Share

Di Mana Uangku?

Bi Munah memperhatikan tubuhku. Kedua alisnya terpaut seakan heran dengan yang dilihatnya.

"Lihat itu tanganmu, Wi. Muncul bintik-bintik merah begitu," kata Bi Munah.

Aku melihat gagang sapu. Benar saja, punggung tanganku keluar bintik-bintik merah dan rasanya gatal. Kugulung ujung lengan bajuku yang panjang, betapa terkejutnya aku karena bintik-bintik merahnya kini menyebar hingga ke seluruh bagian tangan. Pantas saja dari tadi aku merasa gatal.

"Iya, Bi. Rasanya gatal-gatal. Jangan-jangan benar kata Bi Munah, tanah ini mengandung guna-guna!" ucapku khawatir.

"Nah, kan bener! Mertuamu itu emang gercep kalo soal main dukun," jawab Bi Munah.

"Aku harus gimana, Bi?"

"Ya satu-satunya cara kamu harus menuruti keinginannya. Kalau tidak, ya kamu harus kuat," jawab Bi Munah.

Setelah menjawab pertanyaannya, Bi Munah pamit pulang. Aku lanjut menyapu dan mengepel lantai. Pagi ini aku bangun kesiangan karena lelah sekali hari kemarin, aku juga lagi haid jadi tidak salat subuh. Sehingga, a
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status