnya cepat.” Erlin segera menyerahkan berkas yang ia keluarkan dari dalam ta

  • Hamil di Malam Pertama   Extra Part 3

    Hamil di Malam PertamaExtra Part 3 (Kisah Caroline)Pukul 13.00, Rendy berserta dua istrinya juga anak kembarnya sudah berangkat menuju restoran. Ternyata Erlin mau merayakan ulang tahun pernikahan mereka sekalian bertemu agency yang menangani tentang TKW yang akan dikirim ke Hongkong dan Rendy tak mengetahui tentang hal itu, dia tahunya mereka akan makan siang bersama hanya untuk merayakan anniversary mereka saja.“Mbak Car, tolongin antar Mona dan Moni ke toilet dong!” perintah Erlin kepada Caroline yang saat itu baru saja hendak menikmati makanan di hadapannya.Caroline meletakkan kembali sendok makanannya lalu menuruti perintah madunya itu, digandengnya dua anak kembar Erlin dan suaminya yang kini berusia 4 tahun itu. Ia menyayangi Mona dan Moni walau membenci mamanya, sebab ia ikut andil dalam merawatnya sejak baru dilahirkan.Taklama kemudian, Caroline sudah menggandeng kedua anak kembar suaminya itu keluar dari toilet. Ia lantas

  • Hamil di Malam Pertama   Extra Part 2

    Hamil di Malam PertamaExtra Part 2 (Kisah Caroline)“Mas, aku nggak minta kamu kerja, aku cuma mau kamu menceraikan Caroline!” pekik Erlin kesal.“Aku tak mau menceraikan siapa pun, aku takkan mau melakukan hal yang dibenci Allah itu. Maafkan aku, Er .... “ Rendy pura-pura sedih sambil duduk di pinggir tempat tidur.“Mas, aku nggak sanggup lagi ... kalau harus terus begini, aku nggak sanggup harus berbagi suami begini. Hatiku sakit, Mas.” Erlin tak dapat lagi menahan tangisnya.Rendy mendekati istri keduanya itu, yang wajahnya tak secantik Caroline. Erlin hanya memiliki tinggi 150 cm saja, sedangkan Caroline 168 cm. Warna kulit keduanya pun jauh berbeda, Caroline berkulit putih, sedangkan Erlin sawo matang. Itu juga alasan Rendy tetap mempertahankan Caroline, ia menikahi Erlin si janda kaya raya itu hanya demi kesejahteraan hidupnya karena Erlin mempuny

  • Hamil di Malam Pertama   Extra Part 1

    Hamil di Malam PertamaExtra Part 1 (Kisah Caroline)Caroline menyeka keringat di dahinya setelah selesai membersikan rumah yang akan mereka kontrakan, yang letaknya berada tepat di sebelah rumah madunya yang kini juga menjadi tempat tinggalnya. Ia tak punya pilihan lain, selain harus menuruti keinginan suaminya yang ingin berpoligami agar mereka bisa tetap hidup. Semua ia lakukan karena rasa cinta yang teramat sangat, yang membuatnya rela diperlakukan seperti pembantu sejak beberapa tahun terakhir ini.“Car, aku lapar.” Pria pengangguran tapi memiliki dua istri itu menghampiri Caroline lalu duduk di depan meja makan.“Hmm ... Mas ... maaf ... aku belum sempat masak,” jawab Caroline.“Ah ... kamu ini, kok belum masak sih?” Rendy—sang suami terlihat berang karena sudah menjadi kebiasaannya setelah bangun tidur, makanan harus sudah terhidang di atas meja.“Aku baru selesai bersihin rumah sebelah,

  • Hamil di Malam Pertama   Bab 84 (Tamat)

    Hamil di Malam PertamaBab 84 (Tamat)Dengan percaya diri, Willy langsung membeli sebuah cincin dan buket bunga untuk ia berikan kepada Margareta, Mama dari Cris, anak laki-laki yang ia sayangi itu dan ingin menjadi sosok ayah yang baik untuknya. Ia tak peduli akan umur mereka yang terpaut hampir sepuluh tahun itu, yang ia inginkan hanya menyempurnakan agamanya. Ia berharap ridho dan keberkahan dari Yang Maha Kuasa, ia ingin menjadi pelindung untuk keduanya apalagi Cris pernah berkata kepadanya, kalau ia ingin punya ayah meski mamanya sudah baik, namun tetap saja ia menginginkan keluarga yang lengkap.“Mar, maaf ... jika saya lancang tapi ... saya tetap harus mengatakan semua ini, agar kamu tahu kesungguhan ini. Saya ... ingin melamarmu jadi istri, saya ingin menjadi ayah untuk Cris, putramu. Saya ... ingin ... kita bisa

  • Hamil di Malam Pertama   Bab 83 : Hilangnya Cinta

    Hamil di Malam PertamaPart 83 : Hilang CintaCinta alias Yuta kembali ke rumahnya dengan perasaan yang tak menentu, ia sudah lelah menangis dan semuanya takkan kembali seperti semula. Walau menangis darah pun, fisiknya takkan bisa kembali lagi seperti semula.“Apa yang harus kulakukan dengan tubuh ini?” Yuta menatap dirinya di depan cermin, penyesalannya begitu mendalam atas perbuatan yang hanya karena emosi sesaat namun berakibat sangat fatal.Pria dengan bentuk fisik wanita itu menghela napas berat lalu duduk di tempat tidur. Diraihnya ponsel dari dalam tas lalu mulai berselancar di sosial media, mencari informasi tentang pesantren yang dapat ia datangi untuk memulai tobatnya.***Sedan

  • Hamil di Malam Pertama   Bab 82 : Putraku Sudah Mati

    Hamil di Malam PertamaPart 82 : Putraku Sudah Mati“Kalau Yuta meninggal nanti ... Yuta harap ... bisa diproses sebagai pria walau bentuk tubuh ini sudah berubah. Yuta menyesal melakukan ini semua, Ma.” Cinta alias Yuta kembali menyeka air matanya. “Papa mana, Ma? Yuta mau minta maaf sama dia. Setelah ini, Yuta akan pergi.”“Nak, maafkan Mama juga ... yang tak mensupportmu ketika di penjara ... sehingga kamu menjadi seperti ini. Andai mama tak ikut papamu ke luar negeri dan tetap memperhatikanmu, mungkin kamu takkan mengalami hal-hal buruk itu. Maafkan Mama, Yuta.” Utami memeluk putra tunggalnya itu.“Mama nggak salah, terima kasih sudah mengenali Yuta, Ma.” Cinta alias Yuta mengusap bahu mamanya.Aulian yang sejak beberapa menit yang lalu mendengarkan pembicaraan Utami dan wanita muda yang mengaku Yuta itu mengerutkan dahi, sambil menatap adegan tangis-tangisan itu.“Kamu sakit kanker l

  • Hamil di Malam Pertama   Bab 81 : Pulang

    Hamil di Malam PertamaPart 81 : PulangUntuk beberapa saat, kedua Ibu dan anak itu saling tatap.“Mau cari siapa, ya?” tanya Utami, wanita paruh baya yang sudah melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Prayuta Aulian yang kini telah meninggal, begitu kabar yang ia dengan walau tak diketahui di mana makamnya.Cinta alias Yuta langsung menangis dan berlutut di depan kaki mamanya. Utami yang tak mengenali lagi putra semata wayangnya tentu saja keheranan.“Kamu ini siapa? Dan ada apa?” tanya Utami sambil menarik kaki mundur ke belakang.Cinta masih saja berjongkok dengan air mata yang terus mengalir, perasaannya semakin mudah tersentuh layak seorang wanita sejak fisiknya berubah total.“Bangun, Mbak, jangan berjongkok seperti ini! Kamu ini siapa dan ada keperluan apa?” tanya Utami dengan sebuah praduga di kepalanya.Cinta alias Yuta segera bangkit sambil menyeka air matanya, ia menggigit

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status